Salah satu cara terbaik dan bijaksana untuk menekan risiko terkena penyakit jantung adalah dengan melakukan medical checkup secara rutin dengan dokter. Karena skrining dan tes secara rutin akan dapat membantu mendeteksi adanya masalah dan tanda-tanda bahaya sebelum menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Diketahui bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) adalah penyebab kematian nomor satu di dunia, padahal 80% dari kasus penyakit kardiovaskular tersebut sebenarnya dapat dicegah. Sehingga sangat penting untuk memahami dari mana memulai menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit jantung. Tentunya dibutuhkan bimbingan dari dokter untuk membantu mengerti risiko yang mungkin dimiliki, bagaimana faktor risiko tersebut dapat mempengaruhi kesehatan, dan cara untuk mengendalikannya.
Salah satu cara terbaik untuk mencegah penyakit apa pun, adalah dengan mencegahnya untuk tidak muncul sama sekali. Di dunia kedokteran, cabang ilmu yang menangani usaha pencegahan ini disebut sebagai preventive medicine atau “ilmu kedokteran pencegahan.” Merupakan cara mengurangi risiko terkena kondisi medis kronis dan cara mendiagnosis secara dini; sebelum menyebabkan masalah serius yang tentunya akan lebih sulit untuk ditangani. Begitu juga dengan penyakit kardiovaskular, dengan faktor risiko utamanya seperti hipertensi dan kencing manis; yang tidak memberikan tanda atau gejala. Seseorang dapat mengidap kondisi tersebut selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya. Tipe penyakit jantung lainnya bahkan ada yang luput dari diagnosis sampai muncul komplikasi serius. Sehingga cara terbaiknya adalah “dekat-dekat” dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan.
Dalam hal meminta pengantar pemeriksaan untuk memeriksa kesehatan jantung dan pembuluh darah, ada tanda dan gejala yang perlu diketahui oleh dokter. Kenali tanda-tanda ini, sampaikan dan yakinkan dokter mengetahuinya, walaupun dapat saja bukan sistem kardiovaskular penye-babnya. Tanda dan gejala tersebut adalah:
- Nyeri dada. Ceritakan pada dokter apa yang dirasa dan bagaimana perjalanan nyerinya
- Jantung berdebar (palpitasi), atau adanya perubahan irama degupan jantung yang disebut sebagai aritmia
- Pusing dan sakit kepala yang cendrung menetap
- Rasa lelah dan lemah
- Mual
- Nafas pendek atau memburu
- Pernah terjadi pingsan.
Harus Jujur Kepada Dokter
Sangat penting sekali bagi dokter untuk mengerti seluruh riwayat medis dan kebiasaan dalam gaya hidup pasiennya untuk dapat menentukan faktor risiko terkena penyakit kardiovaskular. Dokter tidak bisa membaca fikiran, jadi pasienlah yang harus menyampaikannya, jujurlah kepada dokter, ceritakan semua kebiasaan, seperti:
- Pola dan kebiasaan makan
- Tingkat aktivitas fisik dan olahraga yang dilakukan
- Pola dan kebiasaan tidur di malam hari
- Riwayat merokok, walaupun sudah berhenti
- Riwayat penyakit dalam keluarga terutama yang terkait penyakit kardiovaskular
- Penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelumnya
- Obat-obatan dan suplemen yang rutin dikonsumsi
- Konsumsi alkohol dan/atau penggunaan narkotika.
Rutin Checkup Mengurangi Risiko
Melakukan medical checkup secara rutin membuat dokter dapat melakukan asesmen secara teliti kesehatan jantung pasiennya. Digabungkan dengan informasi yang disampaikan pasien seperti uraian di atas, akan memberikan gambaran yang jelas tentang status kesehatan dan gaya hidup yang dijalani. Tentunya juga dapat membantu dokter untuk merekomendasikan cara yang paling aman dan efektif untuk pasiennya. Pemeriksaan fisik yang diperiksa dokter:
- Indeks masa tubuh atau BMI (body mass index), untuk menentukan risiko penyakit jantung
- Tekanan darah
- Frekuensi denyut jantung
- Saturasi oksigen
- Dengan menggunakan stethoscope untuk memeriksa tanda-tanda aritmia, penyakit katup jantung, atau kondisi terkait kelainan jantung lainnya.
