Bila terlalu banyak lemak menumpuk di liver (hati), terjadi kondisi yang disebut sebagai fatty liver atau hati yang berlemak. Dalam istilah kedokteran disebut sebagai hepatic steatosis. Dalam liver kita normal saja bila terdapat lemak, namun dalam jumlah yang tidak banyak. Liver adalah organ terbesar di tubuh manusia yang memiliki lebih dari 5000 fungsi. Salah satunya bertugas memproses nutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta menyaring zat-zat berbahaya di dalam darah. Timbunan lemak dalam jumlah besar akan merusak fungsi-fungsi liver ini dan dapat membentuk jaringan parut. Pada kasus yang berat jaringan parut ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi liver yang dapat berujung pada kematian.
Terdapat tiga jenis penyakit fatty liver, namun yang ketiga lebih jarang terjadi, sbb.:
- Alcoholic fatty liver disease (AFLD), memegang porsi 70-75% dari seluruh kasus fatty liver, yaitu ketika tumpukan lemak dalam liver terjadi pada orang yang terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol. Bila tidak diikuti dengan peradangan, disebut sebagai simple AFLD. Bila peradangan sudah muncul disebut alcoholic steatohepatitis (ASH) atau alcoholic hepatitis. Tanpa penanganan dapat berujung gagal liver dan kematian.
- Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD), 25-30% dari total kasus fatty liver, yaitu ketika terjadi pada orang yang tidak mengkonsumsi minuman beralkohol. Bila sudah terjadi peradangan disebut nonalcoholic steatohepatitis (NASH), yang sama bahayanya dengan ASH.
- Acute fatty liver of pregnancy (AFLP), yaitu jenis fatty liver yang terjadi saat kehamilan, terutama pada trimester ketiga. Walaupun jarang, tapi merupakan komplikasi kehamilan yang serius. Bila tidak tertangani dapat berisiko pada ibu dan bayi dalam kandungannya. Bayi biasanya harus segera dilahirkan, dan AFLP dapat sembuh sendiri beberapa minggu setelah persalinan.
Fatty liver dapat berkembang melalui 4 tahapan untuk dapat mencetus masalah pada liver, sbb.:
- Simple fatty liver: Mulai terjadi penumpukan kelebihan lemak di dalam liver, tapi berhenti sampai penumpukan lemak saja. Sebagian besar tidak berbahaya.
- Steatohepatitis: Selain penumpukan lemak, juga terjadi peradangan di dalam liver (terjadi hepatitis).
- Fibrosis: Peradangan yang terus terjadi menyebabkan terbentuknya jaringan parut. Tapi liver masih bisa berfungsi normal.
- Cirrhosis: Jaringan parut di liver meluas, sampai mengganggu fungsinya. Merupakan tahapan yang paling berat dan tidak dapat dibalikkan lagi (irreversible).
Tanda dan Gejala Fatty Liver
Saat hanya terjadi fatty liver tanpa peradangan, tanda dan gejala awal dari AFLD dan NAFLD sangat mirip. Tubuh tidak menunjukkan gejala apapun, kecuali terdeteksi saat dilakukan pemeriksaan pencitraan seperti USG liver. Saat penumpukan lemak semakin banyak yaitu lebih dari 5-10% dari total berat liver, baru penderita merasa mudah capek dan terkadang ada rasa tidak nyaman atau malah nyeri pada perut bagian kanan atas/iga kanan bawah. Lalu ketika penyakitnya terus berkembang menjadi peradangan, fibrosis, lalu cirrhosis yang disebut sebagai end-stage liver disease atau tahap air penyakit liver; maka secara bertahap akan muncul keluhan seperti: hilang nafsu makan, mual dan muntah, berat badan turun, urine berwarna teh pekat, feses berwarna pucat, perut bengkak karena penuh cairan di bawah kulit, bengkak pada lengan dan tungkai, serta dapat terjadi pembesaran payudara pada pria.
Tanda dan Gejala Terlihat di Kulit
Selain tanda dan gejala di atas, setelah terjadi peradangan, fibrosis, lalu cirrhosis dapat pula muncul tanda dan gejala pada kulit terutama pada muka seperti:
- Kulit terasa kering dan gatal, terjadi karena kelebihan cairan empedu di dalam tubuh akibat gangguan fungsi liver memetabolisme lemak.
- Ruam di sekitar mulut, karena defisiensi zinc akibat terjadi gangguan penyerapan zinc di pencernaan.
- Rosacea, yaitu kulit berwarna lebih merah dan pembuluh darah terlihat lebih jelas seperti jaring laba-laba di bawah kulit.
- Lipatan kulit di leher menjadi berwarna lebih gelap, dikenal dengan acanthosis nigricans yang terjadi karena tumpukan dan tingginya insulin di dalam tubuh akibat gangguan fungsi liver memetabolisme gula.
- Pembengkakan pada muka, karena terjadi hambatan peredaran darah dan pembuangan cairan akibat terjadi gangguan fungsi liver untuk metabolisme protein.
- Kulit dan mata berubah kekuningan, terjadi karena tingginya bilirubin darah akibat terjadi sumbatan dan gangguan fungsi liver memetabolisme darah merah.
- Kulit mudah terjadi biru-biru dan perdarahan, terjadi karena gangguan pembekuan darah juga akibat gangguan fungsi liver memetabolisme darah.
Penyebab Terjadinya Fatty Liver
Karena sebagian besar fatty liver adalah AFLD, maka jelas penyebabnya adalah karena konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah yang banyak. Usaha tubuh untuk memetabolisme alkohol yang dikonsumsi akan mengganggu proses metabolisme di dalam liver. Beberapa zat hasil metabolisme alkohol ini akan berikatan dengan asam lemak mencetus pembentukan dan penimbunan lemak di dalam liver. Pada NAFLD penyebab fatty liver diduga karena terjadi gangguan metabolisme lemak yang kurang efisien akibat faktor risiko (seperti di bawah), atau karena memang tubuh memproduksi terlalu banyak lemak dari makanan. Sementara pada AFLP, fatty liver dicurigai terjadi karena faktor genetis.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
- Sudah jelas: konsumsi berlebih minuman beralkohol.
- Obesitas, sehingga lemak tubuh sangat tinggi.
- Tingginya kadar trigliserida dan/atau cholesterol dalam darah, menandakan sudah terjadi gangguan metabolisme lemak.
- Diabetes tipe 2 dan resistensi insulin, sehingga terjadi gangguan metabolisme karbohidrat dan juga lemak.
- Terjadi metabolic syndrome.
- Efek samping dari beberapa jenis obat-obatan, seperti amiodarone, methotrexate, glucocorticoids, NSAIDS, tetracycline, dll. (Tidak dibahas dalam pada artikel ini).
- Faktor usia.
- Merokok.
- Konsumsi tinggi pemanis buatan.
- Gangguan keseimbangan mikroba di dalam usus.
- Riwayat menderita Hepatitis C.
- Polycystic ovary syndrome (PCOS).
- Obstructive sleep apnea (OSA).
Menyebabkan Kematian Mendadak
Beredar informasi di dunia maya bahwa fatty liver dapat menyebabkan kematian mendadak. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa penyakit fatty liver berjalan dalam 4 tahap sampai terjadinya kerusakan liver yang irreversible. Pada tahap awal terjadinya fatty liver tidak akan menyebabkan penderitanya mati mendadak, bahkan tidak akan menyebabkan kematian. Namun karena pada tahap awal ini tidak bergejala dan sangat banyak orang tidak pernah melakukan pemeriksaan medical checkup, maka seringnya baru datang mencari pertolongan medis pada tahapan penyakit yang sudah terjadi peradangan, fibrosis, bahkan cirrhosis sehingga dapat terjadi kegagalan liver. Kondisi inilah yang dapat membuat penderitanya sampai kehilangan nyawa. Bahkan mungkin sebelum terjadi kerusakan liver, penyakit penyebabnya juga sudah dapat menyebabkan kematian.
Penyakit Fatty Liver pada Anak
Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) dapat juga terjadi pada anak, terutama lebih sering terjadi pada anak laki-laki, dan lebih sering terjadi pada anak keturunan Hispanic (Amerika Latin) dibandingkan anak lainnya. Tanda dan gejalanya mirip seperti orang dewasa. Awalnya anak akan sering mengeluh rasa tidak nyaman pada perut dan mudah merasa letih (fatigue). Penyebab dan faktor risikonya juga sama seperti dewasa, terutama: obesitas, prediabetes, infeksi Hepatitis C, resistensi insulin, tinggi kadar lemak darah, dll. Perjalanan penyakit fatty liver pada anak juga sama yang dapat berujung pada gagal atau kanker liver.
