Cukup banyak gangguan kesehatan dan penyakit yang pada dasarnya terjadi inflamasi atau peradangan. Mulai dari kejadian infeksi, radang yang terjadi pada sistim muskuloskeletal (otot-tulang-sendi), sampai penyakit metabolisme seperti penyakit kardiovaskular, kencing manis, hingga kanker. Peradangan yang merupakan respons alamiah dari tubuh ini selain memang dibutuhkan oleh tubuh, tapi juga menyebabkan keluhan yang sangat tidak nyaman hingga sampai dapat berpotensi mengancam jiwa. Di lain pihak, banyak sekali di alam terdapat rempah-rempah yang ternyata memilih kemampuan untuk melawan peradangan ini. Di Indonesia sangat banyak sekali rempah-rempah, sampai dalam sejarah menjadi penyebab datangnya penjajah.
Peradangan adalah respons alamiah yang penting di tubuh sebagai mekanisme pertahanan yang terjadi ketika sistem imunitas di dalam tubuh merespon adanya iritan atau zat dan kondisi yang asing atau tidak normal, seperti: kuman, virus, benda asing, zat kimia, radiasi, trauma/benturan, dan kelelahan jaringan karena overuse. Ketika terjadi, tubuh akan melepaskan senyawa kimia yang mengaktifkan sistim imun yang bertujuan untuk melawan kondisi tersebut dan untuk perbaikan jaringan yang rusak. Kondisi peradangan ini membantu tubuh mengeliminasi senyawa-senyawa berbahaya dan membuang jaringan yang sudah rusak.
Bahan Makanan Berefek Anti Radang
Beberapa penelitian membuktikan bahwa diet atau asupan makanan yang mengandung rempah-rempah dapat membantu mencegah dan mengurangi peradangan, serta mengurangi risiko terhadap kondisi-kondisi medis berbahaya seperti penyakit kardiovaskular hingga kanker. Pada kondisi peradangan akut yang memang dibutuhkan oleh tubuh, rempah-rempah dapat mengurangi rasa tidak nyaman yang ditimbulkan akibat peradangan, mencegah terjadinya peradangan kronis yang dapat berakibat fatal pada tubuh, serta menciptakan kondisi tubuh tidak mudah terinfeksi, dan tidak mudah terjadi kerusakan jaringan dan organ. Namun tidak sampai mengeliminir fungsi sistim imunitas tubuh tsb.
Sehingga dikatakan rempah-rempah memiliki efek positif pada peradangan di dalam butuh, terutama bila dikonsumsi rutin sebagai bagian dari konsumsi diet harian. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang lebih menyarankan rempah-rempah dikonsumsi sebagai bagian dari diet dibandingkan dikonsumsi ekstraknya dalam bentuk supleman. Bila dapat menjadikan rempah-rempah yang kaya dengan antioksidan dan polyphenols ini menjadi bagian dari diet harian, maka memiliki efek positif seperti:
- Menyeimbangkan flora normal di dalam usus
- Mengurangi markers atau senyawa kimia yang mengaktifkan peradangan
- Mengurangi markers penyakit-penyakit sistem imun.
Jahe (Ginger)
Siapa yang tidak mengenal jahe. Banyak ahli berpendapat bahwa rempah nomor wahid sebagai anti radang adalah jahe. Di dunia jahe dengan nama spesies Zingiber officinale ini sangat umum digunakan dalam makanan dan minuman. Apa lagi di Indonesia, jahe tidak hanya dijadikan sebagai bumbu dalam masakan, namun juga dijadikan sebagai bahan dasar dari beragam jenis makanan dan minuman yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Dalam dunia pengobatan jahe sudah digunakan selama ribuan tahun, seperti pada kasus flu, migraine, mual, dan tekanan darah tinggi. Jahe yang memiliki lebih dari 100 senyawa aktif seperti gingerol, shogaol, zingiberene, dan zingerone, memiliki properti anti radang yang sangat baik. Mengkonsumsi 1-3 gram jahe sehari selama 4-12 minggu, secara signifikan mengurangi CRP (C-reactive protein) sebuah markers untuk penyakit jantung dan TNF-α (tumor necrosis factor-α) sebuah markers peradangan.
