Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"
  • Home
    • My Curriculum Vitae
    • Dr. Indra on Media
  • What's New
  • Health & Wellness Influencer & Motivator
    • Retirement Preparation from Health Point of View
    • Stres untuk Hebat
    • Health Topic Seminars
    • The Secret of Healthy Life Style
    • Company Health Management
    • Stop Smoking Course
    • Quality Service Excellent
    • Change Leadership Training and Self Improvement
    • Smile in Assertive Communication
    • Assertive Communication Skills
    • Employee Counseling for Productivity
    • Managerial Skills and Self Leadership Skills
    • Motivation and Job Satisfaction
  • Dr. Indra's Books
    • Book: "SEHAT untuk HEBAT"
    • Book: "STRES untuk HEBAT"
    • Book: "Revolusi Mental"
  • Blog: Medical Articles
    • Blog Index (A to Z)
    • Blog Index (by category)
    • Blog Articles: 2023
    • Blog Articles: 2022
    • Blog Articles: 2021
    • Blog Articles: 2020
    • Blog Articles: 2019
    • Blog Articles: 2018
    • Blog Articles: 2017
    • Blog Articles: 2016
    • Blog Articles: 2015
    • Blog Articles: 2014
    • Blog Articles: 2013
    • Blog Articles: 2012
    • Blog Articles: 2011
    • Blog Articles: 2010
  • Health Consultant (Praktek)
    • Location
    • Adult Vaccination
  • Health Tips Video
  • Health Calculator
    • BMI Calculator
    • Advanced BMI Calculator
    • BMI Calculator for Children
    • Ideal Body Weight Calculator
    • Exercise Calorie Calculator
    • Daily Calorie Calculator
    • Liquid Calorie Calculator
  • Health Pictures
  • My Travel and Other Blog
  • ABN Group
  • References & Partners
  • Contact Me

Topik ke-134: “Cholelithiasis”

27/9/2013

0 Comments

 
Picture
Pendahuluan
Cholelithiasis yang dalam bahasa Inggrisnya gallstones, dalam bahasa Indonesia berarti batu empedu. Merupakan massa padat yang terdapat dalam kandung empedu (gallbladder). Kantung empedu sendiri adalah organ berbentuk kantung kecil yang terletak di kanan atas perut kita, tepat di bawah liver (hepar). Kantung empedu merupakan kelompok organ sistem biliaris yang juga terdiri dari liver dan pankreas dan merupakan bagian dari sistem pencernaan manusia. Fungsi sistem biliaris ini adalah memproduksi enzim pencernaan, sementara kantung empedu sendiri berfungsi menyimpan cairan empedu (bile) yang diproduksi oleh liver. Bile merupakan cairan kental, berfungsi di dalam pencernaan lemak, yang mengandung cholesterol dan bilirubin. Saat kita mengkonsumsi makanan tinggi lemak, kantung empedu berkontraksi dan mengeluarkan sedikit cairan empedu tersebut ke dalam usus melalui saluran duktus biliaris.

Fakta Tentang Batu Empedu
  • Merupakan penyebab utama penyakit kantung empedu.
  • Ada 2 jenis batu empedu yaitu, batu cholesterol dan batu pigmen.
  • Kasus batu cholesterol memegang porsi 80%.
  • Kasus penderita batu cholesterol lebih umum terjadi pada daerah yang biasa mengkonsumsi makanan berlemak tinggi seperti di AS dan Eropa.
  • Sekitar 20% orang dewasa di AS (dan mungkin pada kota-kota besar di Indonesia) memiliki batu empedu, namun hanya 1-3% yang menimbulkan gejala.
  • Sementara batu pigmen merupakan batu yang terbentuk akibat tingginya bilirubin seperti pada penderita hepatitis.
  • Ukuran batu empedu bisa sekecil butiran pasir sampai sebesar bola golf.
  • Pada kasus cholelithiasis bisa terdapat batu tunggal, tapi bisa juga terdiri dari beberapa buah batu.
Faktor Resiko Batu Empedu
  1. Mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi cholesterol . Walau pun kadar cholesterol dalam darah yang bersumber dari makanan tidak berhubungan dengan cholesterol yang diproduksi oleh kantung empedu.
  2. Obesitas dan overweight atau kegemukan.
  3. Menurunkan berat badan secara drastis.
  4. Memiliki kebiasaan tidak makan (skip meal), kecuali dalam kondisi berpuasa, karena tubuh sudah diprogram untuk tidak akan mencerna makanan.
  5. Merokok dan terpapar asap rokok orang lain. Zat dalam asap rokok dapat merusak fungsi sistem biliaris manusia.
  6. Wanita usia 40 tahun ke atas, terutama yang pernah hamil, yang menggunakan pil KB, dan yang menggunakan terapi hormon.
  7. Menggunakan terapi penurun cholesterol dalam waktu yang panjang.

