|
Bila tudung es di puncak Gunung Fuji adalah Revolusi Mental maka bila cuaca menghangat ia akan mencair membentuk dan mengikuti jalur-jalur sungai kecil dan besar ke delapan penjuru angin. Banyaknya masalah kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (terutama korupsi, kolusi, nepotisme, kroniisme, sektarianisme, dan kekerasan horizontal) adalah karena nilai-nilai Pancasila diperlakukan sebagai hafalan belaka, tidak pernah sungguh-sungguh diterapkan dan diaktualisasikan. Maka revolusi mental bangsa juga berarti: kembali ke Pancasila.
- Jansen Sinamo
Launching buku: "REVOLUSI MENTAL" -- 17 Oktober 2014 @Balai Kartini Jakarta
Dokter Indra K. Muhtadi, adalah salah seorang penulis di dalam buku "Revolusi Mental" ini yang sudah dicetak dua kali. Cetakan pertama ditulis oleh 24 orang penulis, sedangkan pada cetakan kedua buku ini diperkaya oleh 6 orang penulis wanita. Banyak sekali aspek ataru revolusi-revolusi kecil yang harus turut secara bersamaan dilakukan dan dijalankan untuk merevolusi mental, apa lagi untuk kaliber sebuah negara seperti Indonesia. Salah satu revolusi tersebut adalah aspek "Revolusi Gaya Hidup", yang ditulis oleh Dr. Indra.
Karakter seseorang tidak dapat terlepas dari gaya hidup yang dijalaninya dan akan senantiasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam membentuk diri dan kepribadian yang tercermin dalam keseharian kehidupan yang dijalaninya. Gaya hidup yang dijalani saat ini sesungguhnya juga merupakan kesinambungan dari gaya hidup yang dijalani sejak usia kanak-kanak. Bagaimana gaya hidup dia ketika kecil, sedikit banyak atau malah memang banyak, akan menjadi pola dasar, menjadi blueprint, dari gaya hidupnya ketika sudah dewasa, yang akan terbawa hingga ia menjadi tua sampai akhirnya nanti menutup hari-harinya dalam kehidupan ini.
Kecuali ia mau me-revolusi gaya hidup tersebut.
Revolusi gaya hidup mungkin terdengar asing, dan sering luput dari perhatian kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Seyogyanya malah, setiap revolusi diri, apa pun itu, baik dalam skala kecil seorang individu, level rumah tangga, lingkungan tempat tinggal, sebuah kota, sebuah negara, sampai nantinya revolusi apa pun di dunia ini, berdasar, berakar dan berfondasi kepada me-revolusi gaya hidup. Bisa dibayangkan bila pada level terkecil, seorang individu, dapat me-revolusi gaya hidupnya, maka apa pun yang dikonsepkan dan direncanakan, apa pun yang sedang dicita-citakan dan segala ketidakmungkinan di dunia ini, tidak mustahil akan dapat terwujud dan terlaksana. Tidak ketinggalan di dalamnya untuk suatu mega plan revolusi mental, apa lagi dalam skala nasional, harus juga dimulai dari dan menjadikannya benih: revolusi gaya hidup.
Dalam me-revolusi gaya hidup untuk lebih jauhnya nanti me-revolusi mental, sebenarnya tidak sesulit terdengarnya, hanya bila kita tahu bagaimana cara dan langkah apa yang harus dilakukan. Revolusi gaya hidup intinya adalah membuat gaya hidup yang dijalani ini menjadi lebih baik dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk, intinya adalah menjadi lebih sehat dari yang sedang dialami, dan akhirnya adalah melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat sehingga tercapai suatu keadaan di mana kita senantiasa menjalani gaya hidup yang sehat. Masih ingat dengan perkataan bijak berbahasa latin “mens sana in corpore sano”? Dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi “a sound mind in a sound body”, dan biasa diterjemahkan menjadi “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”. Karena memang untuk mendapatkan jiwa yang sehat, harus dimulai dengan tubuh yang sehat terlebih dahulu. Untuk merevolusi mental, harus dimulai dengan merevolusi gaya hidup untuk menjadi lebih sehat terlebih dahulu.
