Chronic Fatigue Syndrome (CFS), bila diterjemahkan bebas dalam bahasa Indonesia adalah “Sindroma Letih dan Lesu Kronis” atau “Letih dan Lesu” untuk pendeknya. CFS adalah suatu kumpulan gejala yang didominasi oleh perasaan letih dan lesu dan terdapat masalah kognitif pada penderitanya. CFS tidak diketahui penyebabnya secara jelas, dan dikatakan kronis bila telah berlangsung lebih dari 6 bulan.
Fakta Tentang CFS
- CFS diderita puluhan ribu orang di seluruh dunia.
- Lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
- Lebih sering terjadi pada dewasa muda.
- Karena CFS, banyak penderita yang akhirnya menjadi depresi akibat terganggu aktivitas hariannya.
- CFS termasuk yang susah untuk disembuhkan sempurna. Beberapa kasus bisa sampai memakan waktu 5 tahun, baru penderita benar-benar terlepas dari CFS.
Walau pun penyebab pastinya tidak diketahui, tapi ditengarai ada hubungannya dengan kejadian infeksi sebelumnya dan terkait dengan kondisi daya tahan tubuh. Penyakit dan kejadian infeksi yang sering diikuti dengan CFS setelahnya adalah:
- Pneumonia yang disebabkan oleh Bacterium chlamydia
- Infeksi oleh virus Epstein-Barr yang menyebabkan mononucleosis
- Kejadian diare
- Penyakit Bronchitis
- Infeksi oleh jamur Candida albicans.
Kondisi Mirip CFS yang bukan CFS
Kondisi berikut memiliki gejala yang sangat mirip tapi bukan dikatakan sebagai CFS, melainkan karena kondisi medis itu sendiri. Kondisi tersebut adalah: insufisiensi adrenal, keganasan, AIDS, penyakit liver, penyakit ginjal, penyakit thyroid, fibromyalgia, dan penyakit karena psikosomatis.
Kriteria Seseorang dikatakan terkena CFS
- Bila menderita letih dan lesu selama 6 bulan atau lebih, sementara penyebab medis lain untuk terjadinya letih dan lesu sudah disingkirkan.
- Bila secara simultan memiliki 4 atau lebih gejala berikut:
- Perasaan letih & tidak segar walau pun bangun tidur
- Letih tidak hilang setelah 24 jam setelah olah raga
- Susah berkonsentrasi
- Sering lupa untuk memori jangka pendek
- Sakit tenggorokan
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Sakit-sakit pada otot
- Nyeri di persendian tanpa kejadian bengkak
- Sakit kepala yang terus menerus
- Fatigue. Atau keletihan yang dirasakan 6 bulan atau lebih yang tidak dapat dijelaskan penyebab lainnya. Biasanya dimulai dengan suatu penyakit infeksi dan walau pun infeksinya sudah selesai, keletihannya masih berlangsung.
- Gangguan kognitif. Gangguan memori jangka pendek, dan sering susah mencari kata-kata saat diminta untuk memberikan pidato (dysnomia atau verbal dyslexia).
- Postexertional fatigue. Rasa letih yang berlebih dan berkepanjangan setelah melakukan aktivitas biasa keseharian yang sebelumnya tidak menimbulkan keluhan.
- Fatigue saat bangun tidur. Seseorang harusnya merasa segar setelah bangun tidur, tapi orang CFS malah mengeluhkan keletihan walaupun sudah tertidur.
- Keluhan Lain. Keluhan yang berlangsung lama tidak kunjung sembuh seperti sakit kepala, sakit-sakit otot, sakit tenggorokan, bahkan menderita demam ringan yang berkepanjangan.
- Depresi. Karena kondisinya seseorang dapat menjadi depresi. Depresi tidak menyebabkan CFS, tapi CFS dapat membuat seseorang menjadi depresi.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila menderita letih dan lesu selama 6 bulan atau lebih, dan tidak diketahui penyebabnya.
- Bila mengalami kondisi dan gejala serta tanda-tanda di atas, segera ke dokter. CFS yang berkepanjangan akan sangat mengganggu aktivitas penderitanya.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
- Tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik untuk menegakkan diagnosis CFS. Hampir semua diagnosis CFS ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang ada pada pasien.
- Tapi dokter bisa saja meminta untuk dilakukan pemeriksaan untuk menggugurkan diagnosis yang lain. Dokter dapat meminta untuk dilakukan tes fungsi thyroid, adrenal, liver, dan pemeriksaan lainnya.
- Pemeriksaan LED (Laju Endap Darah). LED biasa ditemukan tinggi saat setelah infeksi yang kronis. Jadi bila ada gejala dan LED ditemukan tinggi dokter bisa menegakkan diagnosis CFS.
Penanganan CFS
Dilakukan Sendiri
- Tetap lakukan aktivitas keseharian pada level yang normal biasa dilakukan, tapi segera istirahat bila gejala timbul atau makin berat.
- Tetapi jangan malah benar-benar istirahat total, karena justru akan membuat CFS nya lebih parah.
- Olahraga harus dilakukan dengan pemantauan dokter.
- Hindari kondisi yang bisa menimbulkan stress psikis, karena stress akan memperberat CFS.
- Hindari konsumsi alkohol, kafein, dan rokok, karena akan membuat kondisi badan dan kualitas tidur lebih buruk.
- Pengobatan menggunakan herbal bisa dilakukan, seperti menggunakan bawang putih, ginseng, echinacea, dll.
- Terapi alternatif seperti, pemijatan, akupunktur, chiropractic, self-hypnosis, dan lain-lain dapat juga dilakukan selama memang dirasakan ada manfaatnya.
Dilakukan Dokter
- Tujuan terapi yang diberikan dokter adalah untuk meringankan keluhan. Tapi karena penderita CFS banyak yang sensitive terhadap efek terapi yang diberikan, maka dokter akan ekstra hati-hati.
- Untuk keluhan nyeri yang timbul, dokter bisa memulai dengan yang ringan seperti golongan ibuprofen dan tramadol. Bila dibutuhkan dapat dinaikkan menggunakan golongan celecoxib.
- Bila dirasakan perlu, dokter bisa memberikan obat antidepressant, obat anti cemas, dan obat-obat stimulant.
- Bila infeksi penyebab dari CFS ditengarai masih ada, maka antibiotik juga akan diberikan oleh dokter.
- Beberapa penderita CFS juga mengeluhkan alergi, atau alergi yang dimilikinya menjadi kambuh, sehingga dokter bisa juga akan memberikan obat-obatan anti alergi.
Pencegahan CFS
- CFS tidak dapat diprediksi kejadiannya. Tapi karena seringnya didahului oleh suatu infeksi kronis, maka semua tindakan pencegahan untuk terhindar dari penyakit infeksi kronis juga berarti dapat mencegah kemungkinan terkena CFS.
- Karena banyak kejadian CFS pada penderita bronchitis kronis, maka hindarilah diri agar tidak terkena bronchitis dengan cara berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
- Hindari juga stress, kurang istirahat, terlalu porsir berolahraga karena merupakan pen-trigger terjadinya CFS.