Melakukan Pemeriksaan Tambahan & Laboratorium
Berdasarkan informasi yang didapat dari anamnesis (informasi yang disampaikan pasien), pemeriksaan fisik, dan kesimpulan sementara yang didapat; dokter kemudian merekomendasikan pemeriksaan tambahan dan pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi kesehatan jantung. Pemeriksaan tersebut dapat mendeteksi tanda-tanda penyakit jantung, sbb.:
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
- Pemeriksaan darah lengkap. Meliputi pemeriksaan kadar sel darah merah, hemoglobin (Hb), sel darah putih, platelets (trombosit), dan homocysteine yang merupakan sebuah asam amino yang dapat menentukan tinggi-rendahnya risiko penyakit jantung.
- Panel lemak (lipid). Meliputi pemeriksaan cholesterol total, LDL, HDL, trigliserida; yang dapat memberikan indeks risiko terkena penyakit jantung.
- Comprehensive metabolic panel (CMP). Mengukur kadar beberapa senyawa termasuk elektrolit di dalam darah, seperti: SGOT, SGPT, alkali fosfatase, bilirubin, Ca, Na, Cl, bikarbonat, protein total, dan albumin.
- Pemeriksaan penel gula darah. Meliputi pemeriksaan gula dara puasa, gula darah 2 jam setelah makan, dan HbA1C (hemoglobin A1C), sebagai tanda keberadaan kencing manis sebagai faktor risiko penyakit jantung.
- Ureum dan Kreatinin, yang merupakan zat sisa metabolisme protein dan otot. Bila tinggi merupakan indikasi gangguan fungsi ginjal yang dapat berefek pada jantung dan memperberat kerja jantung.
- Pemeriksaan EKG, yang merupakan pemeriksaan standar untuk mengukur aktivitas kelistrikan jantung untuk memberikan gambaran degup dan ritme jantung.
- Treadmill atau Stress ECG untuk melengkapi pemeriksaan EKG biasa untuk mengetahui fungsi dan kerja jantung saat diberikan beban fisik.
- Heart echo (USG jantung), untuk memberikan visualisasi dari kondisi dinding ruangan jantung, katup-katup jantung, dan kondisi dari fungsi pompa jantung.
- CT-Angiogram (CTA) merupakan pemeriksaan kondisi pembuluh darah jantung menggunakan mesin CT-Scan.
- Cardio Angiogram (CAG) yang melengkapi pemeriksaan CTA dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah arteri melewati aorta sampai ke jantung.
- Multifunction Cardio Gram (MCG) yang merupakan pemeriksaan tergolong baru menggunakan AI (artificial intelligence) dan ML (machine learning). MCG adalah pemeriksaan tidak invasif yang dapat memberikan scoring kondisi ischemia pada otot jantung, mengkategorisasi kondisi sistim kardiovaskular, dan memberikan saran kemungkinan kondisi medis lain pada jantung.
Frekuensi Melakukan Medical Checkup
Rekomendasi tentang berapa sering seseorang melakukan medical checkup akan sangat tergantung pada usia, faktor risiko yang dimiliki dan kondisi kesehatan pasien. Panduan umumnya untuk orang dewasa yang belum terdiagnosis suatu penyakit adalah sbb.:
- 3 tahun sekali untuk usia di bawah 40 tahun (ada yang mengatakannya 50 tahun).
- 1 tahun sekali untuk usia di atas 40 tahun (50 tahun).