Janganlah pernah merasa bahwa untuk merevolusi gaya hidup itu sulit, karena malah sebaliknya bahwa menjalani gaya hidup yang sehat itu sangat mudah. Pada dasarnya seseorang atau tubuh manusia itu agar senantiasa sehat adalah saat semuanya berada dalam suatu equilibrium atau keseimbangan. Semua sistem yang ada di tubuh, mulai dari sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem metabolisme, dan lainnya menjalani fungsi mereka yang saling terkait satu dengan yang lain dalam simfoni indah karya Maha Pencipta pada suatu equilibrium. Kini bagaimana caranya kita menjaga keseimbangan itulah cara agar bagaimana kita senantiasa menjadi sehat.
Gaya hidup sehat itu memiliki lima pilar yang kelimanya merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Kelimanya saling terkait dan saling mempengaruhi. Keberhasilan satu pilar dipengaruhi dan mempengaruhi keberhasilan pilar lainnya. Kegagalan satu pilar dapat dan akan menjadi cikal bakal kegagalan pilar lain yang pada akhirnya akan berefek gagalnya revolusi gaya hidup yang ingin dilakukan.
Selain Dr. Indra K. Muhtadi, 29 penulis lainnya dalam buku ini adalah:
Karakter seseorang tidak dapat terlepas dari gaya hidup yang dijalaninya dan akan senantiasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam membentuk diri dan kepribadian yang tercermin dalam keseharian kehidupan yang dijalaninya. Gaya hidup yang dijalani saat ini sesungguhnya juga merupakan kesinambungan dari gaya hidup yang dijalani sejak usia kanak-kanak. Bagaimana gaya hidup dia ketika kecil, sedikit banyak atau malah memang banyak, akan menjadi pola dasar, menjadi blueprint, dari gaya hidupnya ketika sudah dewasa, yang akan terbawa hingga ia menjadi tua sampai akhirnya nanti menutup hari-harinya dalam kehidupan ini.
Kecuali ia mau me-revolusi gaya hidup tersebut.
Revolusi gaya hidup mungkin terdengar asing, dan sering luput dari perhatian kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Seyogyanya malah, setiap revolusi diri, apa pun itu, baik dalam skala kecil seorang individu, level rumah tangga, lingkungan tempat tinggal, sebuah kota, sebuah negara, sampai nantinya revolusi apa pun di dunia ini, berdasar, berakar dan berfondasi kepada me-revolusi gaya hidup. Bisa dibayangkan bila pada level terkecil, seorang individu, dapat me-revolusi gaya hidupnya, maka apa pun yang dikonsepkan dan direncanakan, apa pun yang sedang dicita-citakan dan segala ketidakmungkinan di dunia ini, tidak mustahil akan dapat terwujud dan terlaksana. Tidak ketinggalan di dalamnya untuk suatu mega plan revolusi mental, apa lagi dalam skala nasional, harus juga dimulai dari dan menjadikannya benih: revolusi gaya hidup.
Dalam me-revolusi gaya hidup untuk lebih jauhnya nanti me-revolusi mental, sebenarnya tidak sesulit terdengarnya, hanya bila kita tahu bagaimana cara dan langkah apa yang harus dilakukan. Revolusi gaya hidup intinya adalah membuat gaya hidup yang dijalani ini menjadi lebih baik dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk, intinya adalah menjadi lebih sehat dari yang sedang dialami, dan akhirnya adalah melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat sehingga tercapai suatu keadaan di mana kita senantiasa menjalani gaya hidup yang sehat. Masih ingat dengan perkataan bijak berbahasa latin “mens sana in corpore sano”? Dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi “a sound mind in a sound body”, dan biasa diterjemahkan menjadi “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”. Karena memang untuk mendapatkan jiwa yang sehat, harus dimulai dengan tubuh yang sehat terlebih dahulu. Untuk merevolusi mental, harus dimulai dengan merevolusi gaya hidup untuk menjadi lebih sehat terlebih dahulu.
