Hidup di zaman yang perubahan terus terjadi, kestabilan ekonomi memegang peranan sangat penting membentuk kesejahteraan hidup dan kesehatan mental seseorang. Perpaduan antara ketidakpastian ekonomi dan kesehatan mental menjadi issue yang krusial bagi pembuat kebijakan, profesional seperti ahli psikologi dan dokter, serta juga masyarakat secara keseluruhan. Bila kita menavigasi kompleksitas ekonomi di era modern dan bagaimana ketidakpastian ekonomi berdampak pada kesehatan mental akan tampak ketergesaan pentingnya menjaga ketahanan dan kesehatan mental tersebut. Setiap kita harus mengerti dampaknya pada ketidakpastian pekerjaan dan pada gangguan identitas sosial seseorang yang pada akhirnya dapat mengganggu kesehatan mentalnya.
Ketidakpastian ekonomi bukan sekedar konsep abstrak, tapi merupakan kondisi alamiah dari ekonomi yang memang tidak dapat diprediksi dan berpotensi merugikan. Ketidakpastian ekonomi ini meliputi beberapa faktor, seperti fluktuasi ketersediaan lapangan kerja, inflasi, volatilitas pasar, dan perubahan berbagai kebijakan pemerintah. Ketika seseorang berhadapan dengan ketidakpastian ekonomi, mereka cendrung akan mengalami kondisi yang tidak dapat terprediksi tentang masa depan keuangan, keamanan posisi dalam pekerjaan, dan ekonomi keluarga secara keseluruhan. Ketidakpastian ekonomi secara langsung mempengaruhi kehidupan keseharian masyarakat, yang dapat merubah perilaku dan keputusan hidup mereka seperti menunda membeli rumah, menunda untuk menikah, dll. Pada akhirnya dapat mencetus stres dan kecemasan yang berdampak pada kesehatan mental yang mengalaminya.
Ketidakpastian ekonomi dapat berpangkal pada beberapa faktor yang saling berkaitan seperti berikut:
- Peristiwa global seperti: bencana alam, pandemi, dan konflik geopolitik yang dapat berpengaruh luas pada jalur distribusi, ketersediaan lapangan kerja, dan daya beli pasar. Kita telah menyaksikan bersama bagaimana pandemi COVID-19 menunjukkan dampak tersebut. Peristiwa global akan menyisakan banyak ketidakpastian ekonomi di masa yang akan datang.
- Faktor domestik seperti: perubahan kebijakan pajak dan fiskal, serta berbagai perubahan kebijakan pemerintah membuat pelaku bisnis dan masyarakat berjuang untuk beradaptasi dengan kebijakan baru yang dapat berkontribusi pada ekonomi yang sulit untuk diprediksi. Kita juga telah menyaksikan omnibus law tenaga kerja dan omnibus law kesehatan membuat pekerja dan pemberi kerja menjadi tidak pasti dengan komitmen dan tanggung jawab mereka masing-masing.
- Volatilitas pasar seperti fluktuasi pada pasar saham dan tidak stabilnya berbagai harga komoditi juga dapat menciptakan rasa ketidakstabilan. Para investor, pelaku bisnis, bahkan konsumen akan bertindak sangat hati-hati dan berkontribusi pada lingkaran ketidakpastian.
- Disrupsi teknolgi yang sangat cepat dan semakin canggih juga dapat mengganggu lapangan kerja, membuat banyak jenis pekerjaan yang digantikan dengan mesin dan kecerdasan buatan (AI). Para pekerja akan memiliki rasa ketidakpastian tentang karir dan masa depan pekerjaan dan masa depannya secara umum.
- Siklus ekonomi. Bahkan pada kondisi di masa yang stabil pun dapat muncul kekhawatiran, karena memang siklus ekonomi akan terus berganti antara masa jaya dan masa resesi. Ketika resesi terjadi akan banyak PHK dan menciptakan banyak pengangguran.
