Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"
  • Home
    • My Curriculum Vitae
    • Dr. Indra on Media
  • What's New
  • Health & Wellness Influencer & Motivator
    • Retirement Preparation from Health Point of View
    • Stres untuk Hebat
    • Health Topic Seminars
    • The Secret of Healthy Life Style
    • Company Health Management
    • Stop Smoking Course
    • Quality Service Excellent
    • Change Leadership Training and Self Improvement
    • Smile in Assertive Communication
    • Assertive Communication Skills
    • Employee Counseling for Productivity
    • Managerial Skills and Self Leadership Skills
    • Motivation and Job Satisfaction
  • Dr. Indra's Books
    • Book: "SEHAT untuk HEBAT"
    • Book: "STRES untuk HEBAT"
    • Book: "Revolusi Mental"
  • Blog: Medical Articles
    • Blog Index (A to Z)
    • Blog Index (by category)
    • Blog Articles: 2025
    • Blog Articles: 2024
    • Blog Articles: 2023
    • Blog Articles: 2022
    • Blog Articles: 2021
    • Blog Articles: 2020
    • Blog Articles: 2019
    • Blog Articles: 2018
    • Blog Articles: 2017
    • Blog Articles: 2016
    • Blog Articles: 2015
    • Blog Articles: 2014
    • Blog Articles: 2013
    • Blog Articles: 2012
    • Blog Articles: 2011
    • Blog Articles: 2010
  • Health Consultant (Praktek)
    • Location
    • Adult Vaccination
  • Health Tips Video
  • Health Calculator
    • BMI Calculator
    • Advanced BMI Calculator
    • BMI Calculator for Children
    • Ideal Body Weight Calculator
    • Exercise Calorie Calculator
    • Daily Calorie Calculator
    • Liquid Calorie Calculator
  • Health Pictures
  • My Travel and Other Blog
  • ABN Group
  • References & Partners
  • Contact Me

Topik ke-533: Mitos vs. Fakta, Makan Malam Bikin Gemuk

18/4/2025

0 Comments

 
Picture
Pendahuluan
"Jangan makan malam terlalu larut, nanti kamu gemuk!" Ini adalah pernyataan yang sangat sering kita dengar termasuk di Indonesia. Makan malam sering kali menjadi kambing hitam dalam perdebatan tentang berat badan. Tapi benarkah makan malam adalah penyebab utama kenaikan berat badan? Atau ini hanya mitos yang sudah terlanjur dipercaya masyarakat? Artikel ini akan mengupas tuntas mitos dan fakta seputar makan malam dan hubungannya dengan kenaikan berat badan. Dengan pendekatan ilmiah yang mudah dipahami, kita akan membahas masalah penting ini agar masyarakat bisa mengambil keputusan makan yang lebih bijak dan sehat dan agar makan malam tidak lagi selalu dijadikan kambing hitam.

Asal-Usul Mitos Makan Malam Dituding Bikin Gemuk
Asal-usul mitos makan malam bikin gemuk bisa ditelusuri ke beberapa faktor budaya dan pemahaman fisiologi tubuh yang belum lengkap di masa lalu. Sejak lama, masyarakat mempercayai bahwa tubuh manusia memiliki “jam biologis” yang ideal untuk makan, dan jika kita melanggar jam tersebut (khususnya dengan makan larut malam), maka makanan yang dikonsumsi akan langsung disimpan sebagai lemak. Konsep ini diperkuat dengan pemikiran bahwa di malam hari, tubuh akan masuk ke mode istirahat dan tidak aktif secara fisik. Oleh karena itu, energi yang berasal dari makanan tidak digunakan dan justru disimpan. Mitos ini menjadi semakin kuat ketika tren diet dari negara-negara Barat pada tahun 80–90an menyarankan untuk menghindari makan malam sebagai bagian dari strategi penurunan berat badan. Sayangnya, banyak dari saran ini tidak didasarkan pada penelitian ilmiah yang kuat.

