Di Indonesia, nasi bukan sekedar makanan pokok, tapi sudah menjadi bagian dari identitas budaya. Tidak heran muncul ungkapan populer, “belum makan kalau belum makan nasi.” Dari Sabang sampai Merauke, hampir semua rumah tangga memasak nasi setiap hari. Namun, ada kebiasaan yang sering menimbulkan perdebatan, apakah lebih baik makan nasi panas yang baru matang, atau nasi dingin yang sudah disimpan beberapa jam, bahkan semalaman di kulkas? Di masyarakat, banyak opini liar, mitos, bahkan hoaks yang berkembang tentang hal ini. Ada yang bilang nasi panas bikin cepat gemuk, ada yang yakin nasi dingin lebih sehat, ada pula yang menakut-nakuti bahwa nasi dingin bisa jadi sumber penyakit.
Seiring berkembangnya media sosial, topik sederhana seperti nasi pun bisa menjadi bahan perdebatan panjang. Dari semua klaim itu, ada yang memang punya dasar sains, ada juga yang jelas-jelas keliru. Berikut beberapa klaim populer tentang nasi panas dan nasi dingin:
- Nasi panas bikin cepat gemuk. Alasannya karena nasi panas lebih cepat dicerna tubuh dan langsung disimpan sebagai lemak.
- Nasi dingin bisa membantu diet. Katanya, nasi dingin lebih rendah kalori dan bisa menurunkan berat badan.
- Nasi dingin bikin sakit perut atau kembung. Ada yang menghindari nasi dingin, dipercaya lebih sulit dicerna.
- Nasi dingin berbahaya karena bisa jadi sarang bakteri.
Ini membuat sebagian orang khawatir mengkonsumsi nasi sisa semalam. - Bahkan ada hoaks yang ekstrim sampai ada klaim bahwa makan nasi panas bisa memicu kanker, atau nasi dingin bisa menyembuhkan diabetes.
Follow Dr. Indra on Instagram