Penyebab Batu Empedu
  • Batu terbentuk bila ada cairan empedu mengkristal di dalam kantung empedu.
  • Terjadi saat jumlah cholesterol dan bilirubin tinggi di dalam kantung empedu, walau pun ada senyawa lain yang juga dapat mencetus batu empedu (tidak kita bahas di sini).
  • Batu pigmen terjadi pada mereka yang menderita penyakit liver dan penyakit darah dengan kadar bilirubin yang tinggi.
  • Lemahnya otot kantung empedu juga dapat mencetus kejadian batu empedu akibat sering tersisa cairan empedu di dalam kantung setelah berkontraksi.

Komplikasi Batu Empedu
  1. Bila batu bercampur dengan cairan sedemikian rupa sampai menyumbat saluran, akan berdampak terhalangnya juga penyaluran enzim dari pankreas.
  2. Bila sudah terjadi sumbatan, organ sistem biliaris dapat membengkak (inflamasi). Inflamasi kantung empedu disebut cholesystitis, sementara inflamasi pankreas disebut pancreatitis.
  3. Bila pancreatitis berlangsung lama, dapat terjadi kerusakan pada pankreas.
  4. Kondisi ini dapat mengancam jiwa.

Tanda dan Gejala Batu Empedu
  • Walau pun hanya 20-40% saja yang menimbulkan gejala, gejala tersebut timbul tergantung dari besar dan jumlah batu yang terbentuk.
  • Bila batu masih terdapat di dalam kantung empedu, jarang menimbulkan gejala kecuali bila ukurannya besar atau jumlahnya banyak; maka dapat menimbulkan rasa nyeri pada perut kanan atas, biasanya terjadi dalam 30 menit setelah mengkonsumsi makanan berlemak tinggi.
  • Gejala lebih sering timbul pada pria usia lanjut dibandingkan dengan wanita atau pria yang berusia lebih muda.
  • Namun bila batu sampai keluar dari kantung empedu dan menyebabkan sumbatan, maka rasa nyeri hampir selalu dirasakan, karena terjadi inflamasi atau bahkan kerusakan organ.
  • Nyeri akan dirasakan hilang timbul sehingga sering dikatakan sebagai “serangan nyeri batu empedu”. Dapat timbul setiap beberapa minggu, atau bulan, bahkan bisa ada episode setahun tanpa nyeri.
  • Tipe nyerinya merupakan nyeri yang sangat, sering timbul saat tidur malam hari, dan sekali serangan dapat terjadi selama 1 hingga 5 jam tanpa henti.
  • Nyeri bahkan sampai dapat dirasakan menjalar ke bahu dan punggung kanan.

Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Picture
Kapan Mencari Pertolongan Medis
  1. Karena seringnya tanpa gejala, maka bila merasa memiliki faktor resiko seperti di atas, sebaiknya memeriksakan diri dengan USG abdomen atas saat medical checkup.
  2. Bila merasakan nyeri seperti yang telah dijelaskan di atas.
  3. Bila nyeri disertai dengan mual muntah, atau demam.
  4. Bila nyeri disertai dengan kulit dan sklera menguning.

Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
  1. Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar bilirubin dan cholesterol dalam darah. Juga dapat diperiksa SGOT dan SGPT untuk mengetahui fungsi liver.
  2. Pemeriksaan urin untuk menyingkirkan diagnosis infeksi pada ginjal yang sering menimbulkan keluhan yang mirip.
  3. Pencitraan dengan USG (yang paling sering), OCG (oral cholecystogram) atau Roentgen setelah menelan pil kontras, dan bila dibutuhkan dapat dilakukan CT Scan.
  4. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP). Merupakan pemeriksaan dengan metoda endoscopy yang dikombinasikan dengan Rontgen menggunakan kontras.
  5. Cholescintigraphy (HIDA Scan). Merupakan pemeriksaan di cabang ilmu kedokteran nuklir untuk mendapatkan pencitraan gambaran sistem biliaris dengan jelas.

Penanganan Batu Empedu
Dilakukan Sendiri
  • Memilih minum hanya air putih saja, agar sistem biliaris dapat beristirahat.
  • Hindari makanan berlemak.
  • Perbanyak istirahat dan hindari banyak bergerak.
  • Konsumsi obat penahan nyeri yang dijual bebas di apotek.

Dilakukan Dokter
  • Dokter akan memberikan obat-obatan untuk menghilangkan keluhan yang diderita.
  • Untuk batu empedu yang tidak bergejala dan masih berada di dalam kantung empedu, tidak dibutuhkan penanganan khusus; dan dokter biasanya memberikan obat-obatan penghancur batu empedu.
  • Obat-obatan penghancur batu empedu lebih efektif diberikan untuk kasus batu cholesterol walaupun tetap membutuhkan waktu bulanan bahkan tahunan untuk menghancurkannya.  Juga merupakan pilihan utama bagi yang tidak bisa dilakukan prosedur terapi lain.
  • Dapat dilakukan ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) seperti untuk menghancurkan batu ginjal, yang dilakukan bersamaan dengan prosedur ERCP. Namun karena banyak pasien yang mengeluh nyeri justru setelah dilakukan ESWL ini, maka efektifitasnya masih sering diperdebatkan.