Selain itu, faktor gaya hidup juga ikut berperan. Di era modern, banyak orang yang makan malam sembari duduk diam di depan TV atau komputer, atau bahkan sambil rebahan. Kombinasi antara pola makan yang tinggi kalori, rendah nutrisi, dan minim aktivitas fisik inilah yang menjadi pemicu kenaikan berat badan, bukan sekedar waktu makannya. Peran media dan iklan juga tidak bisa diabaikan. Banyak iklan diet atau produk pelangsing menekankan pentingnya "berhenti makan setelah jam 6 sore," yang semakin menanamkan keyakinan bahwa makan malam itu buruk. Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa jam makan tertentu secara otomatis menyebabkan obesitas. Dari sinilah muncul generalisasi bahwa makan malam = gemuk. Padahal kenyataannya, konteks dan kebiasaan makan secara keseluruhan jauh lebih berpengaruh dari pada sekedar waktu makan malam itu sendiri.
 
Fakta #1: Kalori Tetaplah Kalori
Dalam dunia kedokteran dan gizi, prinsip dasar penambahan atau penurunan berat badan tetap berkutat pada "kalori masuk vs kalori keluar." Jika kalori yang dikonsumsi lebih banyak kalori dari pada yang dibakar oleh tubuh, maka berat badan akan naik,  tidak peduli kapan waktu makannya. Yang paling menentukan dalam pengelolaan berat badan adalah jumlah kalori total yang dikonsumsi dalam sehari, bukan jam makan. Jadi, makan malam tidak akan menyebabkan kegemukan kecuali jika total asupan kalori dalam sehari melebihi kebutuhan harian.
 
Fakta #2: Tubuh Tetap Membakar Kalori Saat Tidur
Banyak orang percaya bahwa saat kita tidur, metabolisme tubuh berhenti total. Ini keliru. Faktanya, tubuh tetap membakar kalori saat tidur untuk menjalankan fungsi-fungsi dasar seperti bernapas, memperbaiki sel, dan menjaga suhu tubuh. Metabolisme saat tidur dikenal sebagai Basal Metabolic Rate (BMR). Rata-rata, tubuh membakar sekitar 40–70 kalori per jam saat tidur. Artinya, makan malam dengan kalori terkontrol masih bisa dibakar oleh tubuh selama tidur. Selain itu, tubuh melakukan banyak proses penting saat tidur yang memerlukan energi. Misalnya, sistem kekebalan tubuh bekerja aktif untuk memperbaiki jaringan dan melawan infeksi. Otak juga memproses informasi dan memperkuat memori jangka panjang.
 
Semua proses ini membutuhkan bahan bakar yang berasal dari makanan.  Bahkan, bagi orang yang rutin berolahraga atau memiliki massa otot lebih besar, pembakaran kalori saat tidur bisa lebih tinggi dari rata-rata. Ini karena otot membakar lebih banyak kalori bahkan saat tubuh dalam keadaan istirahat. Jadi, anggapan bahwa tubuh hanya menyimpan energi dari makan malam karena tidak ada aktivitas fisik adalah tidak tepat. Aktivitas metabolik tetap berjalan, dan jika pola makan seimbang, makan malam tidak akan otomatis menyebabkan penumpukan lemak.
 
Fakta #3: Makan Malam Bisa Bermanfaat
Makan malam yang sehat dapat membantu menjaga kadar gula darah, memperbaiki kualitas tidur, dan mencegah keinginan makan tengah malam. Terutama bagi mereka yang memiliki aktivitas hingga malam hari, melewatkan makan malam bisa menyebabkan rasa lapar berlebihan dan ngemil tidak sehat di malam hari. Contohnya:
  • Karbohidrat kompleks seperti nasi merah atau kentang rebus membantu melepaskan energi secara bertahap.
  • Protein seperti tahu, tempe, ikan, atau ayam tanpa kulit membantu proses regenerasi sel saat tidur.
  • Sayuran menambah serat dan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh.

Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Picture
Studi Ilmiah tentang Makan Malam & Bikin Gemuk
Sebuah studi dari Obesity Journal (2016) menunjukkan bahwa waktu makan mempengaruhi pengaturan hormon lapar (leptin dan ghrelin), tetapi bukan penentu langsung dari kenaikan berat badan. Penelitian lain dari American Journal of Clinical Nutrition (2013) menunjukkan bahwa orang yang makan lebih malam cenderung memilih makanan tinggi lemak dan gula, sehingga total kalori harian mereka lebih tinggi. Artinya, bukan makan malamnya yang salah, tapi jenis makanan dan jumlah kalorinya. Studi dari Harvard University juga menyebutkan bahwa makan larut malam berkaitan dengan kualitas tidur yang buruk, yang pada gilirannya dapat mengganggu hormon metabolik dan nafsu makan. Selain itu, riset dari European Journal of Clinical Nutrition (2019) menemukan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan besar dalam 3 jam sebelum tidur memiliki risiko lebih tinggi mengalami resistensi insulin, terutama jika makanan yang dikonsumsi tinggi lemak jenuh.
 
