Setiap orang di dunia sebenarnya mengalami kecemasan dengan cara dan cirinya sendiri-sendiri, karena rasa cemas dan kecemasan merupakan kondisi manusiawi selama manusia hidup, selama ia masih waras. Sesekali di dalam hidupnya seseorang mengalami rasa khawatir dan rasa takut yang dapat saja terus memburuk seiring dengan waktu. Hal tersebut akan mencetus stres, lalu muncul rasa cemas, sampai dapat menjadi suatu gangguan kejiwaan yang disebut anxiety disorder. Dalam bahasa Indonesia dapat dijelaskan sebagai “gangguan kecemasan.” Salah satu ciri khas penderitanya adalah terlalu memikirkan segala sesuatu lebih dari yang biasa dilakukan oleh orang normal, yang sering disebut sebagai “over thinking.”
Seperti yang kita ketahui, stres adalah kondisi yang muncul setelah adanya stressor atau penyebab stres pada fikiran/ perasaan (jiwa) atau pada tubuh (raga). Semua hal yang menyebabkan ketidaknyamanan dan sakit pada jiwa dan raga dapat mencetus stres. Sementara kecemasan atau anxiety muncul dari adanya rasa cemas (anxious) dalam fikiran seseorang, yang merupakan respon alamiah tubuh terhadap kehadiran sebuah stres. Jadi stres muncul lebih dahulu, lalu dapat mencetus kecemasan. Bila didefinisikan, kecemasan merupakan rasa khawatir tentang sesuatu yang akan terjadi. Misalnya ketika akan melaksanakan ujian, menghadapi wawancara pekerjaan, menjelang akad nikah, harus berbicara di depan umum, hari pertama di sekolah atau di tempat kerja, menonton pertandingan olah raga, dll.
Munculnya kecemasan sangat manusiawi dan normal-normal saja. Malah berguna menjadi motivasi untuk mencapai atau menyelesaikan pekerjaan, terutama yang harus dilakukan tapi tidak suka/tidak ingin melakukannya. Namun bila muncul tanpa ada alasan yang jelas atau menjadi ekstrim, bertahan sampai berbulan-bulan, sampai mengganggu kehidupan sehari-hari; maka dikatakan sebagai “gangguan kecemasan.” Yang mengalami gangguan kecemasan sampai dapat membuatnya tidak bisa berfungsi normal, seperti takut naik elevator, takut menyebrang jalan, dll.; yang bila tidak ditangani dapat bertambah parah. Dari data statistik, wanita cendrung lebih banyak mengalami gangguan kecemasan dari pada pria. Berikut adalah jenis-jenis gangguan kecemasan:
- Panic disorder. Penderita mengalami serangan panik berulang pada waktu dan penyebab yang tidak tentu.
- Phobia. Adalah rasa takut berlebih terhadap spesifik objek, situasi, atau aktivitas.
- Social anxiety disorder. Yaitu bila seseorang mengalami rasa takut diadili atau dikomentari orang lain dalam lingkungan sosial, baik fisik maupun on line.
- Obsessive-compulsive disorder. Penderita mengalami fikiran “tidak biasa” membuatnya melakukan tindakan spesifik berulang atas dorongan yang sulit dicegah.
- Separation anxiety disorder. Rasa khawatir berlebih saat berpisah dengan orang yang dicintai dan disayangi.
- Illness anxiety disorder. Rasa khawatir berlebih terhadap penyakit. Juga disebut dengan hypochondriasis.
Penyebab & Faktor Risiko Kecemasan
Para ahli belum dapat menentukan secara pasti penyebab kecemasan. Diyakini merupakan kontribusi dan kombinasi dari hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi stres. Namun ada faktor risiko yang membuat seseorang dapat lebih mudah mengalami kecemasan, sbb.:
- Memiliki kepribadian pemalu/penggugup sejak kecil
- Memiliki keluarga kandung dekat yang mengalaminya
- Adanya trauma terutama bila terjadi ketika masih berusia kanak-kanak
- Menggunakan narkoba
- Memiliki masalah kejiwaan lainnya seperti depresi, dll.
