Epistaxis atau epistaksis dalam bahasa Indonesia adalah mimisan. Setiap ada darah pada muka termasuk di dalamnya mimisan, pasti membuat orang yang mengalami atau melihatnya menjadi khawatir. Pembuluh darah dalam hidung kita berfungsi sebagai penghangat udara sebelum masuk ke dalam paru-paru. Karena fungsi ini lah, maka perbatasan antara dinding pembuluh darah dan rongga hidung tersebut cukup tipis. Bila sesuatu terjadi sehingga membuat dinding pembatas tersebut robek atau rusak, maka pembuluh darah di dalamnya bisa ikut robek dan terjadi lah mimisan.
Fakta Tentang Epistaxis
- Hampir semua mimisan tidak bersifat serius dan biasanya dapat ditangani sendiri di rumah.
- Satu dari tujuh orang di dunia pernah dan akan mengalami mimisan dalam hidupnya.
- Mimisan dapat terjadi pada semua usia, tapi paling sering pada usia 2 – 10 tahun dan manula 50 – 80 tahun.
- Mimisan akan lebih sering terjadi bila cuaca dingin dan kering. Dan lebih sering terjadi pada pagi hari.
- Lebih banyak mimisan yang diketahui penyebabnya dari pada yang dapat ditentukan sebabnya.
- Epistaxis Anterior. Seperti namanya sumber perdarahan terjadi pada bagian lebih ke depan di dalam hidung. 90% kasus mimisan merupakan jenis ini. Perdarahan bersumber dari pembuluh darah pada rongga hidung tempat bermuaranya beberapa pembuluh darah yang disebut Plexus Kiesselbach. Jenis ini biasanya mudah untuk diatasi.
- Epistaxis Posterior. Lebih jarang terjadi dengan sumber perdarahan terjadi pada bagian lebih belakang di dalam hidung. Lebih sering terjadi pada manula. Perdarahan bersumber dari pembuluh darah arteri sehingga lebih sulit untuk di atasi dan terkadang pasien sampai harus dirawat inap di rumah sakit.
Penyebab Epistaxis
Karena penyebab mengapa seseorang sering mimisan susah untuk ditentukan, maka yang lebih diperhatikan adalah faktor predisposisi seseorang lebih rentang untuk terkena mimisan dan mimisan yang berulang.
Faktor predisposisi tersebut antara lain:
- Terpapar dengan kondisi cuaca yang panas dan lembab atau dingin dan kering untuk waktu yang cukup lama.
- Trauma benturan di hidung atau muka.
- Terdapat benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung.
- Membuang ingus dengan tekanan cukup keras. Atau bersin terlalu keras.
- Pasca operasi di bagian hidung.
- Pemakai obat narkoba yang dihisap dari hidung.
- Merokok dan menghisap asap rokok orang lain.
Selain itu ada kondisi medis yang dapat menyebabkan seseorang bisa terkena mimisan, antara lain:
- Ada infeksi di sinus (sinusitis) dan hidung (rhinitis).
- Memiliki riwayat alergi rhinitis.
- Penyakit organ seperti penyakit liver yang sirosis karena konsumsi alkohol dan penyakit-penyakit ginjal.
- Tekanan darah tinggi.
- Leukemia.
- Malformasi pembuluh darah dalam hidung.
- Masalah pembekuan darah karena obat-obatan seperti warfarin, clopidogrel, NSAID, dll
- Memakai obat-obatan per nasal.
- Tengah menjalani chemotherapy.
- imisan biasanya terjadi hanya dari satu lubang hidung. Bila terlalu banyak darahnya, maka bisa luber sampai ke tenggorokan dan keluar dari lubang sebelahnya.
- Darah dapat terasa tertelan dan masuk ke saluran pencernaan, sehingga terkadang memancing muntah.
- Walau pun sangat jarang, bila darah yang keluar cukup banyak, maka tanda berikut dapat muncul sebagai tanda perlunya cairan diganti per infus: pusing, lemas, bingung, dan pingsan.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila merupakan kejadian pertama, namun setelah 10-20 menit dengan usaha sendiri, mimisan tidak berhenti.