Perbandingan Budaya Makan Malam
Budaya makan malam bervariasi di berbagai belahan dunia. Di negara-negara Mediterania seperti Spanyol dan Italia, makan malam biasa dilakukan pada pukul 8-10 malam dan terdiri dari makanan segar dan ringan. Namun, tingkat obesitas mereka cenderung lebih rendah dibanding negara-negara barat yang makan malam lebih awal tapi dengan makanan cepat saji. Di Jepang, makan malam cenderung kecil dan diakhiri dengan teh hijau yang membantu metabolisme. Bandingkan dengan pola makan larut malam yang umum di negara-negara seperti Amerika Serikat, dengan porsi besar dan tinggi kalori. Artinya, bukan waktunya yang menjadi masalah utama, melainkan apa yang dimakan dan bagaimana kebiasaan itu dipertahankan.
 
Mitos yang Perlu Diluruskan
1. Mitos: Makan setelah jam 7 malam bikin gemuk.
Fakta: Tidak ada jam sakral kapan kita harus berhenti makan. Yang penting adalah total asupan kalori harian dan jenis makanan yang dikonsumsi.

2. Mitos: Makan malam membuat metabolisme lambat.
Fakta: Metabolisme tetap aktif, bahkan saat tidur. Yang berubah hanyalah tingkat aktivitas fisik.

3. Mitos: Melewatkan makan malam membantu menurunkan berat badan.
Fakta: Melewatkan makan bisa menyebabkan kelaparan berlebihan dan ngemil berlebihan setelahnya, yang justru berkontribusi pada kenaikan berat badan.

4. Mitos: Makan malam selalu buruk untuk penderita diabetes.
Fakta: Jika direncanakan dengan baik, makan malam yang seimbang justru membantu menjaga kadar gula darah stabil sepanjang malam.

5. Mitos: Makan malam menyebabkan mimpi buruk.
Fakta: Ini tergantung jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan berat dan tinggi lemak memang bisa mengganggu tidur, tapi bukan berarti makan malam selalu menyebabkan mimpi buruk.
 
Tips Makan Malam Sehat dari Ahli Gizi
Untuk tetap sehat tanpa harus takut makan malam, berikut saran dari para ahli:
  • Pilih makanan yang rendah kalori tapi tinggi nutrisi, seperti sup bening, ikan (bukan digoreng), porsi kecil ayam/daging, atau sayuran segar/tumis.
  • Perhatikan porsi, gunakan piring kecil, dan jangan makan sampai terlalu kenyang.
  • Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan gula seperti gorengan, kue manis, atau makanan cepat saji.
  • Jangan langsung tidur setelah makan. Beri jeda minimal 2 jam sebelum tidur agar pencernaan lebih optimal dan mencegah refluks asam lambung.
  • Hindari ngemil larut malam terutama makanan ringan kemasan yang tinggi kalori dan rendah nutrisi.
  • Minum air mineral cukup sebelum tidur, agar tidak salah mengartikan rasa haus sebagai rasa lapar.
  • Catat makanan dalam jurnal makanan, untuk mengontrol kebiasaan makan dan menghindari kalori tersembunyi.
 
Yang Harus Tetap Lebih Waspada
Beberapa kelompok memang perlu lebih hati-hati dalam mengatur makan malam, seperti:
  1. Penderita diabetes tipe 2: karena makan larut malam dapat mempengaruhi kontrol gula darah.
  2. Orang dengan gangguan pencernaan GERD: karena makan dekat waktu tidur bisa memicu refluks.
  3. Pekerja malam atau shift: harus menyesuaikan waktu makan dengan ritme sirkadian tubuh mereka.
  4. Orang yang sedang diet ketat: makan malam bisa menjadi jebakan kalori jika tidak direncanakan.
  5. Anak-anak dan remaja: penting diajarkan untuk tidak melewatkan makan malam tapi tetap memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi. Karena mereka masih dalam masa pertumbuhan.
 
