Rheumatic Heart Disease (RHD) merupakan penyakit jantung kronis yang terjadi setelah dewasa dikarenakan pernah menderita demam rematik pada usia anak-anak. Demam rematik sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcal grup A yang tidak hanya mengenai jantung, tapi juga sendi dan sistem syaraf pusat. Infeksi streptococcal group A ini biasa diawali dengan menyerang tenggorokan seperti infeksi radang tenggorokan biasa. Pada RHD, terjadi fibrosis atau pengerasan dari katup-katup jantung (yang paling sering adalah stenosis katup mitral) sehingga lambat laun setelah dewasa terjadi kegagalan jantung yang dapat menyebabkan kematian.
Fakta Tentang RHD dan Demam Rematik
- Demam rematik sering diderita oleh anak-anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, terutama pada lingkungan bersanitasi rendah dan anak tumbuh dalam gizi yang rendah.
- Demam rematik penyebab lebih dari 233 ribu kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.
- Dan saat ini 15,6 juta orang diestimasikan menderita RHD di seluruh dunia yang maksimal dalam 20 tahun harus menjalani operasi pada katup jantungnya.
- Diderita oleh lebih banyak wanita dibandingkan pria.
- Faktor usia; di mana semakin tua semakin beresiko gejalanya muncul
- Endocarditis (peradangan otot jantung)
- Penderita kencing manis, penyakit ginjal kronis dan Lupus
- Seorang perokok baik aktif mau pun pasif.
Apa Itu Stenosis Katup Mitral?
Jantung kita memiliki empat ruangan dengan empat buah katup. Katup di jantung kita memiliki lidah seperti kelopak bunga yang dapat membuka dan menutup dan mengizinkan darah untuk bertukar tempat di dalam ruangan jantung. Salah satunya adalah katup mitral yang menghubungkan atrium dan ventrikel kiri tempat lewatnya darah dari paru-paru untuk dipompakan kembali ke seluruh tubuh. Saat jantung memompa katup mitral membuka, dan di antara denyutan jantung katup mitral menutup mencegah darah kembali ke atas.
Saat katup mitral mengalami stenosis atau pengerasan, yang menyebabkan katup mitral tidak dapat membuka secara sempurna, akan banyak darah yang tidak dapat lewat ke ventrikel kiri sehingga menumpuk di atrium kiri bahkan sampai menggenangi paru-paru.
Komplikasi RHD
- Atrial fibrillation sampai dengan gagal jantung
- Endocarditis
- Paru-paru terendam cairan
- Tekanan darah tinggi
- Bekuan darah yang dapat terbawa ke seluruh tubuh.
Tanda dan Gejala RHD
- Gejala biasanya tidak ada sampai setelah 10 – 20 tahun bahkan 40 tahun kemudian di mana saat proses fibrosis terjadi baru gejala muncul.
- Gejala pertama yang dirasa biasanya ringan yaitu nafas terasa pendek ketika banyak beraktifitas fisik atau berolah raga.
- Baru kemudian saat proses fibrosis terus berlangsung, nafas pendek dapat dirasakan bahkan saat diam atau beristirahat.
- Selanjutnya mulai dikeluhkan juga jantung yang terasa berdebar lebih cepat dengan diiringi perasaan letih atau lemah yang tidak seperti biasanya, dan dapat juga dikeluhkan batuk disertai darah. Ini terjadi karena atrium kiri dari jantung sudah ikut rusak.
- Gejala penyerta yang juga mungkin ada seperti nafas serak sampai hilangnya suara, sakit dada, dan terjadi kepucatan pada ujung-ujung jari tangan dan kaki.
- Sementara tanda untuk demam rematik adalah: bintik-bintik merah pada dada, punggung, dan perut. Kemudian bengkak pada persendian, nafas pendek, nyeri pada perut, berat badan turun, dan yang pasti demam.
- Mengetahui pernah menderita demam rematik saat kecil dan tidak pernah memeriksa jantung, maka sebaiknya Anda datang ke dokter untuk dievaluasi katup-katup jantung Anda.
- Bila anda mengalami tanda dan gejala seperti di atas, walau pun Anda tidak pernah tahu pernah menderita demam rematik saat kecil.
Pemeriksaan Penegakan Diagnosis
- Biasanya terdeteksi saat dilakukan medical checkup.
- Dengan stethoscope akan terdengar murmur pada lokasi katup mitral.
- Pemeriksaan tambahannya adalah Rontgen dada, EKG, dan Echocardiogram (USG jantung).
- Bila akan dioperasi akan dilakukan kateterisasi jantung untuk mengevaluasi jantung secara keseluruhan.
Penanganan RHD
Dilakukan Sendiri
- Sesuai dengan keparahan kasusnya, jenis olahraga yang dipilih harus jangan sampai memperberat gejala.
- Mengurangi asupan natrium yang banyak terdapat pada garam, penyedap rasa, dan kerupuk.
- Bila juga menderita kencing manis, penyakit ginjal dan Lupus, harus dijaga agar tidak memperberat RHD-nya.
- Lakukan kunjungan rutin ke dokter untuk senantiasa mengevaluasi kondisi katup-katup jantung.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
Dilakukan Dokter
- Untuk kasus tanpa gejala, dokter hanya akan memantau dengan pemeriksaan USG jantung secara rutin.
- Untuk kasus dengan gejala, dokter akan memberikan terapi untuk menurunkan tekanan darah, dan diuretik untuk mengurangi volume cairan dalam tubuh. Kemudian dokter akan memberikan obat-obatan symptomatic untuk menghilangkan keluhan.
- Untuk kasus berat, maka harus dipertimbangkan untuk tindakan operasi.
- Dokter akan juga memberikan penanganan untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi, seperti obat-obat aritmia, anti bekuan darah, antibiotik, dll.
Operasi
- Balloon valvotomy. Dengan menggunakan catheter dan balon kecil yang dimasukkan melalui pembuluh darah dengan tujuan untuk membuat katup terbuka.
- Commissurotomy. Operasi jantung terbuka untuk membuang jaringan parut pada katup yang bermasalah. Selama operasi berlangsung, jantung dan paru-paru dialihfungsikan ke heart-lung bypass machine.
- Valve replacement surgery. Adalah mengganti katup yang rusak dengan sintetis. Dilakukan bila sudah tidak dapat diperbaiki dengan dua cara di atas. Juga merupakan operasi jantung terbuka dengan menggunakan heart-lung bypass machine.
Pencegahan RHD
- Dimulai saat anak-anak, hiduplah dalam lingkungan bersanitasi baik dan tumbuh dengan gizi yang baik, agar tidak mudah terinfeksi bakteri Streptococcal grup A ini.
- Juga dimulai saat anak-anak, di mana bila menderita infeksi radang tenggorokan dengan tanda-tanda tambahan seperti di atas, berarti ada kemungkinan menderita demam rematik. Sehingga harus dituntaskan pengobatannya oleh dokter agar bakteri tidak berkembang menginfeksi katup-katup jantung.
- Bila mengetahui pernah terinfeksi demam rematik namun belum ada tanda-tanda dari RHD, harus ke dokter. Tujuan pertama adalah untuk mencegah RHD dengan cara diberikan antibiotik secara rutin, dan mendeteksi sedini mungkin bila sudah terjadi stenosis katup jantung.
- Bila katup jantung sudah diketahui mengalami stenosis, maka harus menjaga diri agar katup tidak tambah rusak dan senantiasa evaluasi rutin kondisinya di dokter.
- Bila tidak dapat ditangani dengan cara lain, maka operasi merupakan pilihan untuk mencegah terjadinya gagal jantung dan kematian.