Oxidative stress, atau dalam Bahasa Indonesia disebut stres oksidatif, adalah istilah yang mungkin terdengar rumit atau teknis bagi sebagian orang. Namun kenyataannya, konsep ini sangat berkaitan dengan aktivitas dan kebiasaan kita sehari-hari. Stres oksidatif merupakan kondisi yang terjadi dalam tubuh ketika keseimbangan antara zat berbahaya yang disebut radikal bebas dan zat pelindung yang dikenal sebagai antioksidan terganggu. Ketidakseimbangan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam tubuh maupun dari luar.
Tubuh manusia memproduksi molekul yang disebut radikal bebas (free radicals) sebagai hasil dari proses metabolisme normal. Radikal bebas ini adalah molekul yang kehilangan satu elektron sehingga menjadi tidak stabil dan sangat reaktif. Mereka bisa mencuri elektron dari molekul lain, menyebabkan kerusakan pada sel, protein, dan bahkan DNA. Dalam kondisi ideal, tubuh punya mekanisme perta-hanan alami berupa antioksidan, yaitu molekul yang dapat "menyumbangkan" elektron kepada radikal bebas tanpa menjadi tidak stabil. Inilah yang menjaga keseimbangan dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Stres oksidatif terjadi ketika jumlah radikal bebas melebihi kemampuan tubuh untuk menetralkannya dengan antioksidan. Ketidak-seimbangan ini dapat merusak jaringan dan memicu peradangan, penuaan dini, serta berbagai penyakit serius.