Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"
  • Home
    • My Curriculum Vitae
    • Dr. Indra on Media
  • What's New
  • Health & Wellness Influencer & Motivator
    • Retirement Preparation from Health Point of View
    • Stres untuk Hebat
    • Health Topic Seminars
    • The Secret of Healthy Life Style
    • Company Health Management
    • Stop Smoking Course
    • Quality Service Excellent
    • Change Leadership Training and Self Improvement
    • Smile in Assertive Communication
    • Assertive Communication Skills
    • Employee Counseling for Productivity
    • Managerial Skills and Self Leadership Skills
    • Motivation and Job Satisfaction
  • Dr. Indra's Books
    • Book: "SEHAT untuk HEBAT"
    • Book: "STRES untuk HEBAT"
    • Book: "Revolusi Mental"
  • Blog: Medical Articles
    • Blog Index (A to Z)
    • Blog Index (by category)
    • Blog Articles: 2023
    • Blog Articles: 2022
    • Blog Articles: 2021
    • Blog Articles: 2020
    • Blog Articles: 2019
    • Blog Articles: 2018
    • Blog Articles: 2017
    • Blog Articles: 2016
    • Blog Articles: 2015
    • Blog Articles: 2014
    • Blog Articles: 2013
    • Blog Articles: 2012
    • Blog Articles: 2011
    • Blog Articles: 2010
  • Health Consultant (Praktek)
    • Location
    • Adult Vaccination
  • Health Tips Video
  • Health Calculator
    • BMI Calculator
    • Advanced BMI Calculator
    • BMI Calculator for Children
    • Ideal Body Weight Calculator
    • Exercise Calorie Calculator
    • Daily Calorie Calculator
    • Liquid Calorie Calculator
  • Health Pictures
  • My Travel and Other Blog
  • ABN Group
  • References & Partners
  • Contact Me
Home  >> Health Consultant (Praktek Dokter)  >> Adult Vaccination

Vaksinasi Dewasa - Adult Vaccination


Seperti yang sudah saya singgung pada halaman sebelumnya, bahwa sekarang paradigmanya adalah preventif.  Maka vaksinasi untuk dewasa memegang porsi besar dalam paradigma baru tersebut.

Banyak orang dewasa yang salah mengira bahwa vaksinasi yang mereka dapatkan saat kecil dulu, akan memberikan proteksi terhadap penyakit untuk sepanjang hidupnya.  Hal ini memang benar untuk beberapa macam penyakit seperti polio.  Tapi banyak penyakit yang vaksinasinya harus diulang secara berkala untuk mempertahankan imunitas atau kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut.  Kemudian ada pula penyakit yang vaksinnya memang belum ada saat mereka kecil dulu.  Malahan ada vaksin yang memang diperuntukkan untuk orang dewasa, karena untuk penyakit tertentu memang justru memiliki resiko tinggi pada usia dewasa.

Di negara maju saja, seperti di Amerika Serikat (yang kesadaran masyarakatnya sudah tinggi) masih menghabiskan lebih dari sepuluh miliar dolar setiap tahun untuk mengatasi dan mengobati penyakit yang sebenarnya sudah ada vaksinnya. Dapat kita bayangkan bagaimana halnya dengan di Indonesia.

Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, pada tahun 2013 dengan juga didukung oleh persatuan dokter ahli alergi dan imunologi (PERLAMUNI), memberikan rekomendasi jadwal vaksinasi untuk dewasa seperti di bawah ini.  Saya sertakan juga penjelasan yang dibagi berdasarkan penyakit-penyakitnya. Untuk mengunjungi situs resmi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, silakan click di sini.

Bila Anda membutuhkan penjelasan tentang penyakit-penyakit tersebut, silakan click pada nama penyakit yang terdapat active link-nya.  Atau click di sini untuk melihat index penyakit lainnya.

Dr. Indra K. Muhtadi Jadwal Imunisasi Dewasa
Jadwal Imunisasi Dewasa (Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Tahun 2013)
1. Influenza
  • Semua orang dewasa dianjurkan untuk vaksinasi Influenza satu kali setiap tahun.
  • Beberapa kelompok/kondisi yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi Influenza: gangguan sistem pernapasan kronik, penyakit ginjal kronik, gangguan kardiovaskular (gagal jantung, penyakit jantung koroner, sindroma koroner akut, hipertensi, aritmia, gangguan katup jantung, defek kongenital), diabetes melitus, imunokompromais (HIV/AIDS, kanker, dll.), kanker, anemia/hemoglobinopati, obesitas morbid, lansia, karyawan/pekerja, tenaga kesehatan, perokok, pelancong (traveller), orang yang tinggal di panti jompo/tempat penampungan, dan calon jemaah haji/umrah.
  • Untuk ibu hamil (terutama pada masa pandemi)
  • Vaksin Influenza dapat diberikan sepanjang tahun.

