Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"
  • Home
    • My Curriculum Vitae
    • Dr. Indra on Media
  • What's New
  • Health & Wellness Influencer & Motivator
    • Retirement Preparation from Health Point of View
    • Stres untuk Hebat
    • Health Topic Seminars
    • The Secret of Healthy Life Style
    • Company Health Management
    • Stop Smoking Course
    • Quality Service Excellent
    • Change Leadership Training and Self Improvement
    • Smile in Assertive Communication
    • Assertive Communication Skills
    • Employee Counseling for Productivity
    • Managerial Skills and Self Leadership Skills
    • Motivation and Job Satisfaction
  • Dr. Indra's Books
    • Book: "SEHAT untuk HEBAT"
    • Book: "STRES untuk HEBAT"
    • Book: "Revolusi Mental"
  • Blog: Medical Articles
    • Blog Index (A to Z)
    • Blog Index (by category)
    • Blog Articles: 2023
    • Blog Articles: 2022
    • Blog Articles: 2021
    • Blog Articles: 2020
    • Blog Articles: 2019
    • Blog Articles: 2018
    • Blog Articles: 2017
    • Blog Articles: 2016
    • Blog Articles: 2015
    • Blog Articles: 2014
    • Blog Articles: 2013
    • Blog Articles: 2012
    • Blog Articles: 2011
    • Blog Articles: 2010
  • Health Consultant (Praktek)
    • Location
    • Adult Vaccination
  • Health Tips Video
  • Health Calculator
    • BMI Calculator
    • Advanced BMI Calculator
    • BMI Calculator for Children
    • Ideal Body Weight Calculator
    • Exercise Calorie Calculator
    • Daily Calorie Calculator
    • Liquid Calorie Calculator
  • Health Pictures
  • My Travel and Other Blog
  • ABN Group
  • References & Partners
  • Contact Me

Topik ke-35: “Hepatitis B”

27/11/2010

3 Comments

 
Picture
Pendahuluan
Hepatitis adalah peradangan pada hati. Terdapat banyak jenis virus hepatitis tetapi yang paling sering adalah tipe A dan B. Sebagian penderita Hepatitis B akan sembuh sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tetapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan. Orang tersebut terus menerus membawa virus hepatitis B dan bisa menjadi sumber penularan. Virus hepatitis B, yang biasanya ditularkan melalui kontak darah dengan orang yang terinfeksi atau carrier.

Facts about Hepatitis B
  • Jumlah orang terinfeksi hepaitis B baru dalam setahun menurun dari 260.000 di 1980an menjadi tinggal 73.000 di 2003. Karena keberhasilan vaksinasi.
  • Paling sering orang terkena pada usia antara 20 – 49 tahun.
  • Sekitar 1,25 juta orang Amerika menderita Hepatitis B kronis. 20-30%nya terinfeksi saat anak-anak.
  • Kematian terjadi 1% dari seluruh penderita
  • Hepatitis B dapat menjadi kronis pada 30-90% bila terinfeksi saat kecil, dan 6-10% bila terinfeksi sesudah dewasa.
  • Infeksi kronis dapat menyebabkan penyakit hati kronis, Sirosis, dan kanker hati.
Picture
Penularan Hepatitis B
Virus hepatitis B virus menular melalui darah dan atau cairan tubuh yang terkontaminiasi oleh darah. Dapat juga terjadi dari ibu ke anak dalam kandungan.  Kontak dengan darah dapat melalui media jarung suntik pada pengguna narkoba, tenaga kesehatan yang tidak sengaja tertusuk jarung yang terinfeksi. Ludah yang mengandung darah juga dapat menjadi sumber infeksi.

Virus akan masuk langsung (via jarum) atau saat kontak dengan kulit yang luka atau membran mukosa (di mulut, genital, rektum).

