Donor darah merupakan tindakan kemanusiaan yang sangat penting dalam dunia medis. Setiap tetes darah yang disumbangkan dapat menyelamatkan nyawa pasien dalam kondisi kritis, mulai dari korban kecelakaan, pasien operasi besar, ibu melahirkan dengan komplikasi, pasien gagal ginjal kronis, hingga penderita kanker dan anemia berat. Namun di balik manfaat besarnya, banyak masyarakat belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi saat seseorang mendonorkan darah, apa manfaat kesehatannya bagi si pendonor, serta apakah ada risiko yang menyertainya. Artikel ini bertujuan memberikan gambaran menyeluruh dan netral mengenai donor darah, mengupas manfaat sosial dan medisnya, mengkaji manfaat bagi pendonor, serta menjelaskan risiko dan syarat donor darah.
Ada beberapa jenis donor darah yang umum dilakukan:
- Whole blood - donor darah utuh. Jenis paling umum. Pendonor memberikan sekitar 450-500 mL darah utuh. Setelah disimpan, darah ini dapat dipisahkan menjadi komponen seperti sel darah merah, plasma, dan trombosit.
- Donor trombosit. Berguna bagi pasien kanker atau mereka yang akan menjalani transplantasi organ. Trombosit diambil menggunakan metode apheresis, yaitu diambil yang diinginkan saja lalu sisanya dikembalikan ke tubuh pendonor.
- Donor plasma. Plasma berguna untuk pasien trauma, luka bakar, dan gangguan pembekuan darah. Plasma juga diambil menggunakan metoda apheresis.
- Double red cell donor - donor sel darah merah ganda. Mengambil dua kali lipat sel darah merah dalam satu waktu, biasanya dari pendonor dengan berat badan lebih tinggi.
Follow Dr. Indra on Instagram