- Memiliki penyakit gangguan fungsi tiroid.
Tanda dan Gejala Kecemasan
Rasa cemas tidak selalu sama dan tergantung dari individu yang mengalaminya. Mulai dari rasa gugup seperti demam panggung, jantung memburu kencang (palpitasi), sampai merasa lepas kontrol seperti berpisah antara fikiran dan tubuhnya. Namun ada tanda dan gejala umum yang muncul ketika pencetusnya hadir, seperti di bawah:
- Terlalu memikirkan (over thinking) atau kekhawatiran berlebih yang sulit untuk dikontrol.
- Khawatir suatu malapetaka akan terjadi
- Fikiran berkabut, sulit untuk berkonsentrasi dan gelisah
- Mudah tersinggung
- Sulit untuk tidur sampai terjadi insomnia
- Rasa lelah yang ekstrim
- Hilang selera makan dan gangguan pencernaan
- Jantung berdebar dan keluar keringat
- Sakit kepala serta kaku dan sakit pada otot-otot.
- Muncul rasa nyeri di tubuh yang tidak dapat dijelaskan.
Membedakan Rasa Cemas dengan Kecemasan
Seperti yang dibahas di atas, rasa cemas yang terpicu oleh hadirnya stres adalah sesuatu yang normal dan bisa saja bermanfaat. Namun bila sudah muncul kecemasan, barulah menjadi tidak sehat. Karena gejala stres dan kecemasan sangat mirip, maka penting untuk membedakan apakah yang sedang dialami masih stres atau sudah berujung pada kecemasan. Caranya adalah menelaah apa yang sedang terjadi pada kehidupan saat ini. Apa hal-hal yang membuat khawatir, ancaman spesifik, atau peristiwa tertentu. Contoh sederhana ketika ban mobil sudah botak dan sudah harus diganti, tapi masih belum sempat untuk menggantinya. Maka akan dirasa tidak nyaman berkendara. Muncul fikiran bagaimana bila ban pecah dan memicu kecelakaan. Ketika ban mobil sudah diganti baru, maka kekhawatiran akan hilang. Dalam hal ini berarti rasa cemas yang normal.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Ketika Rasa Cemas berubah menjadi Kecemasan
Karenanya sangat penting pula untuk mengetahui tanda rasa cemas yang muncul akan berubah menjadi kecemasan. Bila dapat dicegah, maka tubuh tidak harus menderita karena kondisi fight of flight yang muncul berkepanjangan. Berikut adalah tanda yang bisa dipahami bahwa rasa cemas akan sudah mulai menjadi sebuah kecemasan:
- Obsesi, atau lingkaran fikiran yang tak berujung sampai membuat lelah sendiri. Seperti fikiran “saya tidak dapat melakukannya,” “saya lebih buruk dari pada dia,” “kejadian ini tidak akan berakhir,” dll. Atau fikiran ten-tang orang lain yang terus berulang seperti, “apa yang sedang dilakukannya,” “apakah dia akan selamat di perjalanan,” “akankah perang akan berakhir,” dll.
- Penghindaran, menghiraukan apa yang dibutuhkan yang dimulai dengan menghindar/penyangkalan akan masalah yang sedang dihadapi. Ketika banyak orang yang sebenarnya dapat diajak untuk curhat, tapi tidak dilakukan, malah berfikir bahwa tidak ada yang dapat menolong atau mencari orang lain untuk menolong.
- Overplanning, berusaha untuk mengendalikan yang memang tidak dapat dikendalikan. Biasanya terkait dengan orang lain, karena bagaimana pun orang lain akan bersikap dan berkehendak tidak dapat dikendalikan. Atau terlalu khawatir dengan cuaca yang memang tidak dapat dikendalikan dan terjadi secara alamiah.
- Gelisah dan tidak bisa tidur. Semakin letih badan, malah bertambah semakin banyak fikiran yang terlintas menjelang tidur, sehingga tidak kunjung bisa tertidur.
- Menjadi gampang sakit, karena rasa cemas berkepanjangan mempengaruhi metabolisme dan kesehatan. Biasanya kejadian berulang gangguan pencernaan, sakit kepala, infeksi pernafasan, sakit otot dan sendi, dll.
