Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"
  • Home
    • My Curriculum Vitae
    • Dr. Indra on Media
  • What's New
  • Health & Wellness Influencer & Motivator
    • Retirement Preparation from Health Point of View
    • Stres untuk Hebat
    • Health Topic Seminars
    • The Secret of Healthy Life Style
    • Company Health Management
    • Stop Smoking Course
    • Quality Service Excellent
    • Change Leadership Training and Self Improvement
    • Smile in Assertive Communication
    • Assertive Communication Skills
    • Employee Counseling for Productivity
    • Managerial Skills and Self Leadership Skills
    • Motivation and Job Satisfaction
  • Dr. Indra's Books
    • Book: "SEHAT untuk HEBAT"
    • Book: "STRES untuk HEBAT"
    • Book: "Revolusi Mental"
  • Blog: Medical Articles
    • Blog Index (A to Z)
    • Blog Index (by category)
    • Blog Articles: 2025
    • Blog Articles: 2024
    • Blog Articles: 2023
    • Blog Articles: 2022
    • Blog Articles: 2021
    • Blog Articles: 2020
    • Blog Articles: 2019
    • Blog Articles: 2018
    • Blog Articles: 2017
    • Blog Articles: 2016
    • Blog Articles: 2015
    • Blog Articles: 2014
    • Blog Articles: 2013
    • Blog Articles: 2012
    • Blog Articles: 2011
    • Blog Articles: 2010
  • Health Consultant (Praktek)
    • Location
    • Adult Vaccination
  • Health Tips Video
  • Health Calculator
    • BMI Calculator
    • Advanced BMI Calculator
    • BMI Calculator for Children
    • Ideal Body Weight Calculator
    • Exercise Calorie Calculator
    • Daily Calorie Calculator
    • Liquid Calorie Calculator
  • Health Pictures
  • My Travel and Other Blog
  • ABN Group
  • References & Partners
  • Contact Me

Topik ke-128: “Bladder Control Problem”

19/7/2013

3 Comments

 
Picture
Pendahuluan
Mereka yang mempunyai masalah untuk mengontrol kantung kemihnya ditandai dengan susahnya bagi mereka untuk  menghentikan aliran urin ketika buang air kecil.  Kemudian mereka memiliki keluhan sering buang air kecil namun volumenya sedikit atau tidak puas ketika buang air kecil karena selalu terasa ada yang tersisa. Masalah ini bisa karena penyakit lain yang mendasarinya atau memang terdapat masalah pada sistem saluran kemih.

Fakta tentang Bladder Control Problem
  • Walaupun inkontinensia urine yang termasuk ke dalam bladder control problem ini banyak dan sering dikeluhkan, tetapi sesungguhnya adalah suatu kelainan medis.
  • Dapat dialami oleh seluruh kelompok umur dewasa, namun memang seiring dengan meningkatnya usia, persentasenya menjadi bertambah besar.
  • Kurang lebih 15-30% manula yang tinggal di rumah dan 40% manula yang tinggal di panti jompo memiliki masalah ini.
  • Lebih banyak terjadi pada wanita (terutama wanita manula dengan proses melahirkan sering) dan pada pria yang memiliki pembesaran prostat.
  • Mereka yang memiliki bladder control problem menjadi tidak dapat terlalu beraktivitas di luar rumah, memiliki masalah sosial, sering terisolasi, bahkan ada yang sampai depresi.
  • Sering diikuti dengan masalah medis lain seperti iritasi kulit di sekitar lipat paha, infeksi pada kulit, dan gangguan tidur akibat harus sering buang air kecil di tengah malam.
  • Namun sayangnya banyak yang malu untuk berkonsultasi dengan dokter dan hanya berusaha untuk beradaptasi hidup dengan masalahnya.
Proses Terjadinya Urine sampai BAK (Micturition)
  • Ginjal menghasilkan urin sebanyak 1-1,5 liter selama 24 jam. Urin ini ditampung dalam kantung kencing (bladder) sebelum dikeluarkan.
  • Walau pun bladder dapat menampung hingga 600 cc, tapi rasa ingin kencing akan datang saat bladder terisi 300 cc. Sejak terisi 300 cc, bladder mulai meregang menyebabkan syaraf di sekitarnya mengirimkan sinyal ke otak sehingga akhirnya timbul rasa ingin buang air kecil.
  • Walau pun tampaknya kita dapat mengontrol kapan buang air kecil, tapi proses pengeluaran dari bladder dilakukan secara otomatis oleh dua otot yaitu detrusor yang memeras bladder dan otot sphincter membuka leher bladder. 
  • Saat sudah kosong, maka otot detrusor kembali melemas sementara otot sphincter berkontraksi menutup bladder.
  • Kita dapat menyetop aliran urin di tengah-tengah dengan mengontraksikan otot sphincter eksternal yang mengakibatkan otot detrusor melemas dan urine berhenti mengalir.
  • Bila tidak dikeluarkan lama-lama sinyal ke otak menjadi sangat banyak, bladder sangat meregang, sampai urin tidak dapat ditahan lebih lama lagi.

