Panic attack adalah sebuah serangan tiba-tiba dari rasa cemas dan khawatir yang sangat sampai membuat penderitanya mengalami keluhan sesak nafas, jantung berdebar kencang, pusing, bahkan pingsan. Biasanya terjadi setelah ada kejadian sebagai pencetus atau trigger-nya. Sering disangka sebagai serangan jantung baik bagi penderita mau pun orang di sekitarnya bahkan dianggap sebagai tanda yang bersangkutan akan meninggal dunia. Serangan biasanya berlangsung singkat antara 5-20 menit, tapi bisa juga lebih lama sampai beberapa jam. Bila kejadian ini terjadi berulang, maka dikatakan sebagai panic disorder. Walau pun terkesan menakutkan, panic attack sebenarnya tidak berbahaya bagi fisik penderitanya.
Fakta Tentang Panic Attack
- Terkadang penderita juga dikira sebagai orang yang sudah kurang waras atau gila baik oleh dirinya mau pun orang yang menyaksikannya.
- Sebagian besar orang setidaknya pernah sekali dalam hidupnya mengalami panic attack.
- Lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
- Kejadian pertama paling sering terjadi pada usia muda terutama antara 15-19 tahun, tapi bisa juga terjadi pada usia yang lebih tua.
- Kecendrungan panic attack diturunkan di dalam keluarga, terutama bila memiliki orang tua dengan penyakit depresi atau bipolar disorder.
Para ahli belum benar-benar yakin apa yang menyebabkan panic attack dan panic disorder. Tapi diyakini sebagai respon alamiah tubuh terhadap kondisi stres dan bahaya yang bertujuan untuk mempercepat pompa jantung dan frekuensi nafas sehingga terjadi tambahan tenaga untuk menghindar dari bahaya yang ada atau yang dikenal dengan fight-or-flight response. Ada dugaan juga bisa terjadi karena ketidak seimbangan neurotransmitter di otak karena bisa terjadi tanpa alasan yang jelas. Beberapa kondisi medis ada yang bisa menyebabkan penderitanya mudah terkena panic attack seperti penyakit hipertiroid, epilepsi, penyakit jantung dan paru-paru, atau baru saja mengalami bius total dalam sebuah operasi. Sementara kondisi external yang dapat menyebabkan panic attack adalah penggunaan alkohol, caffeine dan nikotin dalam jumlah besar, penggunaan narkoba, atau hidup dalam kondisi stres berat dalam waktu yang lama. Belakangan ada penelitian yang mengaitkan antara food additives seperti aspartame dan pewarna makanan dengan meningkatnya insidensi panic attack; walaupun belum diyakini sepenuhnya oleh para ahli.
Faktor Resiko Panic Attack
- Memiliki riwayat keluarga dengan panic disorder, depresi, atau bipolar disorder.
- Pernah mengalami depresi
- Mengkonsumsi alkohol dan kopi serta merokok.
- Menggunakan narkoba.
- Sedang mengkonsumsi obat steroid, obat penyakit jantung atau obat penyakit paru-paru.
- Memiliki kondisi kelainan katup jantung mitral valve prolapse.
Kejadian Panic Attack
Panic attack yang pertama biasanya terjadi tanpa adanya tanda-tanda, saat melakukan aktivitas harian biasa seperti belanja, berjalan di tempat umum, dll. Sehingga sering penderitanya merasa dirinya sudah gila atau merasa mendapatkan firasat seperti sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Hal ini membuat yang bersangkutan akan segera pergi dari tempat di mana dia berada ke tempat yang dirasanya lebih aman seperti di dalam mobil atau pulang ke rumah. Bahkan ada yang pergi ke rumah sakit karena merasa dirinya akan meninggal dunia. Intensitas dari keluhan ini biasanya berada pada puncaknya dalam 10 menit dan akan berangsur hilang. Tapi ada juga kejadian pertama panic attack terjadi karena kondisi hidup yang stres seperti kehilangan atau berpisah dengan orang yang dicintai. Bisa juga terjadi ketika sedang menderita sakit yang berat seperti kanker atau setelah mengalami kecelakaan yang parah. Seorang wanita bisa mengalami panic attack yang pertama setelah melahirkan. Panic attack bisa terjadi ketika tidur malam yang membuat penderitanya terbangun dari tidur dan merasa cemas untuk alasan yang tidak jelas.
Tanda dan Gejala Panic Attack
Mereka yang mengalami panic attack tidak berpura-pura dan memang sedang dalam kondisi sakit. Maka orang yang ada di sekitarnya harus memahami kondisi tersebut. Selain agar dapat membantu penderita, juga agar dapat mencegah serangan ulangan di kemudian hari. Tanda dan gejala yang mungkin muncul adalah:
- Merasa sangat takut, atau cemas
- Nafas memburu dan rasa tercekik
- Degup jantung menjadi cepat dan sakit di dada
- Merasa dingin tapi keluar keringat
- Mual dan sakit perut, sampai bisa muntah dan mencret
- Pusing dan gemetar
- Anggota tubuh terasa kebas atau seperti mati rasa
- Pada anak-anak nilai sekolah mereka menurun, sering bolos sekolah, sering bermasalah dengan guru dan orang tua, sampai ada tanda-tanda keinginan untuk bunuh diri.