Dampaknya Pada Kesehatan Mental
Kelima faktor di atas secara terpisah dan saling berkaitan akan berkontribusi pada seseorang untuk merasa tidak dapat mengontrol “nasib keekonomian”-nya. Hubungan antara ketidakpastian ekonomi dan kesehatan mental sangat kompleks. Dalam artikel ini akan dibahas beberapa aspek seperti psychological well-being atau kesejahteraan psikologis, ketidakpastian lapangan pekerjaan, dan gangguan identitas sosial orang yang mengalaminya.
Psychological Well-Being
Ketidakpastian ekonomi dapat mengarah pada tingginya level stres dan kecemasan yang menjadi faktor risiko terjadinya depresi. Rasa khawatir yang konstan tentang ketidakstabilan finansial menciptakan gangguan psikologis yang secara signifikan berdampak pada keseharian hidup dan kesehatan mental seseorang. Penelitian melaporkan bahwa individu yang harus berhadapan dengan ketidakpastian ekonomi sering memiliki rasa kepuasan hidup yang rendah dan rasa ketidakberdayaan yang tinggi. Dampak ini akan dapat sangat nyata, mengarah pada berbagai masalah kesehatan mental yang tidak saja berdampak pada individu yang mengalaminya, namun juga pada keluarga dan lingkungan tempat ia berada.
Stres yang muncul dari ketidakamanan finanansial dapat mencetus berbagai respon psikologis, berujung pada munculnya keluhan insomnia, fatigue, dan menurunnya sistem imunitas tubuh. Stres berkepanjangan atau yang disebut dengan stres kronis juga akan meningkatkan risiko munculnya berbagai masalah kesehatan, dari gangguan pencernaan sampai penyakit cardiovascular atau jantung dan pembuluh darah, serta meningkatkan risiko terkena kanker. Kondisi ini akan menciptakan “lingkaran setan” akan semakin bertambah buruk kondisi ekonomi penderita karena akan sulit untuk bekerja dan mencari nafkah untuk diri dan keluarganya.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Ketidakpastian Lapangan Kerja
Untuk dapat hidup layak, seseorang harus memiliki pendapatan yang cukup. Untuk itu ia harus memiliki pekerjaan. Sebagian besar orang di dunia termasuk di Indonesia bekerja sebagai pegawai atau karyawan. Porsi pengusaha sangat kecil dibandingkan porsi pekerja atau karyawan. Ketidakpastian lapangan kerja merupakan konsekuensi langsung yang paling besar dari Ketidakstabilan ekonomi. Ketika seseorang berhadapan dengan ketidakpastian lapangan kerja, ia akan mengalami rasa cemas akan kehilangan pekerjaan atau kehilangan jabatan. Ketidakpastian ini akan mengarah pada munculnya rasa tidak berdaya dan turunnya motivasi, yang berdampak pada kehidupan pribadi dan kehidupan profesionalnya.
Rasa takut terkena PHK dapat menyebabkan seseorang untuk memiliki gangguan kesehatan mental. Ia mungkin akan bertahan menjalani pekerjaan yang sebenarnya tidak disukai atau berada pada lingkungan kerja yang toxic karena khawatir kehilangan pemasukan. Kondisi ini dapat menjadi pangkal munculnya burnout atau kebosanan berat pada pekerjaan, berkurangnya rasa puas dengan pekerjaan, dan menurunnya performa diri di tempat kerja. Lebih jauh, adanya rasa tidak aman tentang kestabilan pekerjaan akan menciptakan rasa tidak berdaya yang berkepanjangan yang justru menghambat karir dirinya untuk dapat berkembang dengan baik.
Dampak ketidakpastian lapangan pekerjaan ini akan berlanjut pada keluarga dan masyarakat yang juga akan merasakan tekanan ketidakstabilan ekonomi. Efeknya akan menurunkan daya beli masyarakat, membuat pertumbuhan ekonomi yang rendah. Ketika seseorang merasa tidak pasti akan masa depan pekerjaannya, ia dan keluarganya akan cendrung ragu-ragu untuk membelanjakan uang. Kecemasan kolektif ini menciptakan kondisi, setiap individu di dalam masyarakat sedikit banyak dapat mengalami gangguan pada kesehatan mental yang terus memburuk. Belum lagi dampaknya pada kelompok masyarakat yang memang berada dalam kondisi pas-pasan. Mereka akan semakin berdampak pada ketidakpastian lapangan kerja.
