Cholelithiasis yang dalam bahasa Inggrisnya gallstones, dalam bahasa Indonesia berarti batu empedu. Merupakan massa padat yang terdapat dalam kandung empedu (gallbladder). Kantung empedu sendiri adalah organ berbentuk kantung kecil yang terletak di kanan atas perut kita, tepat di bawah liver (hepar). Kantung empedu merupakan kelompok organ sistem biliaris yang juga terdiri dari liver dan pankreas dan merupakan bagian dari sistem pencernaan manusia. Fungsi sistem biliaris ini adalah memproduksi enzim pencernaan, sementara kantung empedu sendiri berfungsi menyimpan cairan empedu (bile) yang diproduksi oleh liver. Bile merupakan cairan kental, berfungsi di dalam pencernaan lemak, yang mengandung cholesterol dan bilirubin. Saat kita mengkonsumsi makanan tinggi lemak, kantung empedu berkontraksi dan mengeluarkan sedikit cairan empedu tersebut ke dalam usus melalui saluran duktus biliaris.
Fakta Tentang Batu Empedu
- Merupakan penyebab utama penyakit kantung empedu.
- Ada 2 jenis batu empedu yaitu, batu cholesterol dan batu pigmen.
- Kasus batu cholesterol memegang porsi 80%.
- Kasus penderita batu cholesterol lebih umum terjadi pada daerah yang biasa mengkonsumsi makanan berlemak tinggi seperti di AS dan Eropa.
- Sekitar 20% orang dewasa di AS (dan mungkin pada kota-kota besar di Indonesia) memiliki batu empedu, namun hanya 1-3% yang menimbulkan gejala.
- Sementara batu pigmen merupakan batu yang terbentuk akibat tingginya bilirubin seperti pada penderita hepatitis.
- Ukuran batu empedu bisa sekecil butiran pasir sampai sebesar bola golf.
- Pada kasus cholelithiasis bisa terdapat batu tunggal, tapi bisa juga terdiri dari beberapa buah batu.
- Mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi cholesterol . Walau pun kadar cholesterol dalam darah yang bersumber dari makanan tidak berhubungan dengan cholesterol yang diproduksi oleh kantung empedu.
- Obesitas dan overweight atau kegemukan.
- Menurunkan berat badan secara drastis.
- Memiliki kebiasaan tidak makan (skip meal), kecuali dalam kondisi berpuasa, karena tubuh sudah diprogram untuk tidak akan mencerna makanan.
- Merokok dan terpapar asap rokok orang lain. Zat dalam asap rokok dapat merusak fungsi sistem biliaris manusia.
- Wanita usia 40 tahun ke atas, terutama yang pernah hamil, yang menggunakan pil KB, dan yang menggunakan terapi hormon.
- Menggunakan terapi penurun cholesterol dalam waktu yang panjang.
Penyebab Batu Empedu
- Batu terbentuk bila ada cairan empedu mengkristal di dalam kantung empedu.
- Terjadi saat jumlah cholesterol dan bilirubin tinggi di dalam kantung empedu, walau pun ada senyawa lain yang juga dapat mencetus batu empedu (tidak kita bahas di sini).
- Batu pigmen terjadi pada mereka yang menderita penyakit liver dan penyakit darah dengan kadar bilirubin yang tinggi.
- Lemahnya otot kantung empedu juga dapat mencetus kejadian batu empedu akibat sering tersisa cairan empedu di dalam kantung setelah berkontraksi.
Komplikasi Batu Empedu
- Bila batu bercampur dengan cairan sedemikian rupa sampai menyumbat saluran, akan berdampak terhalangnya juga penyaluran enzim dari pankreas.
- Bila sudah terjadi sumbatan, organ sistem biliaris dapat membengkak (inflamasi). Inflamasi kantung empedu disebut cholesystitis, sementara inflamasi pankreas disebut pancreatitis.
- Bila pancreatitis berlangsung lama, dapat terjadi kerusakan pada pankreas.
- Kondisi ini dapat mengancam jiwa.
Tanda dan Gejala Batu Empedu
- Walau pun hanya 20-40% saja yang menimbulkan gejala, gejala tersebut timbul tergantung dari besar dan jumlah batu yang terbentuk.
- Bila batu masih terdapat di dalam kantung empedu, jarang menimbulkan gejala kecuali bila ukurannya besar atau jumlahnya banyak; maka dapat menimbulkan rasa nyeri pada perut kanan atas, biasanya terjadi dalam 30 menit setelah mengkonsumsi makanan berlemak tinggi.
- Gejala lebih sering timbul pada pria usia lanjut dibandingkan dengan wanita atau pria yang berusia lebih muda.
- Namun bila batu sampai keluar dari kantung empedu dan menyebabkan sumbatan, maka rasa nyeri hampir selalu dirasakan, karena terjadi inflamasi atau bahkan kerusakan organ.