Manfaat Melakukan Rutin Medical Checkup
- Dapat mengetahui kondisi yang berpotensi mengancam jiwa sebelum terjadi.
- Pengobatan dini kondisi medis yang meningkatkan harapan kesembuhan dan menekan komplikasi.
- Monitor secara rutin masalah kesehatan yang dimiliki, mengurangi risiko memburuknya gejala/komplikasi.
- Membatasi biaya pengobatan yang mahal, bila sudah terlanjur terkena penyakit.
- Belajar hal-hal baru dan mendapatkan informasi terkini tentang kesehatan dari dokter dan tenaga kesehatan.
- Menjalin hubungan terbuka dan jujur antara pasien dengan dokternya.
Pencegahan dan Pengobatan
Bila seluruh hasi pemeriksaan di atas menunjukkan bahwa pasien berada pada risiko tinggi terkena penyakit jantung, maka dokter akan rekomendasikan untuk merubah gaya hidup (lifestyle changes) serta memberikan obat. Tujuannya untuk mencegah agar penyakit kardiovaskularnya tidak muncul serta mengobati penyakit penyerta yang menjadi faktor risiko. Yang biasa disarankan sbb.:
- Menurunkan berat badan bila pasien memiliki BMI di atas normal.
- Mengharuskan pasien untuk berhenti merokok dan menjauhi asap rokok orang lain, karena rokok diketahui menjadi salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.
- Memberikan saran diet atau pola makan sehingga dapat menghindari mengkonsumsi hal-hal yang dapat memperburuk kondisi, serta pentingnya mengkonsumsi hal-hal yang dapat menjaga kesehatan jantung.
- Memberikan pilihan aktivitas olahraga yang harus dilakukan secara rutin sesuai dengan kondisi pasiennya.
- Mengharuskan pasien memiliki pola tidur yang baik.
- Meminta pasien memiliki manajemen stres yang baik.
- Meresepkan obat obat-obatan tergantung dari kondisi pasien, hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan tambahannya. Seperti obat hipertensi, obat kencing manis, obat penurun kolesterol, obat pengencer darah, obat-obatan jantung lainnya, dll.
Bila Terkonfirmasi Memiliki Risiko
Bila dokter menginformasikan bahwa pasien terkonfirmasi memiliki faktor-faktor risiko penyakit jantung, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh pasien tersebut, seperti:
- Besar kecilnya risiko untuk terkena serangan jantung.
- Perubahan gaya hidup yang harus lakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung.
- Perlu tidaknya menurunkan berat badan. Jika ya, berapa target berat badan seharusnya.
- Perubahan pola makan yang harus dilakukan.
- Porsi olahraga yang harus dilakukan setiap hari atau minggu, dan mengerti bila ada batasan pada aktivitas yang biasa dilakukan.
- Segera berhenti merokok dan/atau menjauhi asap rokok orang lain.
- Memeriksa rutin tekanan darah mandiri di rumah.
- Perlu tidaknya mulai mengkonsumsi obat-obatan.
- Perlu tidaknya harus mulai menemui ahli jantung.
Bila Terdiagnosis Memiliki Penyakit Jantung
Bila dokter menginformasikan bahwa pasien sudah terdiagnosis memiliki penyakit jantung, ada beberapa hal yang perlu pula diketahui oleh pasien tersebut, seperti:
- Ada tidaknya pemeriksaan lain yang perlu dilakukan.
- Pilihan perawatan yang tersedia.
- Bisa tidaknya untuk tetap menjalani semua aktivitas harian seperti biasa, atau perlu melakukan perubahan.
- Perlu tidaknya melakukan tindakan pemasangan balon, cincin (stenting) atau bahkan operasi by pass.
- Bagaimana penyakit jantung akan mempengaruhi kesehatannya secara keseluruhan, termasuk fungsi organ-organ lainnya.
- Mengetahui prognosis dari penyakit yang diderita.
©IKM 2024-10