Istilah metabolic syndrome atau dalam bahasa Indonesianya sindroma metabolik, sudah sangat dikenal bila membahas penyakit-penyakit cardiovascular dan metabolisme. Istilah lainnya adalah Syndrome X dan dysmetabolic syndrome. Seperti namanya, sindroma metabolik ini mengacu pada adanya gangguan metabolisme dan penyakit cardiovascular. Karakteristik utama dari sindroma metabolik ini termasuk di dalamnya resistensi insulin, hipertensi, kadar kolesterol darah tinggi, dan peningkatan resiko untuk pembekuan darah.
Fakta-Fakta Tentang Sindroma Metabolik
- 20-30% dari seluruh populasi penduduk pada negara maju (dan perkotaan di Indonesia) memiliki sindroma metabolik.
- Di AS 50 juta orang hidup dengan sindroma metabolik.
- Sebagian besar pasien dengan sindroma metabolik memiliki kelebihan berat badan atau malah obesitas.
- MS terjadi pada 5% orang dengan berat badan normal, 22% pada orang dengan berat badan overweight, dan 60% pada orang dengan obesitas.
- Setiap kenaikan 2.5 kg atau lebih berat badan pada dewasa selama setahun, meningkatkan resiko untuk terkena sindroma metabolik sebesar 45%.
Kriteria penarikan diagnosis untuk MS ini sangat beragam, tapi konsep pembagian faktor resikonya diterima di seluruh dunia. Yang paling dikenal di dunia adalah guideline dari “National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III” tahun 2001. Bila tiga dari berikut ini berlaku, maka pasien dikategorikan memiliki sindroma metabolik:
- Obesitas abdominal. Lingkar pinggang yang melebihi 102 cm (40 in) pada pria, atau 88 cm (35 in) pada wanita
- Level trigliserida dalam serum darah di atas 150 mg/dL
- Level kolesterol HDL dalam darah di bawah 40 mg/dL pada pria atau di bawah 50 mg/dL pada wanita
- Tekanan darah di atas 130/85 mmHg
- Level gula darah puasa di atas 110 mg/dL.
Faktor Resiko Sindroma Metabolik
- Lima kriteria di atas: obesitas, level trigliserida, level kolesterol HDL, tekanan darah tinggi, dan level gula darah puasa.
- Wanita menopause
- Merokok
- Makan berkabohidrat tinggi
- Rendah aktivitas fisik (walau pun berat badan tidak bertambah).
Penyebab Sindroma Metabolik
Berat badan adalah kunci utama seseorang dapat terkena sindroma metabolik. Faktor genetik dan lingkungan juga memegang peranan penting. Faktor genetik terjadi untuk sindroma-nya sendiri atau untuk memiliki 5 faktor pencetus seperti di atas. Riwayat keluarga dengan DM tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung akan sangat meningkatkan kemungkinan seseorang mendapatkan sindroma metabolik. Sementara faktor lingkungan seperti rendahnya aktivitas fisik, gaya hidup yang hedonis, serta kenaikan berat badan juga sama besarnya yang dapat memungkinkan seseorang mendapatkan sindroma metabolik.
Baca artikel lainnya di blog Dr. Indra K. Muhtadi
- Gejala akan sangat tergantung dari komponen mana dari sindroma yang muncul.
- Namun dari semuanya biasanya hipertensi yang paling tidak menimbulkan gejala, dan kalau pun bergejala biasanya sakit kepala atau pandangan yang sering kabur.
- Resistensi insulin memberikan gejala, susahnya menurunkan berat badan dan rasa seperti hipoglikemia. (Resistensi insulin adalah kondisi di mana sel-sel dalam tubuh menjadi resisten terhadap efek dari insulin).
- Pada kondisi yang berat, tanda sindroma metabolik adalah serangan jantung dan atau stroke.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila memiliki salah satu dari faktor resiko di atas dan belum pernah berkonsultasi dengan dokter
- Bila memiliki riwayat penyakit dalam keluarga: penyakit jantung, stroke, kencing manis, atau ada keluarga yang meninggal karena serangan jantung; sementara belum pernah berkonsultasi dengan dokter.
- Bila sudah pernah didiagnosis memiliki sindroma metabolik, dan mengalami tanda dan gejala seperti di atas.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
- Akan sangat tergantung dari faktor resiko dan gejala yang timbul, yang pasti dokter akan memeriksa tekanan darah dan komposisi berat tubuh.
- Akan diperiksa profil lemak (lipid profile).
- Akan diperiksa level gula darah puasa, level insulin, hemoglobin A1C, dan tes toleransi glukosa oral.
- Kemudian faktor-faktor resiko untuk penyakit jantung seperti EKG, homocysteine dan level CRP (C-reactive protein), serta angiograms.
- Dan bila memungkinkan akan dilakukan general checkup yang lengkap, agar tidak ada yang terlewatkan.
Penanganan Sindroma Metabolik
Penanganan Sindroma Metabolik dikonsentrasikan pada komponen-komponen yang muncul pada pasien.
Dilakukan Sendiri
- Merubah gaya hidup agar komponen-komponen tersebut menghilang.
- Menurunkan berat badan. Karena penurunan berat badan 5-10%, dapat secara cepat menurunkan berat badan, menurunkan kadar kolesterol LDL, dan meningkatkan sensitifitas insulin.
- Mengkonsumsi asam lemak omega 3 baik yang alami mau pun suplemennya.
- Kontrol teratur ke dokter sesuai jadwal yang ditetapkan atau saat obat yang diberikan sudah habis.
Dilakukan Dokter
- Bila pasien sudah pernah mengalami serangan jantung atau didiagnosis diabetes mellitus, maka kolesterol LDL-nya harus diturunkan dibawah 70 mg/dL; biasanya dengan menggunakan golongan statins dan fibrates. ·
- Mempertahankan tekanan darah pasien lebih rendah dari 130/80 mmHg.
- Memberikan ACE inhibitor, selain untuk mengontrol tekanan darah, juga menurunkan resistensi insulin sehingga dapat memperlambat munculnya DM Tipe 2.
- Obat DM yang diberikan biasanya Metformin, yang juga memiliki fungsi munculnya sindroma metabolik. Tapi tidak dapat diberikan untuk yang tidak memiliki DM.
- Memberikan aspirin bersama dengan suplemen asam lemak omega 3 untuk mengurangi resiko penyakit jantung.
- Dokter akan memberikan obat-obat lain untuk menangani komponen-komponen lainnya.
Pencegahan Sindroma Metabolik
- Sindroma metabolik hanya dapat dicegah dengan mencegah memiliki komponen-komponen sindroma metabolik di atas dan mencegah hadirnya faktor resikonya.
- Bagi yang memiliki faktor resiko genetik dan riwayat penyakit dalam keluarga, harus lebih dini dan lebih konsisten lagi untuk menjaga kesehatannya, serta harus melatih anak-anaknya untuk lebih aktif secara fisik agar mereka terhindar juga dari sindroma metabolik.
- Meningkatkan gerak tubuh dan olah raga secara rutin seperti; jogging, sepeda, berenang, yoga, dll.
- Cobalah untuk berjalan kaki saat istirahat siang walau pun hanya berjalan di dalam gedung kantor saja.
- Memilih makanan yang lebih sehat dan menghindari junk food.