Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"
  • Home
    • My Curriculum Vitae
    • Dr. Indra on Media
  • What's New
  • Health & Wellness Influencer & Motivator
    • Retirement Preparation from Health Point of View
    • Stres untuk Hebat
    • Health Topic Seminars
    • The Secret of Healthy Life Style
    • Company Health Management
    • Stop Smoking Course
    • Quality Service Excellent
    • Change Leadership Training and Self Improvement
    • Smile in Assertive Communication
    • Assertive Communication Skills
    • Employee Counseling for Productivity
    • Managerial Skills and Self Leadership Skills
    • Motivation and Job Satisfaction
  • Dr. Indra's Books
    • Book: "SEHAT untuk HEBAT"
    • Book: "STRES untuk HEBAT"
    • Book: "Revolusi Mental"
  • Blog: Medical Articles
    • Blog Index (A to Z)
    • Blog Index (by category)
    • Blog Articles: 2023
    • Blog Articles: 2022
    • Blog Articles: 2021
    • Blog Articles: 2020
    • Blog Articles: 2019
    • Blog Articles: 2018
    • Blog Articles: 2017
    • Blog Articles: 2016
    • Blog Articles: 2015
    • Blog Articles: 2014
    • Blog Articles: 2013
    • Blog Articles: 2012
    • Blog Articles: 2011
    • Blog Articles: 2010
  • Health Consultant (Praktek)
    • Location
    • Adult Vaccination
  • Health Tips Video
  • Health Calculator
    • BMI Calculator
    • Advanced BMI Calculator
    • BMI Calculator for Children
    • Ideal Body Weight Calculator
    • Exercise Calorie Calculator
    • Daily Calorie Calculator
    • Liquid Calorie Calculator
  • Health Pictures
  • My Travel and Other Blog
  • ABN Group
  • References & Partners
  • Contact Me

Topik ke-111: “Reaksi Alergi”

26/1/2013

15 Comments

 
Picture
Pendahuluan
Reaksi alergi sebenarnya adalah cara tubuh merespon “penyusup”. Saat tubuh mendeteksi adanya zat asing yang disebut sebagai antigen, sistem imun akan terangsang untuk bekerja. Sistem imun biasanya melindungi tubuh dari zat-zat berbahaya seperti bakteri dan racun. Tapi reaksi berlebih-nya menimbulkan reaksi hipersensitivitas dan disebut sebagai reaksi alergi. Reaksi alergi dapat terjadi pada satu atau lebih lokasi di kulit, mata, THT, sistem pernafasan, sistem pencernaan, atau hampir dapat terjadi di seluruh bagian tubuh.

Fakta Tentang Reaksi Alergi
  • Sebagian besar reaksi alergi merupakan kasus ringan, tapi karena tergantung terhadap respon sistem imun seseorang, sehingga dapat menjadi kasus berat. Walau pun jarang, reaksi alergi dapat sampai mengancam jiwa (reaksi anafilaktik).
  • Di AS, estimasi 150rb kasus anafilaktik, dan berkontribusi terhadap 500-1000 kematian setiap tahun.
  • Di AS, penyakit alergi ada pada urutan ke-5 dari semua penyakit kronis yang ada untuk orang dewasa dan ada pada urutan ke-3 pada anak-anak.
  • 17 juta kunjungan ke sarana kesehatan setahun karena reaksi alergi terjadi di AS setiap tahun, di mana 50rb kasusnya adalah kasus gawat darurat.
  • Kecendrungan alergi diturunkan dari orang tua ke anaknya, tapi tidak dapat menular.
Penyebab Reaksi Alergi
Hampir semua zat dan hal dapat menjadi alergen dan mencetus reaksi alergi. Yang paling umum adalah:
  1. Debu dan asap (terutama asap rokok),
  2. Serbuk sari tumbuhan,
  3. Obat (golongan sulfa, penicillin, ibuprofen, aspirin, vaksin, dll.),
  4. Makanan (sea food, kacang, produk susu, dll.),
  5. Serangga (sengatan lebah, gigitan nyamuk, dll.),
  6. Detergen, sabun, dan perawatan tubuh lainnya,
  7. Karet (sarung tangan, condom, dll.)
  8. Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin,
  9. Riwayat penyakit (asma, bronchitis, polyp di hidung, si_nusitis, infeksi pernafasan lainnya, dll.)
  10. Stress dan reaksi psikis, dll

Harus dibedakan antara alergi dengan intoleransi terhadap makanan atau minuman. Reaksi alergi mengaktifkan sistem antibody, kalau intoleransi makanan adalah ketidakmampuan sistem pencernaan untuk mengurai zat makanan.