2. Tetanus, Difteri, Pertusis (Td/Tdap)
  • Pemberian boosterTd/Tdap sangat penting sehubungan dengan wabah Difteri yang terjadi di beberapa daerah dan waning immunity pascavaksinasi Pertusis.
  • Orang dewasa menggunakan Vaksin Td/Tdap, yang merupakan vaksin DTP dengan reduksi antigen Difteri dan Pertusis. Tdap menggunakan komponen pertusis aseluler (bukan whole-cell), sehingga kurang reaktogenik.
  • Untuk mencegah Tetanus Neonatorum, status imunisasi Tetanus bagi WUS (Wanita Usia Subur) dan calon pengantin perempuan juga harus diperhatikan.

3. Varicella (Cacar Air)
  • Vaksin Varicella merupakan vaksin hidup.
  • Semua orang dewasa yang tidak terbukti pemah mengalami Cacar Air atau tidak memiliki kekebalan terhadap Varicella, dianjurkan untuk vaksinasi.
  • Manifestasi klinis Cacar Air pads orang dewasa umumnya lebih berat daripada anak-anak.
  • Sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan.
  • Varicella dapat menyebabkan cacat janin bila infeksi primer terjadi pada trimester pertama kehamilan, sehingga dianjurkan diberikan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir.
  • Jangan berikan kepada ibu hamil.

4. Human Papillomavirus (HPV) untuk Perempuan
  • Vaksinasi HPV untuk perempuan dapat menggunakan vaksin HPV bivalent atau quadrivalent
  • Waktu pemberian terbaik untuk memperoleh efektivitas maksimal adalah usia 9-26 tahun dan/atau sebelum aktif secara seksual.
  • Vaksin dapat diberikan hingga usia 55 tahun.
  • Vaksinasi tidak menggantikan Pap Smear (yang tetap harus dilakukan minimal setiap 3 tahun).
  • Tidak direkomendasikan untuk ibu hamil.

5. Human Papillomavirus (HPV) untuk Laki-laki
  • Vaksinasi HPV untuk laki-laki hanya menggunakan vaksin HPV quadrivalent.
  • Untuk usia 9-21 tahun, vaksin diberikan kepada semua individu.
  • Untuk usia 22-26tahun, vaksin terutama diberikan kepada individu homoseksual yang belum vaksinasi. Individu non homoseksual juga dapat menerima vaksinasi hingga usia 26 tahun.

6. Zoster
  • Berikan 1 dosis vaksin Zoster kepada semua individu berusia 60 tahun ke atas, dengan atau tanpa episode Zoster sebelumnya.
  • Vaksin Zoster merupakan vaksin hidup.
  • Vaksin akan tersedia di Indonesia setelah proses registrasi.

7. Measles / Campak, Mumps / Gondongan, Rubella / Campak Jerman (MMR)
  • Vaksin MMR merupakan vaksin hidup.
  • Sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan, pelancong, dan orang yang tinggal di asrama/ lingkungan padat, dan saat terjadi wabah
  • Dosis kedua diperlukan karena 2-5% populasi normal tidak merespons 1 dosis MMR.
  • Vaksin MMR dapat mencegah sindroma Rubella Kongenital, berikan kepada perempuan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir. Jangan berikan kepada ibu hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir.
  • Jangan diberikan kepada ibu hamil.

8. Hepatitis A
  • Vaksin ini dianjurkan untuk semua individu.
  • Perhatian khusus harus diberikan kepada pelancong dan penjamah makanan (food handler).
9. Hepatitis B
  • Vaksinasi semua orang dewasa tanpa terkecuali; dianjurkan untuk memeriksa HbsAg terlebih dahulu.
  • Perhatian khusus harus diberikan kepada kelompok risiko tinggi: tenaga kesehatan, pengguna Narkoba, orang dengan partner seksual multipel, kondisi imunokompromais, pasien dengan gangguan hati kronik, dan pasien dengan gangguan ginjal kronik termasuk yang sedang hemodialisis.
  • Khusus pads individu imunokompromais atau pasien hemodialisis, berikan vaksin 2 dosis (2 x 20ug/ml) setiap kali penyuntikan pads bulan 0, 1, 2, dan 6.
  • Pada individu imunokompeten, tidak ada rekomendasi untuk memberikan dosis penguat (booster).
  • Pada individu imunokompromais, pemeriksaan titer antibodi anti-HbsAg pascavaksinasi dilakukan secara berkala (booster diberikan bila titer <= 10 mIU/mL).
  • Perlu diingat terdapat fenomena responder dan nonresponder.
  • Pada individu imunokompeten, pemeriksaan titer antibodi anti-HbsAg pascavaksinasi dilakukan pads 1-3 bulan setelah vaksinasi terakhir (protektif bila titer >= 10 mIU/mL). Pemeriksaan yang dilakukan lebih dari 6 bulan pascavaksinasi kurang memiliki manfaat dan dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.