- Bila mimisan terjadi berulang dan makin sering.
- Bila mimisan menyebabkan pusing, dan pingsan.
- Bila mimisan kemudian diikuti dengan jantung berdebar keras atau kesulitan bernafas.
- Bila mimisan terjadi dengan demam tinggi (> 38.5°C).
- Terjadi perdarahan spontan juga selain mimisan seperti adanya darah dalam urin dan atau dalam feses.
- Mimisan juga disertai dengan kulit yang mudah menjadi lebam seperti terbentur benda keras.
- Bila mimisan terjadi setelah meminum obat-obatan, maka kembali lah ke dokter yang meresepkannya.
- Jika sudah memiliki penyakit-penyakit seperti di atas kemudian terjadi mimisan.
- Bila mimisan terjadi pada mereka yang tengah menjalani chemotherapy.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Epistaxis
Pemeriksaan ditujukan untuk mencari kondisi medis penyebab mimisan yang dilakukan bila dokter masih mengkhawatirkan adanya penyebab medis tersebut. Awalnya akan dilakukan pemeriksaan darah, yang mungkin akan diteruskan dengan pemeriksaan pencitraan seperti USG, CT Scan, MRI, dll. bila dibutuhkan.
Penanganan Epistaxis
Dilakukan Sendiri
- Tetap tenang.
- Duduk tegak akan sedikit condong ke depan.
- Bernafas dari mulut, tekan lubang hidung dari luar dengan ibu jari dan telunjuk selama minimal 10 menit.
- Sebisa mungkin jangan menelan darah, yang terdapat di mulut segera dikeluarkan agar tidak merangsang muntah.
- Setelah mimisan berhenti, hindari iritasi lanjutan di hidung seperti jangan menyongkel-nyongkel lubang hidung, hindari bersin, membuang ingus, dll. untuk 24 jam.
- Setelah 24 jam, dapat menggunakan cairan NaCl untuk melumasi rongga hidung agar terhindar dari iritasi dan mempercepat penyembuhan jaringan.
- Pakailah AC dan atau Air humidifier untuk membuat kondisi udara ruangan ideal.
Pendapat yang Salah
- Menengadahkan kepala; hanya akan membuat darah tertelan dan tidak akan menghentikannya.
- Kompres es pada hidung; tidak akan menghentikan mimisan.
Dilakukan Dokter
- Jika jenis mimisan diduga merupakan epistaxis anterior, dokter hanya akan menghentikan perdarahan dengan cara-cara mekanik, kecuali bila perdarahan tidak berhenti atau sangat banyak baru akan dilakukan:
- Tampon dengan kassa yang sudah dibasahi dengan adrenalin
- Balloon nasal packs
- Synthetic sponge packs, dll.
- Untuk epistaxis anterior yang lebih sulit, cara lain adalah dengan melakukan kauterisasi.
- Bila dilakukan tampon atau kauterisasi dokter akan meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi.
- Jika mimisan merupakan epistaxis posterior, pasien lebih baik di rawat inap. Untuk kasus ini dokter akan langsung memasangkan tampon. Namun karena akan ditekan sampai jauh ke dalam hidung, maka akan diberikan sedative dan penahan nyeri.
- Bila sampai 72 jam tidak menghentikan perdarahan, maka akan dilakukan tindakan operasi untuk mengingat pembuluh darah yang pecah tersebut.
Pencegahan Mimisan
- Bila memang rentan terkena mimisan, maka yang bersangkutan harus berusaha menghindari udara yang terlalu dingin dan kering atau terlalu panas dan lembab.
- Selain itu dapat mempersiapkan nasal spray bila sudah mulai terasa seperti akan mimisan, agar rongga hidung tidak terlalu kering.
- Hindari untuk tidak mencongkel hidung terlalu dalam dan hindari untuk tidak membuang ingus terlalu keras.
- Memakai helm atau alat proteksi diri lainnya agar terhindar dari benturan pada hidung saat melakukan aktivitas tertentu.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
- Jika mimisan terjadi karena penyakit lain, maka cara menghindarinya adalah dengan menangani penyakit tersebut semaksimal mungkin.