Proses Terjadinya Reaksi Alergi
  • Reaksi alergi berbeda-beda pada setiap orang ada yang prosesnya lama, ada juga yang tiba-tiba.
  • Pertama terjadi kontak tubuh dengan antigen.
  • Kemudian sel darah putih memproduksi antibody (IgE) yang spesifik terhadap antigen tersebut yang disebut sensitisasi.
  • Antibody ini kemudian memancing produksi beberapa zat kimia dan hormon yang disebut sebagai mediator terutama histamine.
  • Mediator-mediator ini akan lebih merangsang dan mengaktivasi kembali sel darah putih.
  • Bila mediator keluar dengan sangat tiba-tiba dan dalam jumlah banyak, terjadilah reaksi alergi yang berat yang disebut reaksi anafilaktik tadi.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Picture
Tanda dan Gejala Reaksi Alergi
  • Akan sangat tergantung dari bagian tubuh di mana gejala muncul, dan berbeda-beda pada setiap orang.
  • Gejala yang timbul bertahan dalam hitungan jam atau hari, yang berbeda pula pada setiap orang.
  • Gejala yang umum di kulit adalah gatal, kulit memerah, terasa panas, sampai dengan terjadi lepuhan. Bila terjadi di muka; kelopak mata dan bibir sembab, mata berair dan merah.
  • Gejala yang umum di pernafasan adalah bersin, batuk, sakit menelan, sesak, dan nafas menjadi berbunyi karena terjadi penyempitan, hidung meler, dan terjadi serangan asma.
  • Gejala yang umum di pencernaan adalah mual, muntah, dan mencret yang dapat disertai darah.
  • Bila gejala berlanjut dan terjadi reaksi anafilaktik, maka akan terjadi shock dengan tanda awal; denyut jantung memacu, muka pucat, berkeringat, susah bernafas, menjadi bingung, sampai dengan pingsan, kemudian henti jantung dan dapat terjadi kematian.

Kapan Mencari Pertolongan Medis
  1. Bila belum pernah terjadi reaksi alergi, kemudian terjadi tanda dan gejala seperti di atas,
  2. Bila memiliki keluarga dengan riwayat alergi, kemudian tiba-tiba terjadi gejala seperti di atas,
  3. Bila sudah pernah terjadi sebelumnya yang merupakan kasus berat, kemudian terulang,
  4. Bila reaksi alergi tidak hilang lebih dari dua hari,
  5. Bila tidak hilang dengan obat-obatan yang biasa dipakai.

Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
  1. Memeriksa darah untuk Eosinofil dan IgE,
  2. Tes sensitivitas atau patch test,
  3. Memeriksa darah untuk antigen-antigen yang ada, satu antigen untuk satu alergen,
  4. Saat ini sudah terdapat pemeriksaan panel alergi yang dapat mendeteksi hingga 40 jenis alergen dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan memeriksa satu persatu seperti pada nomor 3 di atas.

Penanganan Reaksi Alergi
Dilakukan Sendiri
  • Hindari pencetus.
  • Untuk gejala ringan, dapat menggunakan obat yang dijual bebas yang berisi antihistamine seperti loratadine, diphenhydramine, fexofenadine, cetirizine, dll. Tapi bila sedang memakan antihistamine, hindari mengoperasikan mesin, karena beberapa menyebabkan mengantuk.
  • Untuk reaksi ringan di kulit dapat diberikan steroid topical seperti hydrocortisone. Bila tidak ada obat, dapat dikompres dengan es.

Dilakukan Dokter
  1. Dokter akan mengatasi reaksi alergi yang terjadi yang kemungkinan dengan cara disuntik.
  2. Obat-obatan yang biasa diberikan dokter adalah antihistamine, kortikosteroid, dan adrenalin, selain obat-obatan symptomatiknya.
  3. Bila terjadi reaksi anafilaktik, dokter akan mengatasinya dengan langkah-langkah penanganan shock anafilaktik, dan memasang infus. Kemungkinan besar pasien harus dirawat inap.
  4. Di negara maju dokter biasa meresepkan adrenalin yang disuntik sendiri (EpiPen) kepada pasien yang pernah mengalami reaksi anafilaktik sebagai tindakan jaga-jaga.
  5. Untuk kasus yang sering berulang, dokter mungkin menyarankan untuk “suntik alergi” atau immunotherapy. Tujuannya bukan untuk menyembuhkan kecendrungan alergi, tapi untuk menekan hiperaktivitas sistem imun (desensitisasi). Namun keberhasilannya berbeda-beda pada setiap kasus dan individu.

Pencegahan Reaksi Alergi
  • Alergi tidak dapat diprediksi. Yang dapat dilakukan adalah menghindari diri dari terpapar ulang oleh alergen yang sudah diketahui menyebabkan reaksi alergi.
  • Bila memiliki riwayat alergi dalam keluarga, hindari hal-hal yang dapat mencetus alergi seperti yang telah diuraikan di atas seperti: debu, asap rokok, penyakit tertentu, dll.
  • Bila sudah tahu mempunyai alergi, harus selalu menyediakan obat-obatan yang dapat mengatasi reaksinya atau yang pernah diresepkan dokter.
  • Obat yang sudah biasa tersebut harus digunakan sejak reaksi mulai muncul, jangan menunggu menjadi parah, karena lebih cepat ditekan reaksinya adalah lebih baik.
  • Dapat dikurangi sensitivitas tubuh dengan cara desensitisasi seperti yang telah dijelaskan di atas.

15 Comments
mhei
26/9/2013 14:12:37

thanks pak dokter

Reply
Dr. Indra K. Muhtadi
19/10/2013 10:19:22

Dear Mhei,
Terima kasih kembali... senang kalau artiel ini bisa bermanfaat... :)

Rgds,
-Dr. Indra K. Muhtadi-

Reply
cara mengobati penyakit kuning link
19/10/2013 06:19:50

dokternya hebat deh , semoga terus berkarya

Reply
Dr. Indra K. Muhtadi
19/10/2013 10:20:25

Siapa pun ini... terima kasih atas atensinya ya. Nantikan topik-topik selanjutnya dan semoga tetap bermanfaat :)

Reply
bunda hafsha
1/11/2013 14:13:08

Dr. Indra terimksih artikelnya sngat membantu..
Sya ingin bertanya dok, apakah anak sya intoleran atau alergi? Skrg usia 1th
Dulu pas dia lahir ASi sy blum kluar terpksa diberi sufor, stlah beberapa saat sluruh badannya memerah trus ada bentol kecil ditengah, pas dikasih suntikan anti alergi kmudian menghilang..
Apakah alergi anak sya bisa sembuh? Akhir2 ini sya baru tahu ternyata anak sya jg tidak bs makan telur, stiap makanan berbau telur apapun pasti lgsung muntah dan merah2 disktr mulut.
Makanan apa saja yg harus dihindari dok? Terimaksih..

Reply
Dr. Indra K. Muhtadi
10/11/2013 03:20:25

Dear Bundanya Hafsha,

Yang namanya alergi tidak bisa disembuhkan Bu. Tapi seiring dengan jalannya waktu, mungkin bisa berkurang atau hilang. Demikian juga yang tadinya tidak alergi, bisa menjadi alergi. Terapi kita berikan untuk menghilangkan reaksi alerginya, bukan menyembuhkan alergi. Tapi ada terapi lain yaitu imunoterapi yang bisa kita lakukan, yaitu dengan cara menekan sensitifitas sehingga tidak sering terkena alergi lagi. Mungkin untuk kasus Hafsha harus kita tunggu sampai sekitar usia balita, baru bisa kita lakukan. Menjelang itu, yang harus Ibu perhatikan adalah senantiasa menjauhkan anak Ibu dari pencetus-pencetus alerginya. Agak repot memang, tapi hanya itu satu-satunya cara.

Mengenai makanan apa saja yang menyebabkannya alergi hanya bisa diketahui bila diperiksa tes alergi. Ini bisa dilakukan dengan memeriksa sampel darah antibody alergi terahdap zat tertentu. Kita bahkan bisa melihat tingkatan keparahan alerginya. Silakan Ibu minta pengantarnya pada dokter yang biasa menangani anak Ibu.