Kecemasan di Pagi Hari
Adanya fikiran atau rasa cemas di pagi hari bahkan sejak pertama terjaga di tempat tidur juga merupakan yang normal, ketika memang akan menghadapi sesuatu yang besar atau tidak biasa di hari itu. Namun bila terjadi hampir setiap hari, pada hari-hari biasa tanpa akan adanya kejadian atau kegiatan di luar kebiasaan di hari itu, maka ini juga merupakan tanda sudah terjadi gangguan kecemasan. Menurut penelitian hal yang menjadi sebab kecemasan adalah pekerjaan, pendidikan, keuangan, keluarga, hubungan dengan orang lain, dan masalah kesehatan. Penderitanya sampai dapat mengalami anxiety attack saat bangun tidur seperti rasa berat di dada, kaku otot, jantung berdegup kencang, nafas memburu, sakit kepala, dan fikirannya blank.
Free-Floating Anxiety
Bila rasa cemas melompat-lompat dari satu hal ke hal lainnya maka dikatakan sebagai free-floating anxiety. Merupakan istilah ketika merasa selalu gelisah tanpa alasan yang jelas, memiliki kekhawatiran tentang hampir semua hal. Secara teori memang semua hal dapat saja terjadi, bahkan ada yang memang sangat besar kemungkinannya untuk terjadi. Ini lah yang membuat ada orang yang secara konstan juga mengalami kecemasan. Orang yang berisiko terbesar untuk mengalaminya adalah yang pernah terkena depresi atau terkena post-traumatic stress disorder (PTSD). Mereka lebih reaktif terhadap ancaman bahaya sampai tidak bisa membedakan mana yang benar kondisi berbahaya, mana yang bisa diabaikan. Malah sering mencari-cari adanya potensi bahaya bahkan dalam kondisi yang aman (menjadi hypervigilance). Mereka juga lebih mudah memunculkan kenangan negatif yang pernah dialami.
Menangani Kecemasan & Over Thinking
Ketika memang sudah diidentifikasi bahwa yang dialami su-dah berujung pada kecemasan, ada 3 hal penanganannya:
- Psychotherapy: cognitive behavioral therapy (CBT) dan exposure response prevention.
- Complemental health techniques atau metoda keseha-an komplementer seperti stress management, mindfulness, yoga, dll.
- Menggunakan obat, yang harus diresepkan oleh dokter berupa antianxiety dan antidepressant.
Cara Alami “Mengobati” Kecemasan
Ketiga cara di atas sesuai teori dan banyak dibahas dalam artikel lain, tidak akan dibahas di sini. Ada cara alami untuk mengobati kecemasan yang justru lebih penting untuk dipraktekkan oleh penderita agar lekas hilang, yaitu: lifestyle changes atau merevolusi gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Adalah cara agar jiwa dan raga diajak berpartisipasi menjalani aktivitas hidup sehat seperti:
- Mengkonsumsi makanan dengan cara yang sehat
- Menjadi pribadi yang aktif secara fisik dan berolahraga
- Mencukupkan tidur dengan kualitas yang baik
- Berhenti merokok dan menjauhi asap rokok orang lain
- Menghindari konsumsi alkohol dan caffeine
- Mendekatkan diri kepada Tuhan.
Pencegahan Anxiety Disorder
Namun dari semuanya yang paling penting adalah mencegah jangan sampai terjadi gangguan kecemasan, bukan hanya pada orang dewasa juga untuk anak dan remaja yang kini semakin banyak terjadi. Pencegahan dapat dilakukan dari diri sendiri dan keluarga dengan melakukan lifestyle changes seperti di atas. Terutama menitikberatkan pada pendekatan diri kepada Tuhan, agar terbentuk kekuatan jiwa berupa keikhlasan diiringi kesabaran akan semua hal yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi dalam kehidupan yang merupakan kehendak Tuhan. Pencegahan dari sisi public health dapat berupa program: pencegahan bunuh diri, pencegahan perundungan, pencegahan kekerasan pada anak dan remaja, serta mental health programs.
©IKM 2024-09