Kesimpulan: Makan Malam Bukan Musuh
Makan malam tidak serta-merta menyebabkan kegemukan. Yang lebih penting adalah:
  • Total kalori harian
  • Komposisi gizi makanan
  • Kebiasaan makan secara keseluruhan
  • Aktivitas fisik
  • Kualitas tidur
Jadi, dari pada takut makan malam, lebih baik fokus pada memilih makanan sehat, mengatur porsi, dan menjaga gaya hidup seimbang. Jangan salahkan jam makan. Yang harus dikoreksi adalah kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari.
 
Penutup
Mitos makan malam sebagai penyebab kegemukan perlu diluruskan dengan edukasi berbasis bukti ilmiah. Kesehatan ditentukan oleh gaya hidup, pola makan, dan aktivitas fisik secara keseluruhan, bukan hanya waktu makan. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga tidak ada aturan makan yang berlaku untuk semua orang. Masyarakat perlu lebih kritis terhadap informasi yang beredar, terutama dari media sosial, dan lebih memilih konsultasi dengan tenaga kesehatan dari pada mengikuti tren diet yang tidak ilmiah. Edukasi yang memberdayakan akan memberi dampak jangka panjang, membantu masyarakat memahami alasan kesehatan dan memberikan alternatif sehat yang bisa diterapkan. Jadi mau makan malam? Silakan saja, asal bijak dan sehat.

©IKM 2025-04
0 Comments



Leave a Reply.

    Home >> Medical Articles >> 2025

    Medical Articles 2025

    Picture
    Lihat daftar artikel lainnya, click pada gambar

    Picture
    Maknai stres, untuk membuat hidup menjadi lebih hebat. Baca di sini.

    Bila Anda suka dengan blog ini, silakan "like" artikelnya di bagian bawah setiap artikel dan silakan menikmati artikel lainnya pada blog tahun 2023. Click di sini.

    Picture

    Author

    Dr. Indra K. Muhtadi adalah seorang Health Influencer dan konsultan pada berbagai professional training di Indonesia.

    Sebagai dokter, ia sangat piawai memberikan konsultasi kesehatan dengan bahasa ringan sehingga membuat masalah medis menjadi sesuatu yang mudah untuk dipahami.

    Click di sini untuk berkonsultasi dengan Dr. Indra

    These Blogs are written in Bahasa Indonesia. I hope these blogs can help those who search the information about the topic discussed in the radio.  Feel free to give comments and if you need an English version of the content from these blogs, please don't hesitate to contact me.

    Instagram Follow Dr. Indra on Instagram
    Follow @indrakm

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025

    Categories

    All
    Air Panas Vs. Air Dingin
    Brain Rot
    Filosofi Sehat & Sakit Dalam Perspektif Medis & Islam
    Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD)
    Human Metapneumovirus
    Keropos Tulang Pada Wanita Menyusui
    Kolesterol Gak Ikut Party
    Lebaran Happy
    Makan Malam Bikin Gemuk
    Mengungkap Kekuatan Jahe
    Mitos Dan Fakta Cemilan Sehat
    Mitos Vs. Fakta
    MMPI
    Myelodysplastic Syndrome
    Ngemil Cerdas
    Stem Cell Untuk Kecantikan
    Terapi Regeneratif Sendi
    Tes Kejiwaan Pembuka Peta Kepribadian & Gangguan Mental


    Saya tidak mencantumkan rujukan atau sumber dari artikel yang saya tulis, karena akan menambah panjang body dari posting-an blog-nya.
    Bila ada yang memerlukan silakan hubungi saya di contac me. Saya dengan senang hati akan menginfokannya.


    Disclaimer
    All data and statements in all articles in these blogs on this website were true at the time of writing. Some update may be required.

    The Content is not intended to be a substitute for professional medical advice, diagnosis, or treatment. Always seek the advice of your physician or other qualified health provider with any questions you may have regarding a medical condition.

    Picture
    Terima kasih untuk mendukung usaha saya dan berbagi informasi
    Thank you for supporting my effort and sharing my knowledge

    Picture

    Info graphic
    of the week

    Picture
    Ngemil Cerdas, Mitos dan Fakta Cemilan Sehat

    Navigation:
    Back to Blog Main Page
    Back to Blog Index

Proudly powered by Weebly