Rgds,
-Dr. Indra K. Muhtadi-

Reply
Iis Handayani
28/1/2014 02:23:26

Dok, skrng ini saya sdang hamil 11w. Di telapak tangan saya ad bintik sperti digigit nyamuk. Tadiny cuma ada beberapa dan lama klamaan brubah menjadi besar seperti di gigit ulat. Rasany gatal sekali dok. Lalu bintik2 itu muncul dikaki. Tetapi belum membesar dan ada juga beberapa ditubuh saya tetapi bintikny kecil. Saya sudah kdokter kandungan. Lalu diperiksa hanya dengan dilihat saja. Katany itu alergi. Padahal sebelumny saya tidak pernah mengalami alergi. Lalu saya diberi obat cetirizine 10 mg. Saya sudah minum obat tsb 2x. Tetapi tidak ada perubahan. Menurut dokter apakah benar saya terkena alergi? Dan apakah obat tersebut aman untuk ibu hamil? Terimakasih dok

Reply
Dr. Indra K. Muhtadi
30/1/2014 01:21:55

Dear Ibu Iis,

Yang namanya alergi itu memang "dulunya tidak ada sekarang jadi punya alergi" atau "dulunya saya alergi tapi sekarang sudah hilang". Karena alergi itu adalah reaksi sensitivitas di tubuh kita karena sistem imunitas yang over reactive. Dan perlu Ibu ketahui alergi sering muncul pada wanita hamil. Nanti setelah melahirkan biasanya hilang, walaupun ada kasus yang tidak hilang.

Obat alergi salah satunya Cetrizine dan aman untuk ibu hamil dan menyusi. Diminum saja obatnya dulu sampai habis yang dibeirkan dokter, baru nanti kalau masih ada ke dokter itu lagi. Obat biasanya akan diganti dengan yang lain atau dosisnya yang dinaikkan.

Rgds,
-Dr. Indra K. Muhtadi-

Reply
Iis Handayani
3/2/2014 02:48:03

Terimakasih banyak dok untuk jawabannya. Salam sukses selalu untuk dokter.

Reply
teja aryudha link
13/4/2014 14:42:13

Asslmkm, slmt malam Dok, saya ingin bertanya : bagaimana dengan jenis obat untuk mengurangi gejala Alergi itu sendiri?

Reply
Dr. Indra K. Muhtadi
14/4/2014 07:26:35

Dear Teja,

Alergi ditangani dengan dua langkah. Pertama untuk menghilangkan gejala aerlgi yang sedang kambuh, dan kedua untuk menghilangkan sensitifitas dengan harapan alerginya berkurang.

Untuk obat saat alergi kambuh biasanya kita berikan suatu anti histamin dikombinasi dengan suatu kortikosteroid. Sementara untuk mengatasi kecendrungan alerginya kita lakukan imuno therapy seperti yang dibahas di atas.

Rgds,
-Dr. Indra K. Muhtadi-

Reply
Andry Tjahjono
11/5/2014 13:30:15

Dok tolong tanya kalo sering radang tenggorokan (sariawan di sekitar tonsil) apakah juga salah satu bentuk alergi? Krn saya kapan hari sempet radang tenggorokan agak lama dan dokter Sy memberi antibiotik namun ta kunjung sembuh juga. Akhir nya saya ke dokter tht dan kesimpulan nya adalah sy punya alergi yg mencetuskan radang tenggorokan ini.. Namun tidak disebutkan spesifik alergi terhadap apa.. Mgkn dok ada saran? Terima kasih

Reply
Dr. Indra K. Muhtadi
12/5/2014 09:01:57

Dear Andry,

Memang betul sekali, radang tenggorokan tidak melulu dikarenakan suatu infeksi, tapi bisa jadi dikarekanan oleh suatu reaksi alergi. Tapi yang namanya alergi, harus dicari pencetusnya, karena tidak akan selalu sama antara pasien yang satu dengan yang lainnya. Justru Anda yang harus menyelidiki apa yang dimakan, diminum, terhirup, atau karena cuaca sebelum terjadi radang tenggorokannya. Nanti bila sudah ketahuan, maka agar tidak sering kambuh adalah dengan cara menjauhi faktor-faktor pencetus tadi.