Penyebab Bladder Control Problem
  1. Infeksi saluran kemih
  2. Efek samping pengobatan (obat hipertensi, obat alergi, obat tidur, narkotik, obat mengandung caffeine, dll.)
  3. Sembelit, sehingga feses yang menyumbat pada secum menjadi penghalang aliran urin
  4. Kelemahan otot di bladder karena beberapa masalah medis
  5. Overactive bladder
  6. Iritasi pada bladder
  7. Pembesaran prostat, dll.

Faktor Resiko Bladder Control Problem
  1. Merokok karena dapat membuat iritasi pada bladder
  2. Obesitas karena dapat mengurangi kekuatan kontraksi otot termasuk otot-otot yang dipakai untuk BAK
  3. Sering menahan BAK karena tidak sempat atau tidak menemukan WC
  4. Sembelit kronis karena dapat merusak otot-otot BAK
  5. Diabetes karena dapat merusak syaraf-syaraf BAK
  6. Cedera tulang punggung karena dapat membuat kelumpuhan syaraf-syaraf BAK
  7. Penyakit syaraf seperti stroke, multiple sclerosis, Alzheimer, Parkinson, dll.
  8. Kehamilan baik saat kehamilannya mau pun sesudah melahirkan.
  9. Menopause
  10. Hysterectomy (pengangkatan rahim), dll.
Baca artikel lainnya di blog Dr. Indra K. Muhtadi
Picture
Dari 10 faktor resiko di atas, empat yang teratas adalah dikarenakan oleh gaya hidup yang banyak terjadi terutama di daerah perkotaan. Sehingga terkadang, walau pun sudah mengalami bladder control problem, yang bersangkutan tidak merasa memiliki masalah dan menganggap kondisinya merupakan bagian dari gaya hidupnya tadi.

Tanda dan Gejala Bladder Control Problem
  1. Urgensi: Harus segera BAK dan tidak tertahan
  2. Hesitancy: Ketika BAK, urin keluar tidak lancar
  3. Frekuensi: BAK menjadi lebih sering dari normal
  4. Dysuria: Nyeri seperti panas terbakar saat BAK
  5. Hematuria: Terdapat darah di dalam urin
  6. Nocturia: Harus sering bangun tidur untuk BAK di malam hari
  7. Menetes: Urin tetap menetes walau pun sudah selesai BAK
  8. Straining: Harus mengedan sangat kuat hanya untuk BAK.
  9. Ngompol: Hilang rasa ingin BAK tapi urin keluar ketika tidur di malam hari

Kapan Mencari Pertolongan Medis
  1. Bila memiliki tanda-tanda di atas
  2. Bila memiliki faktor-faktor resiko seperti di atas dan ingin mengatasi faktor resikonya

Pemeriksan tambahan untuk Diagnosis
  • Urinalisis: memeriksa urin di laboratorium
  • Post void residual measurement: mengukur sisa urin setelah BAK dengan dikeluarkan pakai catheter atau menggunakan USG.
  • Cystoscopy: Kamera yang dimasukkan dari urethra untuk melihat kondisi bladder dari dalam.
 
Penanganan Bladder Control Problem
Banyak orang yang tidak mencari pertolongan medis karena menganggap yang dialaminya suatu yang biasa dan harus hidup dengan kondisi tersebut.

Dilakukan Sendiri
  • Hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi bladder seperti alkohol, caffeine, minum bersoda, minuman energi, yang asam-asam, dan merokok.
  • Jangan minum lebih dari 2 liter dalam 24 jam.
  • Buang air kecil secara teratur dengan membuat jadwal untuk BAK.
  • Jangan menahan BAK bila sudah terasa dan langsung dikeluarkan sejak rangsangan awal.
  • Bila tergolong obese, turunkan berat badan.
  • Gunakan popok dewasa (adult diapers).
  • Lalukan Kegel exercise.
Semua yang dapat dilakukan sendiri ini, sebenarnya adalah merubah gaya hidup yang menjadi faktor resiko terjadinya bladder control problem.  Termasuk di dalamnya menggunakan adult diapers bila memang ada dalam kondisi akan sulit untuk BAK, baik karena tidak sempat mau pun tidak menemukan WC.  Contohnya ketika terjebak macet di jalan, naik kendaraan umum yang tidak berhenti sesuai keinginan kita, menonton konser musik, menonton pertandingan olah raga, sedang dalam rapat penting, dll.

