GERD (Gastro Esophageal Reflux Dissease) merupakan gangguan saluran cerna bagian atas yang terjadi karena adanya aliran balik secara spontan dari isi lambung ke kerongkongan yang mengandung asam lambung. GERD dapat menjadi penyakit kronik yang bilat tidak ditangani sampai bisa mengakibatkan kanker kerongkongan atau kanker lambung. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal kelompok usia.
Fakta Mengenai GERD
- Trend prevalensi GERD di Asia meningkat. Di Hongkong meningkat dari 29,8% (2002) menjadi 35% (2003).
- Data dari RSCM menunjukkan peningkatan signifikan dari 6% menjadi 26% dalam kurun waktu 5 tahun.
- Asian Burning Desire Survey (2006) membuktikan bahwa pemahaman tentang GERD pada populasi di Indonesia adalah yang terendah di Asia Pasifik, hanya sekitar 1%, sedangkan di Taiwan mencapai 81% dan Hongkong 66%.
Salah satu kendala dalam GERD adalah sulitnya diagnosa, terutama dalam mendeskripsikan gejala khasnya yaitu heartburn, berupa rasa panas terbakar yang menjalar dari lambung atau dada bagian bawah menuju ke leher. Hal ini membuat lebih dari 50% pasien GERD berkonsultasi ke dokter setelah mengalami gejala selama 6 bulan. Gejala utama penyakit ini adalah muculnya sensasi rasa panas seperti terbakar pada dada dan terasa pahit dan asam pada mulut. Rasa terbakar ini umumnya akan menyerang tengah bagian belakang tulang dada. Gejala ini sering dimulai dari bagian atas perut dan menyebar ke atas menuju bagian leher. Rasa ini biasanya muncul 30-60 menit setelah makan dan bisa berlangsung sampai dua jam. Berbaring atau atau membungkukkan badan justru akan mengakibatkan gejala yang dialami bertambah parah. Sensasi rasa terbakar pada dada yang terjadi lebih dari dua minggu, bisa dianggap sebagai awal munculnya GERD. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga gejala ini mengarah pada terjadinya penyakit lain yang cukup serius.
Penyakit ini tidak mempunyai kaitan dengan jantung. Sensasi rasa panas ini bisa terjadi di dada karena letak esophagus terdapat pada bagian belakang jantung sehingga kebanyakan masyarakat menyangka mereka sedang mengalami gejala penyakit jantung atau paru-paru. Rasa sakit pada dada akibat GERD biasanya tidak mulai atau menjadi buruk atau menetap ketika seseorang melakukan aktivitas fisik. Sementara itu rasa sakit yang berhubungan dengan jantung biasanya akan diikuti dengan rasa sakit yang memeras pada dada diikuti dengan penjalaran ke dada bagian kiri.
Tidak semua orang yang mengalami GERD mengalami rasa sakit pada dada mereka. Gejala lain mungkin juga bisa terjadi. Gejala-gejala itu antara lain;
- Rasa sakit pada dada. Rasa sakit ini biasanya dimulai dari bagian belakang tulang dada dan mungkin juga akan menjalar menuju ke tenggorokan. Gejala ini biasanya terjadi tidak lama setelah makan dan bisa berlangsung selama beberapa menit hingga sejam.
- Serak pada pagi hari. Gangguan yang diakibatkan oleh mengalirnya kembali asam perut menuju ke tenggorokan bisa mengakibatkan serak.
- Susah menelan. Masalah dalam menelan terjadi ketika makanan tidak bisa mengalir secara normal dari mulut melalui esophagus menuju ke perut. Akan muncul rasa seolah-olah ada sisa makanan yang masih menempel dan lekat di tenggorokan, tekanan dada atau rasa panas setelah makan atau perasaan mencekik. Gejala susah menelan ini juga bisa menjadi tanda dari terjadinya masalah kesehatan lain seperti kanker esophagus.
- Batuk kering yang membandel. Dalam beberapa kajian, kira- kira 41 persen kasus GERD terjadi pada pasien yang bukan perokok. Jika GERD mengakibatkan bunyi pada pasiennya ini akan bisa menyebabkan batuk kering.
- Susah nafas. Ketika asam dari perut naik ke tenggorokan, susah nafas kemungkinan juga bisa terjadi.
Asam lambung diproduksi oleh lambung. Zat ini berfungsi mengurai makanan hingga mudah diserap oleh tubuh. Meskipun asam lambung sangat kuat, dinding lambung memiliki lapisan pelindung sehingga tidak rusak sekalipun setiap hari dipercik oleh cairan asamnya. Ketika insidensi meningkatnya asam lambung sering terjadi, asam lambung akan merusak dan mengiritasi dinding esophagus sehingga timbul barbagai gejala dan keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Asal muasal GERD berasal dari sejumlah faktor, termasuk tekanan yang tidak normal pada katup yang menghubungkan antara saluran kerongkongan dan lambung, hiatal hernia, dan kontraksi esofagus yang tidak efektif.
Banyak faktor yang memicu asam lambung bisa naik kekerongkongan. Fakta menunjukkan, semakin bertambahnya usia seseorang, kekuatan otot cincin pada perbatasan kerongkongan dengan lambung melemah sehingga cairan lambung mudah naik ke kerongkongan. Tekanan tinggi pada lambung bisa juga disebabka kegemukan. Orang gemuk jika tidur terlentang sehabis makan, membuat tekanan dilambung tinggi sehingga makanan dari lambung bisa naik ke kerongkongan.
Komplikasi
GERD yang tidak diterapi dengan baik dapat menyebabkan terjadinya komplikasi antara lain yaitu penyempitan kerongkongan, pendarahan kerongkongan dan kondisi yang disebut Barrett's esophagus (terjadi pembentukan jaringan pada dinding kerongkongan seperti yang ditemukan dalam usus). Jika hal ini terjadi, perjalanan penyakit ini berhubungan dengan kanker kerongkongan. Komplikasi lain adalah kesulitan menelan, pencetus asma dan batuk menahun.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan GERD dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu modifikasi gaya hidup dan terapi farmakologis.
- Modifikasi gaya hidup dilakukan dengan menghindari makanan yang menyebabkan refluks seperti kopi, alkohol, dan makanan berlemak, serta melakukan aktivitas yang dapat menurunkan risiko terpaparnya asam pada esopagus seperti menurunkan berat badan, berhenti merokok dan meninggikan kepala saat tidur.
- Terapi farmakologis menggunakan obat-obat yang sering digunakan ialah antasid yang beredar luas di pasaran. Jenis obat ini merupakan standar terapi dan efektif dalam mengontrol gejala-gejala GERD ringan. Umumnya, antasid dikonsumsi setiap kali sesudah makan dan sebelum tidur. Selain antacid dapat juga diturunkan dengan obat-obat dari golongan antagonis reseptor histamin 2, seperti cimetidine, ranitidine, famotidine, dll. Satu obat yang sangat efektif ialah dari golongan penghambat pompa proton, seperti omeprazole. Omeprazole yang sangat efektif ini cukup aman untuk konsumsi jangka panjang.
- Pilihan terakhir untuk menangani penyakit GERD adalah dengan pembedahan pada bagian kerongkongan.