Lebaran adalah momen yang dinanti-nantikan oleh banyak orang. Setelah sebulan penuh berpuasa, saatnya merayakan kemenangan dengan berkumpul bersama keluarga, saling memaafkan, dan tentunya menikmati hidangan khas lebaran. Namun, di balik kelezatan opor ayam, rendang, sambal goreng hati, dan aneka kue kering, ada ancaman kesehatan yang mengintai, yaitu kolesterol tinggi di dalam darah. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology, konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, yang berkontribusi terhadap aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, pola makan selama Ramadhan, khususnya saat berbuka puasa, juga dapat menjadi faktor utama dalam peningkatan kadar kolesterol.
Setelah menahan lapar dan haus seharian, banyak orang cenderung makan dalam jumlah besar saat berbuka puasa. Ini bisa menyebabkan lonjakan kadar trigliserida dan kolesterol LDL dalam darah. Sebuah studi dalam Nutrition Journal menemukan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak setelah berpuasa dapat meningkatkan resistensi insulin dan memperburuk profil lemak darah.
- Lonjakan Gula Darah. Setelah puasa, tubuh cenderung menyerap glukosa lebih cepat, terutama jika makanan berbuka mengandung karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung. Lonjakan kadar gula darah akan diikuti dengan peningkatan produksi insulin, yang dalam jangka panjang bisa berkontribusi terhadap resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
- Peningkatan Sintesis Lemak di Hati. Setelah konsumsi makanan tinggi lemak dan gula dalam jumlah besar, tubuh akan mengkonversi kelebihan energi menjadi trigliserida yang disimpan dalam hati dan jaringan lemak. Jika konsumsi ini berulang setiap hari selama Ramadhan, risiko perlemakan hati dan peningkatan kolesterol LDL meningkat signifikan.
- Peradangan dan Stres Oksidatif. Pola makan tinggi lemak jenuh dan gula dapat memicu respons peradangan sistemik dalam tubuh. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menunjukkan bahwa konsumsi makanan berlebihan setelah periode puasa dapat meningkatkan kadar sitokin proinflamasi seperti TNF-α dan IL-6, yang berkaitan dengan resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular.