Hipotensi kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah “tekanan darah rendah” dan low blood pressure dalam Bahasa Inggris. Hipotensi bukan suatu penyakit, tapi melainkan suatu kondisi di mana tekanan darah lebih rendah dari normal. Sebagian besar kasus malahan bukan suatu masalah sama sekali dan hanya pada kasus yang menimbulkan keluhan atau gejala, baru lah harus mendapatkan perhatian medis. Karena bila terlalu rendah, organ-organ tubuh tidak akan mendapatkan cukup suplai darah yang mengangkut nutrisi dan oksigen.
Tekanan Darah
Tekanan darah manusia terdiri dari tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik atau yang biasa dikenal dengan tekanan atas adalah tekanan darah saat keluar dari jantung menuju ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik yang dikenal dengan tekanan bawah adalah tekanan darah saat kembali ke jantung. Kita tidak akan membahas tekanan darah tinggi, dan silakan membaca artikel tentang darah tinggi bila ingin mengetahui tentang hipertensi.
Banyak hal yang mempengaruhi naik turunnya tekanan darah manusia. Bila dianalogikan seperti sebuah sistem pompa air, maka naik turunnya tekanan darah bisa dikarenakan sistem pompanya (dalam hal ini adalah jantung), sistem pipanya (dalam hal ini pembuluh darah), volume cairan yang ada dalam sistem (darah dan zat terlarutnya), dan ada tidaknya kebocoran (misalnya terjadi luka).
Sistem tekanan darah manusia diatur oleh dua sistem syaraf autonomy yaitu simpatik dan parasimpatik. Kedua sistem saraf ini lah yang senantiasa mengatur hal-hal di atas sehingga tekanan darah dapat naik dan turun.
- Batas normal untuk tekanan darah serendah-rendahnya adalah 90 untuk sistolik dan 60 untuk diastolik, di bawahnya dikatakan sebagai hipotensi.
- Lebih sering terjadi pada wanita (55 berbanding 45) dibandingkan pria.
- Orang dengan postur kecil dan kurus cendrung memiliki tekanan darah lebih rendah.
- Pada olahragawan dapat terjadi hipotensi, tapi merupakan kondisi sehat dan baik-baik saja.
- Di kota besar, sering terjadi pada orang yang depresi dan tidak bersemangat menjalani hidupnya.
- Hipotensi menjadi bahaya bila sudah timbul keluhan atau gejala yang merupakan manifestasi dari organ yang kurang mendapatkan suplai darah.
- Hipotensi juga bahaya bila tekanan tersebut turun secara tiba-tiba. Hal ini dapat menimbulkan shock.
Penyebab Hipotensi
- Bangkit dari duduk atau berbaring secara tiba-tiba langsung berdiri. Ini dikatakan sebagai orthostatic hypotension.
- Berdiri dalam waktu lama (postural hypotension).
- Kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi).
- Masalah kesehatan lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah seperti penyakit tiroid, infeksi yang parah, perdarahan dalam usus, atau penyakit-penyakit jantung.
- Luka terbuka dan luka bakar
- Obat-obatan yang dapat membuat tekanan darah turun seperti obat-obatan untuk penyakit cardiovascular.
Patogenesis Hipotensi
1. Jantung
- Jantung adalah suatu pompa listrik, yang bila terjadi masalah pada pompa atau kelistrikannya akan mempengaruhi tekanan darah.
- Bila jantung memompa terlalu cepat, maka tekanan darah dapat turun karena tidak ada waktu yang cukup untuk mengisi pompanya di antara degupan.
- Sebaliknya bila jantung memompa terlalu lambat, tekanan darah bisa juga turun karena beban menjadi berat saat darah kembali ke jantung.
- Bila otot jantung rusak atau bermasalah misalnya pada kasus myocardial infarction, tekanan pompa menjadi rendah dan terjadi hipotensi. Paling sering terjadi pada seorang perokok, peminum alkohol dan yang menderita dislipidemi.
- Katup-katup dalam jantung juga dapat menyebabkan hipotensi bila terjadi kerusakan atau kekakuan.
- Kasus dehidrasi menurunkan volume darah membuat kondisi hipotensi. Dapat terjadi pada kasus muntah dan diare (GEA).
- Kasus pneumonia sering membuat penderita menjadi dehidrasi dan terjadi hipotensi.
