Setiap orang di dunia sebenarnya mengalami kecemasan dengan cara dan cirinya sendiri-sendiri, karena rasa cemas dan kecemasan merupakan kondisi manusiawi selama manusia hidup, selama ia masih waras. Sesekali di dalam hidupnya seseorang mengalami rasa khawatir dan rasa takut yang dapat saja terus memburuk seiring dengan waktu. Hal tersebut akan mencetus stres, lalu muncul rasa cemas, sampai dapat menjadi suatu gangguan kejiwaan yang disebut anxiety disorder. Dalam bahasa Indonesia dapat dijelaskan sebagai “gangguan kecemasan.” Salah satu ciri khas penderitanya adalah terlalu memikirkan segala sesuatu lebih dari yang biasa dilakukan oleh orang normal, yang sering disebut sebagai “over thinking.”
Seperti yang kita ketahui, stres adalah kondisi yang muncul setelah adanya stressor atau penyebab stres pada fikiran/ perasaan (jiwa) atau pada tubuh (raga). Semua hal yang menyebabkan ketidaknyamanan dan sakit pada jiwa dan raga dapat mencetus stres. Sementara kecemasan atau anxiety muncul dari adanya rasa cemas (anxious) dalam fikiran seseorang, yang merupakan respon alamiah tubuh terhadap kehadiran sebuah stres. Jadi stres muncul lebih dahulu, lalu dapat mencetus kecemasan. Bila didefinisikan, kecemasan merupakan rasa khawatir tentang sesuatu yang akan terjadi. Misalnya ketika akan melaksanakan ujian, menghadapi wawancara pekerjaan, menjelang akad nikah, harus berbicara di depan umum, hari pertama di sekolah atau di tempat kerja, menonton pertandingan olah raga, dll.