Kunyit (Turmeric)
Yang kedua adalah kunyit yang sering dijadikan sebagai bumbu dapur termasuk di Indonesia. Kunyit juga sudah digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan selama berabad-abad lamanya. Kunyit bernama spesies Curcuma longa ini mengandung senyawa kimia curcumin yang dapat membantu mengurangi keluhan pada tubuh seperti anti radang sampai dapat meringankan rasa sakit akibat menstruasi. Mengkonsumsi sampai 4 gram kunyit dalam sehari selama 3-36 minggu, secara signifikan mengurangi markers peradangan interleukin 6 (IL-6), high-sensitivity C-reactive protein (hs-CRP), dan malon-dialdehyde (MDA). Kunyit sebaiknya dikonsumsi dengan merica hitam yang dapat meningkatkan penyerapan kunyit di dalam usus sampai 21x lipat. Karena kunyit dapat membantu menurunkan koleseterol, lemak dalam darah; maka dengan memasukkan kunyit dan merica hitam dalam bumbu masakan berlemak dan bersantan seperti masakan Padang, akan dapat mengeliminir efek kurang baik dari makanan berlemak tersebut.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Dari nama dalam bahasa Inggrisnya yang berarti “Kunyit dari Jawa” jelas bahwa Temulawak merupakan tanaman khas dari Indonesia. Walaupun sama-sama dalam genus Curcumin, temulawak berbeda dengan kunyit. Dengan nama spesies Curcumin xanthorrhiza termasuk salah satu jenis tanaman yang telah teruji ilmiah sampai disejajarkan dengan tanaman ginseng. Data dari BPOM mengatakan bahwa tak kurang dari 900 produk obat dan makanan tradisional di Indonesia memiliki kandungan temulawak. Temulawak memiliki manfaat mulai dari sebagai anti radang, memelihara fungsi liver, meningkatkan nafsu makan, mengatasi perut kembung, radang usus, sampai membantu pencernaan yang tidak lancar. Kinerja temulawak bahkan sebanding dengan obat ibuprofen dalam mengatasi penyakit sendi akibat osteoarthritis yang laporannya diterbitkan dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine.
Bawang Putih (Garlic)
Berikutnya adalah bawah putih yang diberi nama spesies Allium sativum. Berbagai peradaban dunia juga sudah menggunakan bawang putih dalam pengobatan tradisional selama ribuan tahun untuk mengatasi radang sendi, batuk, konstipasi, infeksi, sakit gigi, dll. Sebagian besar manfaat kesehatan dari bawang putih bersumber dari senyawa sulfurnya seperti allicin, diallyl disulfide, dan S-allylcysteine yang memiliki properti anti radang. Mengkonsumsi bawang putih selama 4-48 minggu terutama yang sudah difermentasi, secara signifikan mengurangi marker CRP dan TNF-α, meregulasi markers IL-10 dan nuclear factor factor-κB (NF-κB) . Bawang putih juga berefek menaikkan antioksidan glutathione (GSH) dan superoxide dismutase (SOD). Baca artikel sebelumnya tentang rahasia bawang putih.
Merica Hitam (Black Paper)
Di Indonesia merica hitam dapat tumbuh subur di pulau Sulawesi dan kepulauan Maluku. Menjadi alasan utama dulu para penjajah datang ke wilayah tersebut dan menerapkan politik tanam paksa. Hal ini karena merica hitam mendapatkan julukan sebagai the king of spices atau rajanya rempah-rempah. Secara tradisional digunakan dalam dunia pengobatan untuk membantu penderita diare, dan berbagai macam gangguan pencernaan. Juga untuk penderita asma dengan mengurangi markers IL-6, IL-1β, dan antibody immunoglobulin E (IgE). Dengan zat aktif piperine, merica hitam memiliki efek anti radang dengan mengurangi markers, TNF-α dan prostaglandin E2 (PGE2).