Operasi
  • Dari semuanya, terapi paling utama dari batu empedu adalah operasi.  Bila tanpa komplikasi seperti di atas, pengangkatan batu empedu dapat dilakukan secepatnya, namun bila sudah ada komplikasi, maka komplikasi harus ditangani terlebih dahulu.
  • Operasi pengangkatan kantung empedu ini disebut cholecystectomy yang berarti mengangkat secara keseluruhan kantung empedu.
  • Metodanya yang lebih sering digunakan (95% kasus) adalah laparoscopic cholecystectomy karena lebih tidak invasif dan dapat dilakukan antar 20-60 menit saja.  Penderita dirawat antara 12-48 jam di RS pasca operasi dan dapat beraktifitas normal kembali setelah 3 minggu.
  • Sementara metoda operasi konvensional adalah melalui sayatan di dinding perut, dengan proses recovery yang pasti lebih lama.
  • Bila kantung empedu sudah diangkat, seseorang dapat hidup normal, bahkan tanpa harus merubah dietnya. Karena cairan empedu akan langsung keluar dari liver menuju salurannya dan keluar menuju usus.
  • Hanya ada kasus 1% saja sering terjadi diare pada mereka yang telah dilakukan cholecystectomy, karena cairan empedu tidak ada penampungnya dan langsung keluar ke usus saat tidak dibutuhkan.

Pencegahan Batu Empedu
  1. Terutama bila sudah memiliki faktor resiko seperti di atas, harus menghindari makan terlalu banyak lemak.
  2. Menurunkan berat badan, tapi tidak secara agresif.
  3. Menghindari kebiasaan tidak makan (skip meal), kecuali dalam kondisi berpuasa, karena tubuh sudah diprogram untuk tidak akan mencerna makanan.
  4. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
  5. Hindari menggunakan pil KB dalam waktu yang sangat lama.
  6. Jangan menggunakan terapi hormon kecuali memang sangat dibutuhkan dan harus senantiasa dalam pemantauan dokter.
  7. Senantiasa kontrol ke dokter untuk penggunaan obat-obatan penurun cholesterol, jangan dibeli sendiri, karena dapat mencetus batu empedu.
IKM 2013-09

0 Comments



Leave a Reply.

    Home  >> Medical Articles >> 2013

    Medical Articles 2013

    Picture
    Lihat daftar artikel lainnya, click pada gambar

    Picture
    Untuk HEBAT Anda harus SEHAT; click di sini

    Bila Anda suka dengan blog ini, silakan menikmati artikel lainnya melanjutkan ke blog tahun 2014. Click di sini.
    Atau melihat blog tahun 2012. Click di sini.


    Picture

    Author

    Dr. Indra K. Muhtadi adalah seorang Health Influencer dan konsultan pada berbagai professional training di Indonesia.

    Selama pandemi COVID-19, Dr. Indra juga aktif sebagai New Normal Consultant (Konsultan Adaptasi Kebiasaan Baru) di beberapa perusahaan.

    Sebagai dokter, ia sangat piawai memberikan konsultasi kesehatan dengan bahasa ringan sehingga membuat masalah medis menjadi sesuatu yang mudah untuk dipahami.


    Click di sini untuk berkonsultasi dengan Dr. Indra

    These Blogs are written in Bahasa Indonesia. I hope these blogs can help those who search the information about the topic discussed in the radio.  Feel free to give comments and if you need an English version of the content from these blogs, please don't hesitate to
    contact me.


    Instagram Follow Dr. Indra on Instagram
    Follow @indrakm

    Archives

    December 2013
    November 2013
    October 2013
    September 2013
    August 2013
    July 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    March 2013
    February 2013
    January 2013

    Categories

    All
    Allergic Reaction
    Anemia
    Angina Pectoris
    Arteriosclerosis
    Asma
    Biang Keringat
    Bladder Control Problem
    Carpal Tunnel Syndrome
    Cholelithiasis
    Chronic Fatigue Syndrome
    Diagnosis Medis & Ekspektasi Pasien
    Disfungsi Urologi Setelah Menopause
    Epistaxis/Mimisan
    Flu Burung
    Ganglion
    Hernia
    Hipotensi
    Ikterik Pada Dewasa
    Inkontinensia Pada Pria & Wanita
    Keram Otot
    Kesemutan (Pins And Needles)
    Kista Ovarium
    Konstipasi/Constipation
    Memilih Dokter
    Metabolic Syndrome
    Mioma Uteri
    Nephrolithiasis
    Nocturnal Hyperhidrosis
    Palpitasi
    Pembesaran Prostat
    Physical Therapy And Rehab
    Repetitive Motion Injury
    Rheumatic Heart Disease
    Slipped Disc
    Tonsillitis/Amandel
    Trigliserida
    Ulcerative Colitis
    Urinary Incontinence


    Picture
    Terima kasih untuk mendukung usaha saya dan berbagi informasi
    Thank you for supporting my effort and sharing my knowledge
    Picture

    Navigation:
    Back to Blog Main Page
    Back to Blog Index
Proudly powered by Weebly