Mereka yang beresiko tinggi terinfeksi:
  1. Memiliki multiple sex partners, khususnya bila tidak menggunakan kondom
  2. Homoseksual
  3. Berhubungan seks dengan orang yang sudah terinfeksi
  4. Orang dengan penyakit STD lainnya
  5. Orang pengguna narkoba suntik
  6. Orang yang menerima darah dari donor yang terinfeksi
  7. Orang yang menjalani cuci darah
  8. Tenaga kesehatan yang tidak sengaja tertusuk alat medis yang terinfeksi
  9. Bayi yang lahir dari ibu Hepatitis B
  10. Dalam beberapa kasus; tidak diketahui cara penulrannya

Kita tidak bisa terinfeksi dengan cara:
  1. Ada yang bersin atau batuk dekat kita
  2. Berpelukan
  3. Bersalaman
  4. Ibu positif Hepatits B menyusui anaknya
  5. Makan dan minum bersama orang hepatitis B
  6. Bersosialisasi
 
Gejala Hepatitis B
Setengah dari orang yang terinfeksi tidak sadar bahwa dirinya terinfeksi.  Sementara orang dewasa lebih merasa ada gejala dibandingkan anak-anak.  Bagi yang merasa ada keluhan dapat timbul 1 – 4 bulan setelah tertular.  Gejala awalnya flu like syndrome.  Gejala umumnya hepatitis B:
  1. Hilang nafsu makan
  2. Letih yang berlebihan
  3. Mual dan muntah
  4. Gatal di seluruh tubuh
  5. Sakit di perut kanan atas
  6. Kuning
  7. Urine berwarna seperti the
  8. Feses berwarna pucat / abu-abu
 
Hepatitis A dan C juga memiliki gejala yang kurang lebih sama.  Hepatitis B dapat menjadi hepatitis fulminan yang dapat merenggut jiwa.  Gejalanya dapat timbul tiba-tiba diantaranya:
  1. Gangguan mental; bingung, susah bicara, mengantuk berat, sampai halusinasi
  2. Pingsan tiba-tiba
  3. Perut yang membusung
  4. Mual dan muntah yang tidak berhenti hingga mencetus dehidrasi
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Picture
Bila saatnya mencari pertolongan medis
  1. Mual dan muntah yang tidak hilang dalam 2 hari
  2. Dehidrasi dan susah untuk minum
  3. Disertai demam yang tidak hilang dalam 2 hari
  4. Kuning pada mata, kulit, dan atau kuku
  5. Urine yang berubah warna menjadi gelap
  6. Sakit pada bagian perut
  7. Hamil, sementara mengetahui bahwa positif hepatitis B
 
Diagnosis Hepatitis B
Diagnosis Hepatitis B ditegakkan dengan tes darah. Tes akan mendeteksi antigens dari virus, antibodies pelawan virus, dan DNA virus. Tes lain yang dapat menunjang adalah USG liver dan CT scan.  Pada kasus berat dilakukan biopsi liver untuk melihat adanya perubahan fungsi dari liver dan melihat ada tidaknya kerusakan liver.

Pengobatan Hepatitis B
Hepatitis B akut bisa sembuh sendiri.  Bila keluhan muncul, pengobatan dikonsentrasikan pada gejala; mual, muntah, mengganti cairan, dlsb.  Tidak ada obat yang dapat mencegah hepatitis B akut menjadi kronis, sehingga harus rutin kontrol untuk mencegah kerusakan liver, Sirosis, dan atau kanker.

Kerusakan Liver
Parah tidaknya kerusakan liver tergantung dari aktif tidaknya virus berreplikasi dalam tubuh penderita. Ini bisa dideteksi dengan menghitung jumlah dari HBV DNA dalam darah. Kemidan harus dilakukan dulu biopsi liver sebelum diberikan antiviral.  Treatments yang diberikan untuk kasus ini adalah obat antiviral drugs yang menyetop virus untuk bermultiplikasi.  Treatment dimulai bila ada indikasi kerusakan liver dan HBV yang meningkat tinggi,

Namun tidak semua Antiviral agents, dapat bermanfaat untuk semua penderita sehingga masih mungkin muncul obat-obat anti viral baru seiring dengan perkembangan penelitian. Antivital bukan untuk penyembuhan hepatitis B tapi mengentikan replikasi virus, untuk memberikan kesempatan tubuh untuk memperbaiki liver yang rusak

Operasi
Tidak ada terapi operasi untuk hepatitis B. Namun bila kerusakan liver sangat parah dan terjadi gagal fungsi liver, bisa dilakukan transplantasi liver.  Keberhasilannya sangat tergantung dari ketersediaan donor yang cocok.
 