Kayu Manis (Cinnamon)
Rempah yang terbuat dari batang pohon dari keluarga tanaman Cinnamomum ini sebenarnya ada 2 tipe. Yang pertama adalah Ceylon cinnamon dan disebut sebagai “true” cinnamon atau kayu manis “sebenarnya” dengan harga lebih mahal, dan yang kedua dinamakan Cassia cinnamon yang lebih banyak beredar di pasar berharga lebih murah. Rempah ini juga telah digunakan dalam dunia pengobatan selama ribuan tahun. Mengkonsumsi 1,5-4 gram kayu manis per hari selama 10-100 hari terutama jenis true cinnamon, secara signifikan mengurangi marker peradangan CRP dan MDA terutama untuk penyakit DM dan rheumatoid arthritis, selain juga meningkatkan kadar antioksidan dalam tubuh. Mengkonsumsi kayu manis harus hati-hati karena terlalu banyak dapat berbahaya. Kayu manis terutama jenis Cassia mengandung coumarin tinggi yang dapat merusak liver. Dosis harian maksimal yang dianjurkan adalah 0,1 mg/kg berat badan atau sekitar 1 sendok teh.
Kapulaga (Cardamom)
Kapulaga dengan nama spesies Elettaria cardamomum merupakan rempah asli dari Asia Tenggara memiliki rasa gurih-manis-pedas yang juga digemari di Indonesia dan biasa ditambahkan dalam gulai dan semur untuk memperkuat rasa dalam masakan. Sebagai anti radang mengkonsumsi 3 gram kapulaga sehari selama 8 minggu dapat mengurangi markers CRP, IL-6, TNF-α dan MDA. Selain itu dapat meningkatkan antioksidan tubuh sampai 90% sehingga dapat mencegah penyakit kronis, mengontrol tekanan darah karena tinggi kalium dan berefek diuretik, serta dapat mengobati infeksi bakteri terutama E. coli, Staphylococcus, Salmonella, dan Campylobacter, dll.
Cabe Rawit (Cayenne pepper)
Beruntung orang yang senang pedas, karena selain dapat meningkatkan hormon bahagia endorphin, cabe terutama cabe rawit dengan kandungan senyawa capsaicinoids-nya juga memiliki properti anti radang karena dapat menghambat jalur peradangan (inflammatory pathway) di dalam tubuh. Sehingga dapat menikmati sensasi pedas dalam makanan dan juga mendapatkan manfaat kesehatannya.
Ginseng
Sejarah telah mencatat akar tanaman ini sudah digunakan dalam dunia pengobatan sejak ribuan tahun yang lalu. Spesies ginseng ada dua, yaitu Panax ginseng atau Ginseng Asia dan Panax quinquefolius atau Ginseng Amerika. Ginseng Asia lebih tinggi kandungan senyawa aktifnya dan memiliki rasa lebih kuat, sementara Ginseng Asia lebih berefek me-rileks-kan. Kandungan aktif dalam ginseng bernama ginsenosides yang bila dikonsumsi 300-4000 mg per hari selama 24-25 minggu, dapat mengurangi markers peradangan CRP dan NF-κB, IL-6, dan TNF-α. Namun karena harga ginseng sangat mahal, jarang dikonsumsi secara rutin di dunia.
Saffron
Yang terakhir dalam artikel ini adalah saffron, tapi tidak terdapat di Indonesia. Adalah rempah dari benang sari sejenis bunga dengan nama spesies Crocus sativus. Sering digunakan untuk memberikan warna merah pada makanan, terutama dalam menu Timur Tengah dan Asia Timur. Harga saffron tergolong mahal untuk rempah-rempah sehingga biasa dijual dalam kemasan-kemasan kecil dan eksklusif. Kandungan dalam saffron dalam mengurangi peradangan dan meningkatkan imunitas.
Penutup
Banyak sekali rempah-rempah di dunia, dan Indonesia. Artikel ini hanya membahas 10 saja di antaranya yang paling tinggi properti anti radangnya. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari rempah-rempah ini disarankan untuk dikonsumsi secara langsung di dalam masakan atau minuman. Baru bila dirasa sangat dibutuhkan bisa mengkonsumsi sediaan suplemennya. Di dunia diet yang banyak menggunakan rempah adalah Asia terutama Asia Tenggara dan India, lalu disusul oleh China, Mediterania, dan Amerika Selatan. Para ahli percaya pola konsumsi inilah yang membuat penyakit terkait peradangan lebih rendah pada bagian dunia ini dibandingkan dengan bagian dunia lainnya.
©IKM 2024-11