10. Hepatitis A dan Hepatitis B (kombinasi)
  • Bila tersedia, gunakan vaksin kombinasi Hepatitis A dan Hepatitis B. Selain lebih ekonomis, kesempatan untuk meningkatkan cakupan imunisasi lebih besar.

11. Thyphoid Fever (Demam Tifoid)
  • Sebagai negara endemis, vaksin ini dianjurkan untuk semua orang dengan atau tanpa riwayat Demam Tifoid.

12. Pneumokokal Polisakarida (PPSV23) /Pneumonia
  • Vaksinasi semua orang berusia 60 tahun ke atas.
  • Vaksinasi orang berusia 60 tahun ke bawah dengan kondisi berikut: perokok aktif, gangguan sistem pernapasan kronik (PPOK dan asma), gangguan sistem kardiovaskular, diabetes melitus, gagal ginjal kronik, sindroma nefrotik, gangguan hati kronik (termasuk sirosis), alkoholisme, implan koklea, kebocoran cairan serebrospinal, imunokompromais, asplenia, dan orang yang tinggal di panti jompo/tempat penampungan.
  • Vaksinasi seluruh calon jemaah haji dan umrah; perlu diperhatian agar vaksinasi telah memberikan proteksi sebelum jemaah haji/umrah berangkat.
  • Bila vaksin diberikan pads usia 19-60 tahun, diperlukan 1 dosis ulangan 5 tahun kemudian. Semua individu yang imunokompromais harus memperoleh 1 dosis ulangan, berapapun usianya saat vaksinasi dosis pertama.
  • Bila vaksin diberikan pada usia 60 tahun ke atas, dosis ulangan tidak diperlukan (tidak berlaku pads kondisi imunokompromais).
  • Beberapa kondisi memerlukan vaksinasi PPSV23 dan PCV13 (lihat poin nomor 13).

13. Pneumokokal Polisakarida (PPSV23) /Pneumonia
  • Vaksinasi semua orang berusia 50 tahun ke atas.
  • Vaksinasi orang berusia 19 tahun ke atas dengan kondisi berikut: imunokompromais (immuno-defisiensi bawaan atau dapatan, HIV/AIDS, gagal ginjal kronis, sindroma nefrotik, leukemia, limfoma, Hodgkin disease, kanker, immunosupresi iatrogenik, pasien yang mendapatkan transplantasi organ, mieloma multipel), asplenia fungsional atau anatomis (sickle cell disease / kelainan hemoglobin lain), pasien dengan implan koklea, dan kebocoran cairan serebrospinal.
  • Mereka yang termasuk dalam kelompok di atas dan belum perah vaksinasi PPSV23, dianjurkan untuk vaksinasi 1 dosis PCV13 terlebih dulu. Lanjutkan dengan vaksinasi PPSV23 minimal 8 minggu setelah pemberian vaksin PCV13.
  • Vaksinasi seluruh calon jemaah haji dan umrah; perlu diperhatian agar vaksinasi telah memberikan proteksi sebelum jemaah haji/umrah berangkat.
  • Bila sebelumnya sudah pemah vaksinasi PPSV23, berikan vaksin PCV13 dengan jeda minimal 1 tahun setelah pemberian vaksin PPSV23.

14. Meningitis Meningokokal
  • Vaksinasi Meningitis Meningokokal tidak diberikan secara rutin.
  • Vaksin ini hanya diberikan kepada calon jemaah haji/umrah dan calon pelancong ke negara-negara tertentu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • Vaksin ini boleh diberikan kepada ibu hamil (dengan pertimbangan manfaat yang diperoleh lebih besar dari risiko) dan ibu menyusui.

15. Yellow Fever (Demam Kuning)
  • Vaksin Yellow Fever merupakan vaksin hidup.
  • Vaksin Yellow Fever tidak diberikan secara rutin.
  • Vaksin ini hanya diberikan kepada calon pelancong ke negara-negara tertentu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dr. Indra K. Muhtadi Vaksinasi Dewasa
Rekomendasi Vaksinasi Dewasa Dengan Indikasi Medis/Kondisi Tertentu (Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Tahun 2013)

Apabila Anda ingin divaksinasi atau ingin berkonsultasi dengan Dr. Indra K. Muhtadi dan bertanya lebih jauh tentang vaksinasi dewasa silakan click di sini.


<<  back to Health Consultan (Praktek Dokter) main page  - or -  contact Dr. Indra  >>
Proudly powered by Weebly