Follow-up
Jika ada yang terdiadnosis hepatitis B akut, akan dilakukan pemeriksaan darah secara rutin untuk melihat apakah terjadi kesebuhan spontan. Bila menjadi kronis dilakukan pemeriksaan HBV dan USG melihat ada tidaknya kerusakan liver dan dilakukan biopsi bila perlu. Jika ada indikasi virus merusak liver, baru diberikan anti viral, kemudian penderita diberikan vaksin hepatitis A.

Heptitis B kronis dapat menjadi hepatocellular carcinoma.  Keberadaannya dideteksi melalui tumor marker dan USG yang dilakukan 6 sampai 12 bulan sekali pada orang dengan hepatitis B kronis.

Pencegahan Hepatitis B dan Vaccine
Lebih baik mencegah dari pada mengobati, sehingga vaksin Hepatitis B sangat perlu untuk diberikan kepada semua orang.  Nama vaksin yang ada antara lain Engerix-B dan Recombivax HB. Vaksin ini aman dan dapat mencegah penularan. Diberikan dalam 3 dosis terpisah.  Vaksinasi hepatits B juga biasa dikombinasikan dengan vaksinasi lain seperti DPT dan polio.
Berikut orang yang sangat perlu mendapatkan vaksinasi:
  1. Anak-anak sejak lahir dan harus sudah komplit sebelum usia 1 tahun
  2. Seluruh pekerja medis
  3. Mereka yang mengidap hemophilia yang mendapat rutin darah dari orang lain
  4. Mereka yang mengalami gagal ginjal dan menjalai cuci darah
  5. Traveling ke daerah endemi hepatitis B; sebagian besar Africa, Asia tenggara, Cina, Asia tengah, Eropa Timur, Timur tengah, Sekitar Amazon dan Amerika Selatan
  6. Narapidana
3 Comments
Indah link
15/9/2014 08:05:05

Dear Dr. Indra, terima kasih atas ulasannya.... sangat membatu saya untuk memahami Hep B

Kira-kira 1,5 thn yang lalu, suami saya dinyatakan menderita Hepatitis B, dan sudah dilakukan tes HBV DNA yang menunjukkan adanya sejumlah virus. Singkat cerita akhirnya suami saya menjalani terapi suntik interferon setiap minggu selama 1 tahun (54x). . Waktu tes HBV DNA ke 1-3 virus masih terdeteksi. Selama menjalani terapi, performa darah menjadi tidak stabil terutama untuk trombosit yang sangat menurun dan SGOT/PT yang tinggi, dan kondisi psikologis yang juga sangat sensitive. Alhamdulillah hasil tes HBV DNA yang ke-4 menunjukkan bahwa virus sudah tidak terdeteksi (genap setelah 1 tahun terapi interferon), dan SGOT/PT, trombosit, dan gamma GT juga semakin membaik. Pertanyaan saya: Apakah dengan kondisi di atas suami saya bisa dikatakan "sembuh" dari Hepatitis B? Bagaimana menjaga agar virus tidak aktif kembali? Mohon pencerahannya ya Dok...

Terima kasih sebelumnya.

wassalam.

Reply
Dr. Indra K. Muhtadi
9/10/2014 03:53:35

Dear Bu Indah,

Terima kasih juga atas atensinya.

Efek penyuntikan interveron memang bisa seperti yang dialami oleh suami Ibu (Trombosit turun, SGOT/PT, dan Gamma GT tinggi) tapi kalau kondisi psikologis bukan karena penyuntikan secara langsung, melainkan karena letih secara psikis menjalani terapi dengan penyakit yang susah sembuhnya.