- Terjadi untuk pertama kalinya baik karena alasan yang jelas atau pun tidak. Tujuannya untuk memastikan bukan disebabkan oleh kondisi medis yang berbahaya.
- Bila ada kekhawatiran akan terulang kembali setelah kejadian yang pertama.
- Terjadi keluhan pada fisik seperti di atas yang terasa mengganggu aktivitas keseharian.
- Sudah pernah ke dokter, tapi panic attack terjadi semakin sering.
Penegakan Diagnosis Panic Attack
Diagnosis panic attack sendiri oleh dokter sering merupakan diagnosis terakhir, bila memang tidak ditemukan kondisi medis lain yang bisa menjelaskan gejala yang ada. Kecuali memang sebelumnya sudah pernah tegak diagnosis panic attack pada pasien yang bersangkutan. Untuk memastikan apakah suatu panic attack atau bukan, akan ada beberapa bahkan bisa banyak pemeriksaan penunjang yang dilakukan dokter. Tujuannya agar tidak ada kondisi medis berbahaya yang terlewati. Pemeriksaan seperti general medical checkup bisa dilakukan pada kunjungan pertama dari kejadian panic attack.
Penanganan Panic Attack
Penanganan panic attack dan panic disorder adalah konseling, cognitive-behavioral therapy (CBT), dan obat-obatan. Penanganan ini dapat menolong penderita untuk bisa mengontrol serangan, mengurangi serangan, bahkan bisa menghentikannya. Sebagian besar penderita berhasil menjalani pengobatan, tetapi beberapa tanda dan gejala bisa saja muncul pada kondisi pengobatan tidak tuntas dijalani atau bila terjadi kembali kondisi pencetus seperti pertama kali awal panic attack terjadi.
Dilakukan Sendiri
- Sangat penting untuk segera mencari pertolongan profesional agar gejala tidak bertambah buruk, dan penanganan bisa lebih cepat selesai.
- Berusaha mengurangi level stres di dalam kehidupan.
- Melakukan latihan-latihan relaksasi sendiri, setidaknya 10-20 menit sehari melakukan pernafasan dalam dan pelemasan otot-otot. Bisa juga dengan melakukan yoga.
- Melakukan terapi suportif seperti pijat, aromatherapy, music therapy, visualization therapy sampai humor therapy.
- Merubah cara berfikir untuk menjadi lebih positif, mengganti fikiran buruk dengan fikiran-fikiran yang baik.
- Konsumsi diet yang sehat agar tidak menjadi sakit, karena bila sakit fikiran akan menjadi tegang.
- Merutinkan olah raga, karena olah raga dapat membuat fikiran menjadi tenang.
- Cukupkan tidur, karena kurang tidur dapat membuat stres lebih tinggi.
- Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan rokok serta asap rokok orang lain.
Sangat penting bagi penderita panic attack untuk mendapatkan dukungan dari keluarga dan orang terdekat. Dengan cara tidak membebani fikiran dan perasaan penderita terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak begitu penting untuk ia ketahui. Keluarga harus memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi ini agar tidak ikut cemas dan stres terhadap penderita. Keluarga juga harus senantiasa menyemangati penderita untuk menjalankan terapi dan pengobatan. Dukungan dari keluarga bisa juga sampai harus menjalani family therapy secara bersama-sama antara penderita dan keluarganya.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan menyarankan semua hal yang telah diuraikan di atas untuk dilaksanakan oleh penderita dan keluarga.
- Dokter akan mengatasi keluhan dan gejala dengan pengobatan agar penderita merasa lebih nyaman.
- Terkadang dokter juga memberikan obat untuk penyakit jantung seperti beta-blockers untuk mengatasi gejala berdebar.
- Untuk obat-obatan psikotropika pengontrol serangan panic attack dapat diberikan dalam waktu singkat, tapi dapat juga diberikan dalam waktu yang lama sampai hitungan bulan. Tapi harus diturunkan dosisnya secara bertahap untuk menghindari efek samping dari obat.
- Obat-obatan yang diberikan bisa berupa: selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), benzodiazepine, antidepressants, atau tricyclic antidepressants (TCAs), monoamine oxidase inhibitors (MAOIs).
- Untuk kasus berat dengan panic disorder di mana bisa sampai terjadi agoraphobia, penderita mungkin sampai harus dirawat di rumah sakit.
Prognosis Panic Attack
- Secara umum, prognosis seseorang yang terkena panic attack adalah baik.
- Banyak orang mengalami sekali panic attack dan tidak pernah mengalaminya lagi.
- Sayangnya dua pertiga dari penderita panic attack tidak terdiagnosis sampai terjadi panic disorder.
- 50% dari penderita panic attack bisa berkembang menjadi kondisi depresi dalam satu tahun perjalanan penyakit.
Pencegahan Panic Attack dan Panic Disorder
Sebelum Terkena
Adalah dengan cara menghindari diri dari semua faktor resiko dan kondisi seperti yang diuraikan di atas, serta menjalani pola hidup yang sehat fisik dan mental.
Setelah Terkena
- Bila faktor pencetus sudah diketahui, usahakanlah untuk senantiasa menghindarinya.
- Menjalani behavioral therapy secara rutin, dan melakukan semua cara untuk memperkuat diri terhadap serangan.