Mioma uteri yang juga disebut sebagai uterine fibroid adalah tumor jinak paling sering terjadi pada rahim seorang wanita. Merupakan tumor yang tumbuh pada otot rahim yang biasanya terdapat pada bagian dinding. Tumor dapat tumbuh di dalam ototnya atau menempel pada otot tersebut dan dapat berupa tumor tunggal atau multiple. Walau pun disebut jinak, tapi mioma uteri dapat menimbulkan keluhan yang mengganggu seperti perdarahan, nyeri panggul, dan sering sekali kencing.
Fakta Tentang Mioma Uteri
- Lebih sering terjadi pada wanita usia 35 tahun ke atas dan dapat terjadi pada wanita paska menopause.
- Kecendrungan mioma uteri diturunkan dari ibu ke anak perempuannya.
- Menjadi alasan tersering (sepertiga) dilakukannya hysterectomy atau pengangkatan rahim. (Hysterectomy di AS dilakukan sebanyak 600ribu/th).
- Walau pun mioma uteri jarang sekali berubah menjadi kanker, tapi dapat tumbuh sampai seukuran bola kaki.
Seperti pada tumor-tumor lain di tubuh manusia, penyebab pasti mioma uteri pun belum dapat dipastikan. Biasa tumbuh di usia awal 20 tahunan dan menyusut setelah menopause, karena pertumbuhannya terkait dengan keberadaan estrogen. Namun ada beberapa hal yang dapat mendukung tumbuhnya mioma uteri pada wanita, seperti berikut ini:
- Overweight apa lagi obesitas.
- Tidak pernah hamil dan melahirkan.
- Asap rokok ditengarai juga menjadi pencetus mioma uteri.
- Awal menstruasi (menarche) sebelum usia 10 tahun.
- Usia menopause yang melebihi 55 tahun.
Gejala Mioma Uteri
Mioma uteri cendrung tidak bergejala, dan sering baru terdeteksi saat kebetulan seorang wanita memeriksakan rahim dan alat reproduksinya dengan USG di dokter. Tapi bila bergejala yang dapat dikeluhkan adalah sbb.:
- Perdarahan dari vagina di luar siklus menstruasi (metrorrhagia) atau mens yang menjadi panjang (menorrhagia) atau keduanya. Kadang disertai dengan gumpalan darah.
- Sering kencing, karena ada tekanan pada kantung kencing. Bila tekanan sudah sangat besar, malah terjadi keluhan tidak dapat buang air kecil.
- Konstipasi, karena ada tekanan pada rectum
- Merasa penuh pada perut bagian bawah, sampai terjadinya nyeri di daerah perut bawah.
- Ukuran panggul bertambah dan tampak tonjolan dari luar dinding perut.
- Susah punya anak (infertil).
- Terjadi menorrhagia atau metrorrhagia atau keduanya.
- Nyeri pada daerah perut bawah atau panggul yang tidak kunjung hilang.
- Ukuran panggul (celana) yang senantiasa meningkat pada hal tidak terjadi peningkatan berat badan.
- Sudah lebih dari setahun tidak menggunakan alat kontrasepsi dengan hubungan rutin, tapi tidak kunjung terjadi kehamilan.
- Sedang hamil, kemudian terdapat perdarahan.
Pemeriksaan Untuk Mioma Uteri
- Yang paling sederhana dan tidak invasif adalah menggunakan USG biasa. Bila dokter mencurigai adanya suatu mioma uteri, mungkin akan diperdalam dengan pemeriksaan lainnya.
- USG trans-vaginal, dapat memberikan gambaran lebih jelas dari pada USG biasa.
- Biopsi dilakukan bila sudah dipastikan adanya suatu mioma uteri dan untuk menyingkirkan suatu keganasan.
- Menggunakan kamera dengan cara hysteroscopy melalui vagina atau laparoscopy melalui sayatan kecil di dinding perut.
- Dokter juga mungkin memeriksa darah untuk meyakinkan tidak ada gangguan kesehatan lainnya.
Penanganan Mioma Uteri
Dilakukan Sendiri
Tidak ada tindakan spesifik yang dapat dilakukan sendiri dalam penanganan mioma uteri. Tapi bila pasien mengalami menorrhagia atau metrorrhagia atau keduanya, maka ia harus mencatat tanggal siklus mensnya karena data-data ini dibutuhkan oleh dokter.
Dilakukan Dokter
Penanganan mioma uteri akan sangat tergantung pada:
- Gejala yang timbul dan dikeluhkan pasien
- Lokasi tumbuhnya tumor
- Umur pasien
- Masih mau atau tidaknya untuk hamil lagi
- Kesehatan pasien secara umum
- Bila sudah ditentukan suatu mioma uteri yang normal, sementara tidak ada keluhan apa pun serta pasien sudah tidak ingin untuk punya anak lagi, maka yang akan selalu dilakukan dokter adalah mengobservasi. Observasi 6 bulan sekali untuk melihat ukuran dan pertumbuhan dari mioma uteri-nya. Selama tidak terjadi suatu keganasan, maka tidak akan dilakukan tindakan apa-apa.
- Bila harus diberikan obat minum, biasa diberikan obat penghilang nyeri untuk nyerinya, obat kontrasepsi untuk mengatur siklus mens, GnRH (Gonadotropin releasing hormone agonist) untuk mengurangi produksi estrogen. Dengan GnRH ukuran mioma uteri bisa berkurang 50%, tapi akan tumbuh lagi saat therapi dihentikan. Serta obat-obatan hormonal lainnya sesuai kebutuhan.
- Ada obat yang disebut sebagai progesterone receptor modulator. Merupakan obat kontrasepsi emergency, tapi belakangan dikatakan dapat mengecilkan ukuran mioma uteri dan mengurangi perdarahan karena tumor tersebut.
Operasi
Tindakan operasi pasti ada resiko dan benefitnya. Akan dilakukan bila memang benefitnya diharapkan lebih besar. Jenis-jenis operasinya sebagai berikut:
- Myomectomy. Operasi yang mengangkat hanya jaringan mioma-nya saja. Dapat dilakukan dengan hysteroscopy, laparoscopy, dan walau pun jarang dengan laparatomy. Pasca operasi pasien masih bisa untuk hamil.
- Hysterectomy. Operasi yang mengangkat seluruh bagian rahim. Merupakan terapi pasti untuk menghilangkan mioma uteri. Dengan diangkatnya rahim, maka pasien tidak bisa untuk hamil lagi. Pada sebagian besar kasus hysterectomy karena mioma uteri, tuba fallopian dan ovarium tidak diangkat; yang berarti tubuh pasien akan tetap memproduksi estrogen. Pengangkatan rahim termasuk tuba dan ovarium disebut salpingo-oophorectomy dilakukan bila dikhawatirkan ada keganasan pada ovarium.
- Uterine artery embolization. Merupakan prosedur baru dengan menyetop suplai darah ke bagian tumor. Caranya dengan memasukkan kateter melalui arteri femoralis di paha, didorong sampai ke rahim (dengan bantuan video x-ray). Setelah sampai arteri yang memberi makan tumor disumbat menggunakan partikel seukuran pasir terbuat dari plastik atau gelatin. Karena suplai darah terhenti, maka tumor mioma uteri-nya pun menyusut dan mati.
Pencegahan Mioma Uteri
- Setelah mencapai usia 18 tahun, seorang wanita harus menjaga agar berat badannya tidak menjadi overweight apa lagi obesitas.
- Stop merokok dan hindari asap rokok orang lain.
- Memeriksakan diri ke dokter kandungan secara rutin, dan menyertakan USG alat reproduksi saat general checkup.