Rheumatoid arthritis yang biasa disingkat dengan RA oleh dokter, termasuk penyakit autoimmune yang menyebabkan rasa sakit, peradangan dan nyeri pada sendi. Peradangan dapat juga meluas sampai ke jaringan sekitar sendi-sendi. Sampai saat ini, seperti penyakit autoimmune lainnya, para peneliti masih mencari penyebab pasti dari rheumatoid arthritis. Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh diserang oleh sistim imunnya sendiri. Pasien-pasien dengan penyakit autoimun mempunyai antibodi-antibodi di dalam darahnya yang menargetkan jaringan-jaringan tubuhnya sendiri. Rheumatoid arthritis bersifat kronis yang bisa sampai mempengaruhi dan dapat merusak jaringan tubuh lainnya seperti paru-paru, jantung, dan ginjal. Bila tidak dihentikan, dapat menjadi kerusakan permanen dari sendi dan organ lain yang dirusaknya.
Fakta Tentang Rheumatoid Arthritis
- Lebih sering menyerang sendi yang kecil seperti jari, pergelangan tangan, siku, lutut, dan pergelangan kaki.
- Bentuk klinis dari rheumatoid arthritis adalah seperti cermin. Bila satu sendi pada bagian tubuh kanan terkena, bagian kiri pun akan terkena, persis pada bayangan cerminnya.
- Sekitar 50% dari penderita tidak lagi dapat bekerja 10-20 tahun setelah terdiagnosis penyakit ini.
- Di Amerika Serikat, sekitar 1,3 juta orang terkena rheumatoid arthritis dan diperkirakan biaya yang dikeluarkan untuk penyakit ini sebesar $65 miliar setiap tahun.
- Menurut penelitian penyakit ini tiga kali lebih umum pada wanita dari pada pria.
- Dipercaya 1 dari setiap 100 orang di seluruh dunia mengidap rheumatoid arthritis, tapi memiliki persentase yang berbeda-beda untuk setiap suku bangsa.
- Terjadi pada semua suku bangsa di dunia, dan dapat terjadi pada segala umur, namun paling sering terjadi pada usia antara 35 dan 50 tahun.
- Walau pun penyakit ini bukan penyakit pencabut nyawa, tapi rata-rata harapan hidup penderita penyakit ini lebih pendek dari populasi umum di suatu daerah. Mungkin karena kemungkinan komplikasi yang terjadi akibat dari penyakit ini.
Diawali dengan kerja sistim imun yang memproduksi antibodi dan menyerang jaringan sendi menyebabkan kondisi peradangan. Peradangan pada sendi menciptakan penebalan pada membran synovium yang disebut sebagai synovitis. Synovitis ini lah yang menjadi tanda dari adanya suatu rheumatoid arthritis. Ketika peradangan tambah parah, dapat merusak tulang rawan, tulang, ligamen, tendon, syaraf, dan pembuluh darah pada kompleks sendi yang terkena. Sudah tentu penderita akan merasa kesakitan, terjadi pembengkakan pada sendi, dan sangat mengganggu aktivitas kesehariannya. Karena bersifat kronis tadi, dapat terjadi periode-periode panjang di mana penderita tidak merasa adanya keluhan.
Penyebab Rheumatoid Arthritis
Walau pun penyebabnya belum diketahui, banyak faktor terkait untuk kejadian sebuah rheumatoid arthritis. Termasuk di dalamnya faktor genetik atau keturunan, hormonal, kejadian infeksi, faktor lingkungan dan gaya hidup seperti obesitas, merokok dan terpapar asap rokok orang lain, dll.
Komplikasi Rheumatoid Arthritis
- Struktur muskuloskeletal. Dapat menyebabkan otot menciut (atrophy), kerusakan tendon dan tulang, dan mencetus osteoarthritis serta carpal tunnel syndrome.
- Jantung. Dapat terjadi kerusakan di jantung karena adanya tumpukan cairan di sekitar jantung (pericardial effusion) sebagai hasil dari adanya peradangan di tubuh. Hal ini dapat merusak otot jantung, katup jantung, dan pembuluh-pembuluh darah di jantung, yang akhirnya mengarah ke suatu serangan jantung.
- Paru-Paru. Dengan yang cara yang sama, terjadi tumpukan cairan pada sekitar paru-paru (efusi pleura) dan terbentuk pleuritis juga dapat terjadi pulmonary fibrosis.
- Darah. Dapat terjadi anemia akibat adanya peradangan kronis di dalam tubuh.
- Kulit. Terbentuk nodul-nodul kecil di bawah kulit pada sekitar sendi yang disebut rheumatoid nodules. Warnanya gelap yang terbentuk akibat perdarahan di bawah kulit yang pembuluh darahnya rusak akibat penyakit ini.
- Ginjal dan saluran pencernaan dapat juga menjadi korban akibat obat-obatan antiinflamasi yang diberikan kepada penderita.