Target terapi interveron adalah sampai dengan virus tidak kembali terdeteksi, dan alhamdulillah sudah bisa dicapai pada kasus suami Ibu, Walaupun demikian, kita tetap harus melakukan follow up terapi yang biasanya dokter meminta periksa kembali HBV DNA nya setahun sekali sampai kita benar-benar yakin virus sudah tidak ada lagi.

Pasca sakit Hepatitis B, kabar baiknya akan mendapatkan kekebalan seumur hidup, tapi kadar buruknya akan selalu menjaci carrier (pembawa) dan beresiko tinggi untuk terkena Hepatitis C (karena virus Hep. C menggunakan 'cangkang' bekas virus Hep B).

Selama tidak ada infeksi ulangan, kambuhnya Hepatitis B adalah dari reaktivitasi virus yang tadinya dormant. Untuk mencegahnya adalah dengan menjaga kesehatan sebaik mungkin dan menghindari dari kemungkinan terinfeksi ulang.

Rgds,
-Dr. Indra K. Muhtadi-

Reply
are
27/1/2015 22:36:09

Dear dr indra

Trima ksh sblmy.
Saya kmarin d clam terkena hep b.karena pada saat medical hbsag saya positif. Saya langsung konsul dengan dokter spesialis tp katanya saya tidak perlu d obati.karena sgot dan gspt saya masih normal. Yaitu 37 dan 41.apakah itu benar? Tp sampai skrang saya masih takut apa yang harus saya lakukan dok?

Kata dr nya juga kalo hep b itu pasti akan ada teerus seumur hdup ssya'apakah itu benar?
Katanya setiap tes hbsag seumur hdup pasti positf terus.

Terus kalo terkena hep b, apakah klo tudak di obati seperti saya ini bisa menjadi hep a,c, d atau e kah?

Terima kasih



Reply



Leave a Reply.

    Home  >> Medical Articles >> 2010

    Medical Articles 2010

    Picture
    Lihat daftar artikel lainnya, click pada gambar

    Picture
    Untuk HEBAT Anda harus SEHAT, click di sini

    Bila Anda suka dengan blog ini, silakan menikmati artikel lainnya melanjutkan ke blog tahun 2011. Click di sini.

    Picture

    Author

    Dr. Indra K. Muhtadi adalah seorang Health Influencer dan konsultan pada berbagai professional training di Indonesia.

    Selama pandemi COVID-19, Dr. Indra juga aktif sebagai New Normal Consultant (Konsultan Adaptasi Kebiasaan Baru) di beberapa perusahaan.

    Sebagai dokter, ia sangat piawai memberikan konsultasi kesehatan dengan bahasa ringan sehingga membuat masalah medis menjadi sesuatu yang mudah untuk dipahami.


    Click di sini untuk berkonsultasi secara on line dengan Dr. Indra

    These Blogs are written in Bahasa Indonesia. I hope these blogs can help those who search the information about the topic discussed in the radio.  Feel free to give comments and if you need an English version of the content from these blogs, please don't hesitate to
    contact me.


    Instagram Follow Dr. Indra on Instagram
    Follow @indrakm

    Archives

    December 2010
    November 2010

    Categories

    All
    Abdominal Pain
    Anti Oksidan
    Appendicitis
    Conjunctivitis
    Dispepsia Sindrom
    Food Additives
    Gastroenteritis
    Gerd
    Headache
    Hepatitis A
    Hepatitis B
    Herpes
    HIV-AIDS
    Hordeolum
    Manfaat Puasa
    Osteoarthritis
    Osteoporosis
    Radikal Bebas
    Rheumatoid Arthritis
    Sakit Saat Berpuasa
    Sehat Berlebaran
    Sehat Berpuasa
    Sinusitis
    Stomatitis
    Syndrome Lupus E.
    Vertigo


    Picture
    Terima kasih untuk mendukung usaha saya dan berbagi informasi
    Thank you for supporting my effort and sharing my knowledge
    Picture

    Navigation:
    Back to Blog Main Page
    Back to Blog Index
Proudly powered by Weebly