Penegakan Diagnosis Fatty Liver
Penyakit fatty liver biasanya terdiagnosis pada saat dilakukan pemeriksaan fungsi liver seperti SGOT dan SGOPT yang terbaca tinggi. Walaupun peningkatan fungsi liver dapat disebabkan oleh banyak faktor, namun fatty liver adalah salah satunya. Untuk memastikannya harus dilakukan pemeriksaan pencitraan seperti USG liver, CT-Scan, atau MRI. Untuk tujuan penelitian atau diagnosis lebih pasti ditegakkan dengan melakukan biopsi liver.
Penanganan Fatty Liver
Sampai saat ini tidak ada obat yang terbukti untuk menghilangkan fatty liver. Obat diberikan dokter untuk mengatasi keluhan yang muncul saja. Pada sebagian besar kasus, modifikasi gaya hidup (lifestyle changes) banyak membantu untuk mengembalikan liver pada kondisi normalnya, asalkan belum sampai pada tahap fibrosis apa lagi cirrhosis. Caranya adalah dengan: berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol, bagi yang obesitas dengan menurunkan berat badan, berhenti merokok, mengobati penyakit penyerta, merubah pola makan, rutin berolahraga, serta menghindari faktor risiko seperti yang diuraikan di atas. Lalu karena fatty liver dapat juga terjadi setelah terinfeksi virus Hepatitis, maka dianjurkan untuk melengkapi vaksinasi Hepatitis yang ada; Hepatitis A dan Hepatitis B. Bia sudah terjadi cirrhosis maka hanya dapat ditangani dengan transplantasi liver.
Membalikkan Kondisi Penyakit Fatty Liver
Penyakit fatty liver juga dapat dibalikkan sehingga liver kembali normal, asal belum sampai pada tahapan peradangan, fibrosis, apa lagi cirrhosis. Caranya sama; dengan life style changes terutama menghentikan konsumsi minuman beralkohol dan bila berat badan berlebih maka turunkan berat badan. Dalam hal menurunkan berat badan, rekomendasi para ahli adalah turun 3-5%. Jangan lebih dari 7% karena akan malah memperberat kerja liver. Selain dua hal tersebut juga harus bisa menjadi pribadi yang aktif secara fisik dan rutin berolahraga, berhenti merokok, membatasi asupan gula, menghindari konsumsi makanan dan minuman manis, mengurangi asupan lemak jenuh, bisa mengkonsumsi suplemen Vitamin E, hanya mengkonsumsi obat yang dianjurkan oleh dokter, dan menghindari konsumsi jamu-jamuan. Kondisi liver yang terlalu berlemak ini dapat kembali normal rata-rata dalam 2 minggu bila menjalani usaha-usaha di atas.
Pilihan Makanan Penderita Penyakit Fatty Liver
Makanan yang baik untuk penderita penyakit fatty liver untuk dapat membalikkan liver kembali normal, juga dapat dikonsumsi bagi yang belum menderita namun berisiko tinggi untuk terkena. Intinya adalah memiliki pola makan (diet) yang tinggi serat, protein tanpa lemak, rendah gula, dan tinggi kandungan asam lemak omega-3. Detilnya sbb.:
- Konsumsi banyak sayuran dan buah-buahan
- Memilih karbohidrat dalam bentuk biji-bijian seperti oat (whole grains). Bahkan nasi lebih baik dibandingkan dengan olahan terigu.
- Konsumsi minuman yang rendah gula atau tidak menggunakan pemanis baik alami atau buatan.
- Konsumsi lemak dari sumber hewani dan nabati alami, bukan yang hasil olahan apa lagi mengandung trans-fat atau lemak jenuh.
- Konsumsi protein dari sumber hewani (terutama ikan) dan nabati (terutama kedelai), namun batasi yang mengandung lemak tinggi.
- Konsumsi kopi dalam jumlah normal untuk menurunkan enzim-enzim liver yang tinggi.
- Konsumsi bawang putih dan kunyit lebih banyak untuk meningkatkan kesehatan liver.
©IKM 204-07