Tanda dan Gejala Rheumatoid Arthritis
- Gejala-gejala rheumatoid arthritis datang dan pergi. Ketika penyakit aktif, gejala-gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan nafsu makan yang diikuti dengan turunnya berat badan, demam derajat rendah, nyeri-nyeri otot.
- Namun yang sudah pasti adalah rasa nyeri serta kaku pada sendi yang terkena. Di sendi tersebut juga terjadi pembengkakan dan terlihat memerah. Nyeri dari rheumatoid arthritis ini teramat sangat, sampai bisa membuat seseorang tidak bisa beraktivitas atau bahkan menggerakkan sendi-sendinya.
- Pada fase remisi, kekakuan otot dan sendi (morning stiffness) biasanya paling terasa pada pagi hari selama kurang lebih 15 menit, dan berkurang seiring dengan berjalannya hari, tapi tidak disertai dengan keluhan lainnya.
- Kelas I : Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan aktivitas olah raga
- Kelas II : Masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari tapi mulai terbatas dan kesulitan melakukan gerakan olah raga
- Kelas III : Aktivitas sehari-hari juga sudah mulai terganggu.
- Kelas IV : Aktivitas sehari-hari sudah sangat terbatas, apa lagi aktivitas fisik lainnya.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila memiliki tanda-tanda seperti di atas, dan Anda ragu apakah suatu rheumatoid arthritis atau bukan, apa lagi bila memiliki faktor-faktor resikonya.
- Bila sudah pernah didiagnosis dokter memiliki rheumatoid arthritis, kemudian saat kambuh lebih dari 2 minggu diobati dengan obat yang biasa tidak kunjung sembuh.
- Bila sudah terdapat komplikasi dari rheumatoid arthritis yang sebelumnya diderita.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
- Tidak ada pemeriksaan pasti yang dapat mengkonfirmasi rheumatoid arthritis. Tapi dokter dapat meminta untuk dilakukan pemeriksaan mencari penyebab atau pencetus penyakit ini.
- Pemeriksaannya bisa berupa pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
- Kemudian diperiksa juga penanda peradangan seperti ESR (Erythrocyte Sedimentation Rate) dan CRP (C-reactive protein).
- Tes imunologi dengan memeriksa RF (Rheumatoid factor), ANA (Anti Nuclear Antibody).
- Seperti juga pada kasus osteoarthritis, dapat diperiksa cairan sendi (synovial fluid analysis).
- Pencitraan juga terkadang dibutuhkan dokter, mulai dari Rontgen, USG, CT-San dan MRI dari sendi yang dicurigai bermasalah.
- Pada sentra kesehatan yang lengkap, bisa juga dilakukan pemeriksaan bone scanning, bone densitometry, dan arthroscopy.
Penanganan Rheumatoid Arthritis
Dilakukan Sendiri
- Lakukanlah olah raga. Banyak yang menyangka kalau sudah terkena penyakit sendi, tidak boleh berolah raga. Justru sebaliknya, olah raga dapat menjaga agar sendi tidak kaku dan tidak terjadi kerusakan lanjutan. Hanya memang, jenis dan pilihan olah raganya harus disesuaikan dengan kondisi penderita.
- Lindungi dan jaga sendi dari segala sesuatu yang mungkin mencedrainya. Sendi juga harus mendapatkan pergerakan secara optimal yang harus dipandu dan dipantau oleh dokter yang merawat.
- Turunkan berat badan, cukupkan istirahat, kurangi stress, dan berhenti merokok serta jauhkan asap rokok orang lain.
- Atur diet dengan memperbanyak buah-buahan dan sayur-sayuran dan kurangi makanan berlemak.
Dilakukan Dokter
- Penyakit ini termasuk yang belum bisa disembuhkan. Dokter hanya akan berusaha untuk mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan sendi.
- Kemudian dokter akan meringankan keluhan-keluhan yang ada terutama keluhan nyerinya.
- Dokter sudah pasti akan menangani penyakit pencetus dan penyakit komplikasi yang mungkin muncul.
Operasi
Operasi dapat dilakukan untuk meringankan keluhan dan mengurangi kerusakan sendi. Jenis-jenis operasi yang dapat dilakukan sama seperti operasi untuk kasus osteoarthritis
Pencegahan Rheumatoid Arthritis
- Karena termasuk dari penyakit autoimun, maka tidak ada tindakan spesifik mencegah rheumatoid arthritis.
- Tapi kita tetap dapat berusaha mencegah agar tidak jatuh dalam kondisi berfaktor resiko terutama yang telah memiliki faktor resiko keturunan.
- Seperti merubah gaya hidup agar lebih sehat dengan cara istirahat yang cukup, diet sehat, hindari stres berat, dan rutin berolah raga. Juga termasuk di antaranya berhenti merokok dan menjauhi asap rokok orang lain.
- Bila memang terkena, harus segera mendapatkan perhatian medis, agar kerusakan sendi dapat dicegah dan perkembangan penyakit dapat ditangani seoptimal mungkin.