Tidak terasa bulan puasa sebentar lagi akan meninggalkan kita. Bulan yang berfaedah buat kondisi mental, kesehatan psikis dan fisik ini akan segera berujung dan berganti dengan hari penuh kemenangan, Hari Raya Idul Fitri. Tetapi alangkah sayangnya apabila di hari kemenangan itu kita menderita sakit yang disebabkan salah diet makanan. Ibarat ”balas dendam” ada orang yang yang merasa dikekang saat bulan puasa. Akibatnya mudah ditebak. Penyakit-penyakit yang lama (kronis) akan muncul.
Sebenarnya bukan makanan yang harus kita permasalahkan, tapi bagaimana kita bisa membatasi diri dari makanan-makanan 'berbahaya' tersebut, dan menahan diri dari 'godaan' agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan bertambah berat.
Bagi penderita diabetes mellitus, lebih baik mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan, di mana asupan karbohidrat dan protein harus sesuai takaran dan kurangi makanan yang manis-manis, yang sering kali disajikan saat lebaran. Bagi penderita hipertensijuga perlu berhati-hati terhadap makanan yang serba asin. Penderita asam urat juga harus menahan diri dari godaan sajian lebaran seperti jeroan dan kacang-kacangan. Selain itu perbanyak minum air putih karena air membantu mengeluarkan asam urat melalui urin.
'Godaan' tak hanya dialami mereka yang mengidap penyakit tertentu, namun juga mereka yang tak bisa mengontrol selera makan dan mengkonsumsi setiap menu yang disajikan. Bisa jadi perilaku sembrono tersebut membuat badan makin melar dan melebihi kondisi sebelum Ramadhan, dan jika terus dibiarkan bisa mempengaruhi stamina tubuh. Kembali mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang adalah langkah yang harus dilakukan agar tubuh kembali ke kondisi awal, dan cara paling efektif adalah mengurangi asupan kalori lebih sedikit dari yang dibutuhkan tubuh.
Penyakit lain yang sering ditemukan saat lebaran adah diare. Karena pada saat mudik orang mengkonsumsi makanan mungkin tanpa memperhatikan kualitas dan kebersihannya.
Lalu yang berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atas. Setelah puasa, orang masih lelah, kemudian datang Idul Fitri. Nah, pada saat berlebaran, mereka kurang istirahat. Dalam keadaan tubuh tidak fit, orang mudah tertular penyakit dari orang lain. Penyakit yang gampang menular antara lain flu, batuk, pilek, dan infeksi saluran pernapasan lainnya.
Kemudian masyarakat saat suasana lebaran terdapat kecenderungan menderita kekurangan vitamin, sehingga selaput lendir mulut cenderung pecah-pecah. Kadang-kadang gusi sampai berdarah. Hal ini terjadi karena dapur beristirahat, hidangan lebaran selalu dihangatkan sebelum disantap. Memang praktis, opor ayam atau sayur lodeh misalnya, sebelum disantap cukup dihangatkan. Bahkan makin lama rasanya makin lezat. Namun, hidangan yang demikian sudah kehilangan sejumlah vitamin. Proses memasak yang lama dan berkali-kali, yaitu setiap kali akan dihidangkan, praktis seluruh vitamin yang larut dalam air, vitamin B dan C, akan hilang atau berkurang.
Di samping itu, makanan yang mengandung lemak tinggi serta aktivitas fisik seperti olahraga yang berkurang, sering menimbulkan keluhan sembelit.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Karena itu, kita perlu mempertimbangkan untuk mengubah pola menu lebaran. Menu lebaran dapat dibuat lebih bervariasi, bukan hanya menu tradisional khas lebaran saja. Misalnya menghidangkan pula gado-gado lengkap. Atau menambahnya dengan sayuran segar sebagai lalapan. Lalapan dapat berupa irisan tomat, kacang panjang dan sebagainya. Di samping dapat mencukupi kebutuhan vitamin yang terbuang akibat proses penghangatan yang terus menerus, juga mencegah timbulnya sembelit.
Jika ada keberanian, buatlah hidangan lebaran yang agak lain dari biasa. Baik sekali menghidangkan buah-buahan segar yang langsung
dikupas dari kulitnya, sebagai pengganti cake dan aneka kue. Dalam suasana lebaran tahun ini dapat disajikan jeruk apel maupun mangga segar untuk pendamping sajian khas lebaran. Demikian pula sari buah, baik pula untuk mengganti berbagai minuman manis.
7 Pesan Dasar Gizi Seimbang Ahli Gizi Internasional
- Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan ini harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan cukup serat.
- Makanlah makanan yang memenuhi kebutuhan energi. Sumber energi dan tenaga ini dapat diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein.
- Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Karbohidrat sederhana seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi sesuai asas tepat waktu, tepat jumlah.
- Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Konsumsi lemak dan minyak berlebihan akan berisiko kegemukan .
- Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya. Air minum harus bersih dan bebas kuman. Jumlahnya harus memenuhi kebutuhan sekira 1,5 sampai 2,5 liter per hari, tergantung kebutuhannya.
- Lakukan kegiatan fisik dan olahraga teratur.
- Bacalah label pada makanan yang dikemas. Label yang harus diperhatikan adalah tanggal kedaluwarsa, kandungan gizi, dan bahan tambahan atau adiktif yang digunakan.