Rgds,
-Dr. Indra K. Muhtadi-

Reply
rosa
4/3/2016 00:18:35

Dok,sy mau tanya klo berobat ke dokter itu ada ga ya dokter khisus menangani alergi?
kl ada di RS mana ya dok daerah jabotabek.trimakasih

Reply
yeni k
7/7/2016 07:23:19

Slmt pagi dokter,
Ditangan sy saat ini ada bintik2 kl ditekan kluar air bening setelah itu gatalnya bertambah apabila akan kluar airnya, sy pernah opname bulan maret, kemudian bulan april mulai timbul awalnya dkaki stelah berobat sdh sembuh, stelah itu kurang lebih semingguan timbul dtangan sy sdh berobat dibilang dokter ini alergi dan sy diberi obat alergi selama minum obat mulai mengering,setelah obatnya habis timbul lagi dok sampai saat ini,Apakah itu kemungkinan reaksi obat selama opname ya dok? Sy sdh bilang k dokternya kl sy pny riwayat alergi amoxicillin dan antrain, dan sy diberi antibiotik yg lain dan skintest negatif. Dan sekitar 10 tahun yg lalu sy jg pernah biduran seluruh tubuh dan wajah setiap menjelang sore mulai muncul bidurannya itu selama 6 bln.
mohon jawabanya dok. Sebelumnya sy ucapkan terimakasih.

Reply



Leave a Reply.

    Home  >> Medical Articles >> 2013

    Medical Articles 2013

    Picture
    Lihat daftar artikel lainnya, click pada gambar

    Picture
    Untuk HEBAT Anda harus SEHAT; click di sini

    Bila Anda suka dengan blog ini, silakan menikmati artikel lainnya melanjutkan ke blog tahun 2014. Click di sini.
    Atau melihat blog tahun 2012. Click di sini.


    Picture

    Author

    Dr. Indra K. Muhtadi adalah seorang Health Influencer dan konsultan pada berbagai professional training di Indonesia.

    Selama pandemi COVID-19, Dr. Indra juga aktif sebagai New Normal Consultant (Konsultan Adaptasi Kebiasaan Baru) di beberapa perusahaan.

    Sebagai dokter, ia sangat piawai memberikan konsultasi kesehatan dengan bahasa ringan sehingga membuat masalah medis menjadi sesuatu yang mudah untuk dipahami.


    Click di sini untuk berkonsultasi dengan Dr. Indra

    These Blogs are written in Bahasa Indonesia. I hope these blogs can help those who search the information about the topic discussed in the radio.  Feel free to give comments and if you need an English version of the content from these blogs, please don't hesitate to
    contact me.


    Instagram Follow Dr. Indra on Instagram
    Follow @indrakm

    Archives

    December 2013
    November 2013
    October 2013
    September 2013
    August 2013
    July 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013

    Categories

    All
    Allergic Reaction
    Anemia
    Angina Pectoris
    Arteriosclerosis
    Asma
    Biang Keringat
    Bladder Control Problem
    Carpal Tunnel Syndrome
    Cholelithiasis
    Chronic Fatigue Syndrome
    Diagnosis Medis & Ekspektasi Pasien
    Disfungsi Urologi Setelah Menopause
    Epistaxis/Mimisan
    Flu Burung
    Ganglion
    Hernia
    Hipotensi
    Ikterik Pada Dewasa
    Inkontinensia Pada Pria & Wanita
    Keram Otot
    Kesemutan (Pins And Needles)
    Kista Ovarium
    Konstipasi/Constipation
    Memilih Dokter
    Metabolic Syndrome
    Mioma Uteri
    Nephrolithiasis
    Nocturnal Hyperhidrosis
    Palpitasi
    Pembesaran Prostat
    Physical Therapy And Rehab
    Repetitive Motion Injury
    Rheumatic Heart Disease
    Slipped Disc
    Tonsillitis/Amandel
    Trigliserida
    Ulcerative Colitis
    Urinary Incontinence


    Picture
    Terima kasih untuk mendukung usaha saya dan berbagi informasi
    Thank you for supporting my effort and sharing my knowledge
    Picture

    Navigation:
    Back to Blog Main Page
    Back to Blog Index
Proudly powered by Weebly