Janganlah pernah merasa bahwa untuk merevolusi gaya hidup itu sulit, karena malah sebaliknya bahwa menjalani gaya hidup yang sehat itu sangat mudah. Pada dasarnya seseorang atau tubuh manusia itu agar senantiasa sehat adalah saat semuanya berada dalam suatu equilibrium atau keseimbangan. Semua sistem yang ada di tubuh, mulai dari sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem metabolisme, dan lainnya menjalani fungsi mereka yang saling terkait satu dengan yang lain dalam simfoni indah karya Maha Pencipta pada suatu equilibrium. Kini bagaimana caranya kita menjaga keseimbangan itulah cara agar bagaimana kita senantiasa menjadi sehat.
Gaya hidup sehat itu memiliki lima pilar yang kelimanya merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Kelimanya saling terkait dan saling mempengaruhi. Keberhasilan satu pilar dipengaruhi dan mempengaruhi keberhasilan pilar lainnya. Kegagalan satu pilar dapat dan akan menjadi cikal bakal kegagalan pilar lain yang pada akhirnya akan berefek gagalnya revolusi gaya hidup yang ingin dilakukan.
Selain Dr. Indra K. Muhtadi, 29 penulis lainnya dalam buku ini adalah:
Bagian 1: SEJARAH DAN HAKIKAT REVOLUSI MENTAL
Bagian 2: APLIKASI REVOLUSI MENTAL
Bagian 3: REVOLUSI MENTAL DI BERBAGAI SEKTOR
- Revolusi Mental -- oleh Joko Widodo
- Keharusan Revolusi Mental -- oleh Yudi Latif
- Revolusi Mental Mahatma Gandhi -- oleh Christina M. Udani
- Tempat Kalla dalam Revolusi Jokowi -- oleh Fachry Ali
- Jokowi dan Lebaran Istimewa -- oleh Ulil Absar Abdala
- Revolusi Zaman Ini -- oleh Radhar Panca Dahana
- Revolusi Mental Sebagai Teori Pembangunan -- oleh Ignas Kladen
Bagian 2: APLIKASI REVOLUSI MENTAL
- Revolusi Etos Kerja -- oleh Jansen Sinamo
- Revolusi Doa -- oleh Sindhunata
- Revolusi Hati -- oleh Agus Santosa
- Revolusi Mental dan Kecerdasan Emosi -- Anthony Dio Martin
- Revolusi Gaya Hidup -- oleh Indra K. Muhtadi
- Dari Mental Lele ke Mental Salmon -- oleh S. Marihot Hutahayan
- Character Building -- oleh William Chang
Bagian 3: REVOLUSI MENTAL DI BERBAGAI SEKTOR
- Revolusi Mental dalam Bisnis -- oleh Hasnul Suhami
- Revolusi Mental di BUMN -- oleh I Gede Subawa
- Revolusi Mental Pemimpin -- oleh A. M. Lilik Agung
- Paradoks Kepemimpinan -- oleh B. Herry Priyono
- Revolusi Pengaruh -- oleh Parlindungan Marpaung
- Melembagakan Revolusi Mental -- oleh Sigit Triyono
- Revolusi Mental dalam Koperasi -- oleh Monaldus
- Revolusi Mental dalam Birokrasi -- oleh Togar Arifin Silaban
- Revolusi Mental di Bidang Hukum -- oleh Junimart Girsang
- Revolusi Mental Wartawan: Kembali Menjadi Sang Pencerah -- oleh P. Hasudungan Sirait
- Revolusi Hidup Keagamaan Kita -- oleh Martin Lukito Sinaga
May 2015,
Salam Revolusi Mental,
Dr. Indra K. Muhtadi
Salam Revolusi Mental,
Dr. Indra K. Muhtadi
Tebal buku cetakan pertama: vi + 226 halaman
Tebal buku cetakan kedua: ...
Harga buku cetakan kedua Rp99.000,- (termasuk ongkos kirim di dalam negeri)