- Infeksi saluran kemih juga dapat menyebabkan volume darah menjadi turun sehingga terjadi hipotensi.
- Demikian juga dengan perdarahan, luka terbuka, luka bakar dan infeksi serius lainnya, bisa menyebabkan hipotensi.
3. Pembuluh Darah
- Diameter pembuluh darah dapat berubah-ubah dikarenakan kontraksi dan relaksasi otot pembuluh darah. Saat diameter melebar, dapat terjadi hipotensi.
- Dapat terjadi bila ada kerusakan sistem syaraf simpatik saat terjadi kerusakan pada tulang punggung.
- Dapat juga terjadi bila stimulasi nervus vagus terlalu tinggi yang disebut dengan vasovagal syncope. Yang dapat menyebabkannya adalah stimulasi mendadak seperti patah tulang, emosi psikis yang terlalu berat, dll. Serta dapat juga terjadi bila terlalu keras mengedan saat buang air besar.
4. Obat-Obatan
- Diuretik, atau obat yang membuat menjadi banyak kencing, dapat mencetus hipotensi.
- Beta blockers dan calcium channel blockers, juga menurunkan tekanan darah.
- Viagra dengan kandungan sildenafil bila digabung dengan nitroglycerin, dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan mencetus hipotensi.
5. Kehamilan. Suatu kondisi fisiologis yang membuat melebarnya pembuluh darah terutama pada trimester yang pertama dan kedua, sehingga mencetus hipotensi.
6. Faktor Hormonal. Hipotensi dapat terjadi pada kasus hypothyroidism, kadar cortisone yang rendah, hyperglycemia pada penderita DM, dll.
7. Reaksi Alergi. Bila sampai terjadi anaphylactic shock
Komplikasi Hipotensi
Komplikasi terjadi bila kondisi hipotensi tersebut sudah menyebabkan kerusakan organ. Yang bisa terjadi adalah bowel ischemia (sel-sel usus kurang mendapatkan oksigen), gagal jantung, gagal ginjal, sampai dengan kematian.
Tanda dan Gejala Hipotensi yang Berbahaya
Terjadi dikarenakan beberapa patofisiologi seperti di atas dan menimbulkan gejala:
pusing, lemas dan letih, sakit kepala ringan, nafas pendek dan memburu, nyeri dada, denyut jantung memburu dan tidak beraturan, mual dan muntah, sangat haus, merasa badan dingin dan berkeringat, pandangan kabur, bingung dan sulit konsentrasi, demam, sampai dapat terjadi pingsan.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Selama hipotensi hanya terdeteksi dengan sphygmomanometer dan tanpa menimbulkan keluhan, adalah suatu yang normal, tidak bahaya, dan tidak perlu mendapatkan pertolongan medis.
- Tapi bila sudah menimbulkan gejala seperti di atas, malah harus segera mencari pertolongan medis, apa lagi bila memang sudah diketahui memiliki masalah medis seperti di atas.
- Bukan untuk menaikkan tekanan darah, tapi untuk mengatasi penyakit atau kondisi medis yang menjadi penyebabnya.
Penanganan Hipotensi
Dilakukan Sendiri
- Perbanyak asupan cairan terutama air minum.
- Tambahkan lebih banyak garam dalam makanan, kecuali sudah kondisi lain yang tidak membolehkannya.
- Teratur berolah raga untuk membuat kondisi jantung dan pembuluh darah menjadi lebih sehat.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan mencari penyebab dari hipotensi yang sampai menimbulkan gejala tersebut, berdasarkan dari gejala yang ada, dengan mengatasi kondisi medis yang menjadi penyebabnya.
- Bila kondisi dapat menjadi bahaya, dokter dapat meminta untuk dipasang infus dengan tujuan rehidrasi, untuk menaikkan tekanan darah. Sehingga ada kemungkinan untuk dirawat inap.
Pencegahan Hipotensi
- Hindari diri dengan bergaya hidup sehat, dari penyakit serta kondisi yang dapat menimbulkan hipotensi yang patologis.
- Hindari terjadinya kondisi dehidrasi dengan memastikan asupan cairan sepanjang hari.
- Rajin dan teratur berolah raga untuk mengoptimalkan metabolisme dan kerja jantung dengan sistem pembuluh darahnya.
- Jangan minum alkohol
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.