Dilakukan Dokter
  • Akan sangat tergantung dari penyebabnya dan mengatasi penyebab tersebut.
  • Memberikan obat untuk melonggarkan otot detrusor dan mengencangkan otot sphincter.
  • Terapi listrik, yaitu memberikan stimulasi listrik dengan probe yang dimasukkan melalui vagina atau rektum untuk meningkatkan tonus otot dasar panggul.

Pencegahan Bladder Control Problem
  • Mencukupkan minum
  • Tidak menahan keinginan BAK
  • Menghindari alkohol dan merokok
  • Tidak mengkonsumsi caffeine dalam jumlah besar
  • Hidup sehat, sehingga terhindari dari penyakit yang dapat menjadi faktor resikonya.
IKM 2013-07
3 Comments
Heddiana Mira Anggriani Siregar link
18/8/2013 11:57:16

Bagaimana jika hal yang sama terjadi pada BAB? Saya selalu merasa rektum saya tidak sepenuhnya kosong setelah BAB.

Reply
Dr. Indra K. Muhtadi
22/8/2013 08:34:20

Dear Heddiana,

Keluhan terasa penuh pada rektum walau pun setelah BAB biasanya merupakan tanda awal adanya wasir. Coba Heddiana baca artikel saya yang saya tulis tentang wasir ini. Silakan copy-paste link berikut di browsernya (http://indramuhtadi.weebly.com/2/category/hemorrhoidswasir649cfcf069/1.html)

Nanti setelah dibaca dan masih ada pertanyaan, silakan ditanyakan lagi ya.

Rgds,
-Dr. Indra K. Muhtadi-

Reply
Gilig Pradhana link
1/1/2014 01:14:54

Jazakallah khoiron. Terima kasih.

Reply



Leave a Reply.

    Home  >> Medical Articles >> 2013

    Medical Articles 2013

    Picture
    Lihat daftar artikel lainnya, click pada gambar

    Picture
    Untuk HEBAT Anda harus SEHAT; click di sini

    Bila Anda suka dengan blog ini, silakan menikmati artikel lainnya melanjutkan ke blog tahun 2014. Click di sini.
    Atau melihat blog tahun 2012. Click di sini.


    Picture

    Author

    Dr. Indra K. Muhtadi adalah seorang Health Influencer dan konsultan pada berbagai professional training di Indonesia.

    Selama pandemi COVID-19, Dr. Indra juga aktif sebagai New Normal Consultant (Konsultan Adaptasi Kebiasaan Baru) di beberapa perusahaan.

    Sebagai dokter, ia sangat piawai memberikan konsultasi kesehatan dengan bahasa ringan sehingga membuat masalah medis menjadi sesuatu yang mudah untuk dipahami.


    Click di sini untuk berkonsultasi dengan Dr. Indra

    These Blogs are written in Bahasa Indonesia. I hope these blogs can help those who search the information about the topic discussed in the radio.  Feel free to give comments and if you need an English version of the content from these blogs, please don't hesitate to
    contact me.


    Instagram Follow Dr. Indra on Instagram
    Follow @indrakm

    Archives

    December 2013
    November 2013
    October 2013
    September 2013
    August 2013
    July 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013

    Categories

    All
    Allergic Reaction
    Anemia
    Angina Pectoris
    Arteriosclerosis
    Asma
    Biang Keringat
    Bladder Control Problem
    Carpal Tunnel Syndrome
    Cholelithiasis
    Chronic Fatigue Syndrome
    Diagnosis Medis & Ekspektasi Pasien
    Disfungsi Urologi Setelah Menopause
    Epistaxis/Mimisan
    Flu Burung
    Ganglion
    Hernia
    Hipotensi
    Ikterik Pada Dewasa
    Inkontinensia Pada Pria & Wanita
    Keram Otot
    Kesemutan (Pins And Needles)
    Kista Ovarium
    Konstipasi/Constipation
    Memilih Dokter
    Metabolic Syndrome
    Mioma Uteri
    Nephrolithiasis
    Nocturnal Hyperhidrosis
    Palpitasi
    Pembesaran Prostat
    Physical Therapy And Rehab
    Repetitive Motion Injury
    Rheumatic Heart Disease
    Slipped Disc
    Tonsillitis/Amandel
    Trigliserida
    Ulcerative Colitis
    Urinary Incontinence


    Saya tidak mencantumkan rujukan atau sumber dari artikel yang saya tulis, karena akan menambah panjang body dari posting-an blog-nya.
    Bila ada yang memerlukan silakan hubungi saya di contac me. Saya dengan senang hati akan menginfokannya.


    Picture
    Terima kasih untuk mendukung usaha saya dan berbagi informasi
    Thank you for supporting my effort and sharing my knowledge
    Picture

    Navigation:
    Back to Blog Main Page
    Back to Blog Index
Proudly powered by Weebly