- Nyeri akan dirasakan hilang timbul sehingga sering dikatakan sebagai “serangan nyeri batu empedu”. Dapat timbul setiap beberapa minggu, atau bulan, bahkan bisa ada episode setahun tanpa nyeri.
- Tipe nyerinya merupakan nyeri yang sangat, sering timbul saat tidur malam hari, dan sekali serangan dapat terjadi selama 1 hingga 5 jam tanpa henti.
- Nyeri bahkan sampai dapat dirasakan menjalar ke bahu dan punggung kanan.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
- Karena seringnya tanpa gejala, maka bila merasa memiliki faktor resiko seperti di atas, sebaiknya memeriksakan diri dengan USG abdomen atas saat medical checkup.
- Bila merasakan nyeri seperti yang telah dijelaskan di atas.
- Bila nyeri disertai dengan mual muntah, atau demam.
- Bila nyeri disertai dengan kulit dan sklera menguning.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
- Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar bilirubin dan cholesterol dalam darah. Juga dapat diperiksa SGOT dan SGPT untuk mengetahui fungsi liver.
- Pemeriksaan urin untuk menyingkirkan diagnosis infeksi pada ginjal yang sering menimbulkan keluhan yang mirip.
- Pencitraan dengan USG (yang paling sering), OCG (oral cholecystogram) atau Roentgen setelah menelan pil kontras, dan bila dibutuhkan dapat dilakukan CT Scan.
- Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP). Merupakan pemeriksaan dengan metoda endoscopy yang dikombinasikan dengan Rontgen menggunakan kontras.
- Cholescintigraphy (HIDA Scan). Merupakan pemeriksaan di cabang ilmu kedokteran nuklir untuk mendapatkan pencitraan gambaran sistem biliaris dengan jelas.
Penanganan Batu Empedu
Dilakukan Sendiri
- Memilih minum hanya air putih saja, agar sistem biliaris dapat beristirahat.
- Hindari makanan berlemak.
- Perbanyak istirahat dan hindari banyak bergerak.
- Konsumsi obat penahan nyeri yang dijual bebas di apotek.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan memberikan obat-obatan untuk menghilangkan keluhan yang diderita.
- Untuk batu empedu yang tidak bergejala dan masih berada di dalam kantung empedu, tidak dibutuhkan penanganan khusus; dan dokter biasanya memberikan obat-obatan penghancur batu empedu.
- Obat-obatan penghancur batu empedu lebih efektif diberikan untuk kasus batu cholesterol walaupun tetap membutuhkan waktu bulanan bahkan tahunan untuk menghancurkannya. Juga merupakan pilihan utama bagi yang tidak bisa dilakukan prosedur terapi lain.
- Dapat dilakukan ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) seperti untuk menghancurkan batu ginjal, yang dilakukan bersamaan dengan prosedur ERCP. Namun karena banyak pasien yang mengeluh nyeri justru setelah dilakukan ESWL ini, maka efektifitasnya masih sering diperdebatkan.
Operasi
- Dari semuanya, terapi paling utama dari batu empedu adalah operasi. Bila tanpa komplikasi seperti di atas, pengangkatan batu empedu dapat dilakukan secepatnya, namun bila sudah ada komplikasi, maka komplikasi harus ditangani terlebih dahulu.
- Operasi pengangkatan kantung empedu ini disebut cholecystectomy yang berarti mengangkat secara keseluruhan kantung empedu.
- Metodanya yang lebih sering digunakan (95% kasus) adalah laparoscopic cholecystectomy karena lebih tidak invasif dan dapat dilakukan antar 20-60 menit saja. Penderita dirawat antara 12-48 jam di RS pasca operasi dan dapat beraktifitas normal kembali setelah 3 minggu.
- Sementara metoda operasi konvensional adalah melalui sayatan di dinding perut, dengan proses recovery yang pasti lebih lama.
- Bila kantung empedu sudah diangkat, seseorang dapat hidup normal, bahkan tanpa harus merubah dietnya. Karena cairan empedu akan langsung keluar dari liver menuju salurannya dan keluar menuju usus.
- Hanya ada kasus 1% saja sering terjadi diare pada mereka yang telah dilakukan cholecystectomy, karena cairan empedu tidak ada penampungnya dan langsung keluar ke usus saat tidak dibutuhkan.
Pencegahan Batu Empedu
- Terutama bila sudah memiliki faktor resiko seperti di atas, harus menghindari makan terlalu banyak lemak.
- Menurunkan berat badan, tapi tidak secara agresif.
- Menghindari kebiasaan tidak makan (skip meal), kecuali dalam kondisi berpuasa, karena tubuh sudah diprogram untuk tidak akan mencerna makanan.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
- Hindari menggunakan pil KB dalam waktu yang sangat lama.
- Jangan menggunakan terapi hormon kecuali memang sangat dibutuhkan dan harus senantiasa dalam pemantauan dokter.
- Senantiasa kontrol ke dokter untuk penggunaan obat-obatan penurun cholesterol, jangan dibeli sendiri, karena dapat mencetus batu empedu.