Constipation atau konstipasi di Indonesia lebih dikenal dengan sembelit. Adalah istilah untuk menggambarkan berkurangnya frekuensi pergerakan usus besar dalam mengangkut stool (kotoran). Konstipasi merupakan suatu gejala, bukan suatu nama penyakit.
Fakta Tentang Konstipasi
- Sering disalahartikan oleh masyarakat bila tidak BAB, maka racun akan terserap kembali dan dapat menimbulkan penyakit.
- Merupakan satu dari keluhan sistem pencernaan yang tersering di AS, dan kota-kota besar.
- Lebih dari 4 juta orang di AS mengalami konstipasi secara rutin.
- Sekitar 725 juta USD per tahun dihabiskan penduduk di AS untuk beli obat pencahar.
- Penyebab 2,5 juta kunjungan sakit ke dokter.
- 5 kali lebih sering pada manula (> 65 tahun ke atas).
- Lebih sering pada wanita dan lebih tinggi kasusnya saat hamil dan setelah melahirkan.
- Diet yang buruk. Makan terlalu banyak lemak hewan (daging, telur, susu), tinggi gula, tapi kurang serat akan menyebabkan feses menjadi keras sehingga susah untuk dikeluarkan.
- Kurang minum. Akan berefek feses kurang kandungan airnya sehingga menjadi keras.
- Caffeine dan alkohol. Dapat meningkatkan kencing, sehingga bila disertai dengan kurang minum, akan membuat feses menjadi keras.
- Kebiasaan menahan BAB. Akan membuat rangsangan dan rasa untuk BAB menjadi berkurang.
- Obat-obatan. Beberapa jenis obat-obatan berefek mengeraskan feses; seperti antacid (obat maag), antispasmodic, antidepressant, zat besi, anti kejang, diuretik, penahan nyeri, dan obat yang mengandung narkotika.
- IBS (Irritable Bowel Syndrome). Yang biasa dikeluhkan oleh para perokok.
- Terlalu sering menggunakan pencahar, sehingga menjadi ketergantungan sampai akhirnya tidak ada efek terhadap pencahar dan membuat tidak bisa BAB sama sekali.
- Kehamilan. Dapat terjadi karena tertekan oleh rahim yang membesar, perubahan hormonal, perubahan pola diet, dan karena terjadi wasir.
- Penyakit dan masalah sumbatan pada usus. Seperti diverticulitis, IBD (Irritable Bowel Disease), kanker usus, batu empedu, usus yang terpuntir (volvulus), usus menggulung ke dalam (intussusception), perlengketan pasca operasi.
- Kerusakan saraf pada usus karena masalah pada tulang punggung.
- Gangguan thyroid yang kurang memproduksi thyroxin.
- Keracunan timbal
Gejala dan Tanda Konstipasi
Gejalanya akan berbeda antara penderita karena tergantung dari kebiasaan buang air besar (BAB) masing-masing. Frekuensi normal BAB itu dari 3 kali sehari sampai dengan 3 kali seminggu. Sehingga sering ditarik kesimpulan bahwa konstipasi itu adalah bila tidak BAB dalam 3 hari berturut-turut. Karena bila dalam 3 hari berutur-turut tidak BAB, feses akan menjadi keras dan akan berakibat pada kondisi medis lainnya seperti wasir, dll. Gejala lainnya adalah perut yang menegang, mual, muntah, sakit kepala, lidah memutih, serta nafas bau (halitosis).
Lihat artikel lainnya di blog Dr. Indra K. Muhtadi
- Bila gejala dirasakan lebih dari tiga minggu.
- Bila konstipasi diselang-seling oleh mencret.
- Bila saat BAB anus sudah mulai sakit, tanda adanya wasir.
- Bila diiringi oleh gejala lain seperti kecapaian, lemah, dan tidak tahan dingin (merupakan tanda dari hypothyroidism).
- Bila gejala lebih dari dua minggu dan diiringi dengan rasa sakit di perut, sebagai tanda keracunan timbal.
- Bila diiringi dengan keluar darah, tanda adanya wasir juga dan mungkin suatu keganasan.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Konstipasi
- Bila dibutuhkan untuk melihat adanya penyakit penyebab konstipasi dokter bisa membutuhkan pemeriksaan darah, dan pemeriksaan fungsi thyroid.
- Foto Rontgen perut juga bisa diperlukan untuk melihat adanya udara terperangkap dalam usus atau tidak sebagai tanda terjadi obstruksi/sumbatan di usus.
- Atau foto Rontgen dengan kontras (barium enema) untuk melihat penyakit-penyakit di usus besar.
- Pemeriksaan dengan kamera (sigmoidoscopy dan colonoscopy) bisa juga dipakai untuk melihat kelainan yang mungkin ada di usus besar.
Penanganan Konstipasi
Dilakukan Sendiri
- Memperbanyak serat dalam diet sehari-hari dan mencukupkan asupan cairan. Serat bisa didapat di dalam sayuran, agar-agar, atau gandum (oat meal).
- Melakukan gerakan olah raga ‘jongkok berdiri’ selama 10-15 menit setiap hari. Gerakan ini dapat meningkatkan gerakan bowel dalam usus.
- Stop konsumsi alcohol dan caffeine.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
- Buat jadwal rutin untuk BAB agar tubuh terbiasa.
- Kalau menggunakan pencahar, jangan pakai untuk waktu yang lama.
- Menggunakan cara-cara tradisional yang dapat diterima oleh medis seperti mengkonsumsi lidah buaya, teh jati Cina, buah pepaya, dll.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan menanganai penyakit penyebab bila ada.
- Dan akan memberikan solusi untuk melunakkan feses dengan menggunakan beberapa sediaan seperti:
- Polyethylene glycol, suatu pencahar osmotic yang tidak diserap oleh usus.
- Lubiprostone yang dapat menstimulasi cairan tetap berada dalam feses.
- Magnesium hydroxide atau sodium phosphate. Tapi tidak dapat digunakan untuk yang memiliki gangguan ginjal.
Pencegahan Konstipasi
- Ciptakanlah pola BAB yang teratur, seperti setiap pagi sebelum atau sesudah sarapan.
- Jangan tidak menghiraukan rasa untuk BAB, karena kalau bisa terjadi konstipasi bila sering menahan BAB. Segeralah ke WC saat pertama terasa.
- Mengatur diet harian agar senantiasa terdapat serat yang cukup, terutama yang bersumber dari sayuran.
- Cukupkan minum dalam 24 jam, jangan sampai kurang cairan.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
- Jangan terlalu banyak mengkonsumsi kopi dan alkohol.
- Menghindarkan diri dari penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan sembelit, seperti yang telah diuraikan di atas.