Gangguan Identitas Sosial
Ketidakpastian ekonomi secara signifikan dapat mengganggu identitas sosial seseorang, mengarah pada munculnya rasa terasingkan dan terpisah dari orang lain. Sangat wajar bila orang merasa berharga dan merasa memiliki tempat di masyarakat karena posisi pekerjaan atau karir yang dimilikinya dan karena status ekonominya. Ketika seseorang harus berhadapan dengan kondisi kehilangan pekerjaan atau ketidakstabilan keuangan, ia cendrung akan berjuang sekuat tenaga untuk menjaga identitas sosialnya. Apa lagi pada saat ini media sosial sangat berkembang dan digunakan untuk menunjukkan pencapaian dalam hidup seseorang. Maka tidak banyak individu yang justru mem-posting sesuatu yang tidak benar, hanya untuk menjaga status sosial dalam lingkungannya dan di masyarakat.
Hal tersebut dapat mengarah pada kejadian identity crisis atau krisis identitas. Manifestasinya bisa terjadi dalam beberapa cara. Individu yang mengalaminya mungkin akan menarik diri dari interaksi sosial sama sekali, karena merasa malu dengan status ekonominya. Atau ia benar-benar kehilangan status sosialnya terpisah dari lingkungan ia biasa berada. Seperti tidak dapat lagi untuk ngafe atau tidak dapat lagi bermain golf bersama teman-temannya. Kondisi ini dapat mengarah pada munculnya rasa terisolasi dan kesepian. Sejalan dengan hilangnya hubungan sosial, ia akan malah semakin sulit mencari bantuan atau sekedar teman curhat, yang malah akan memperberat tantangan kesehatan mental dirinya.
Ketidakpastian ekonomi juga dapat memperdalam ketidaksetaraan yang terjadi antara seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya. Masyarakat berpendapatan menengah ke bawah akan yang paling berhadapan dengan ketidakstabilan ekonomi, akan paling berisiko untuk memiliki masalah dengan kesehatan mental yang lebih kompleks. Saling keterhubungan antara ketidakpastian ekonomi dengan faktor status sosioekonomi tersebut akan semakin menciptakan jaring tantangan gangguan kesehatan mental mereka. Misalnya mereka akan semakin sulit mendapatkan lapangan kerja, berebut lapangan pekerjaan yang semakin sedikit dengan orang yang lebih memiliki keahlian.
Menavigasi Ketidakstabilan
Ketidakpastian ekonomi merupakan masalah yang multi aspek dengan implikasinya yang sangat jelas pada kesehatan mental. Ketika seseorang berusaha menavigasi kondisi ekonomi yang tidak dapat diprediksi, ia akan menghadapi berbagai tantangan yang dapat berdampak pada kesehatan psikologisnya (psychological well-being), ketidakpastian lapangan pekerjaan, dan gangguan identitas sosialnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang yang mengalaminya untuk mencari pertolongan dan melakukan upaya pencegahan.
Untuk mengatasi dampak kesehatan mental dari ketidakpastian ekonomi, diperlukan pendekatan yang juga multi aspek. Dimulai dari pemerintah sebagai regulator yang harus memprioritaskan terciptanya kestabilan ekonomi dan membuat safety nets untuk melindungi masyarakat yang berada dalam kelompok rentan. Program seperti bantuan untuk mereka yang terdampak PHK, mengadakan berbagai pelatihan ketrampilan, dan membangun jaring bantuan konsultasi kesehatan mental; akan dapat meringankan beban yang ada akibat ketidakpastian ekonomi. Para ahli kesehatan mental seperti psikolog dan psikiater juga dapat menciptakan sistem pencegahan dengan mendatangi kelompok rentan, memberikan mereka konseling mengatasi stres dan menangani rasa cemas sebelum kondisi bertambah buruk.
©IKM 2024-10