Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh luka yang terkontaminasi bakteri yang biasanya ada di tanah. Nama kumannya Clostridium tetani merupakan mikroorganisme yang dapat hidup bertahun-tahun di tanah dalam bentuk spora. Pertama kali teridentiikasi pada tahun 1899 oleh S. Kitasato saat dia bekerja bersama R. Koch di Jerman. Kitasato juga berhasil menemukan toksin yang bertanggung jawab terhadap perjalanan penyakit tetanus dan dia juga berhasil menciptakan vaksin pertama tetanus.
Fakta tentang Tetanus
- Spora tetanus ditemukan di hampir seluruh lokasi
- Biasanya pada media tanah atau kotoran hewan
- Pada negara maju kasusnya jarang (hanya 40-50 saja setiap tahun)
- Tapi di negara berkembang masih menjadi ancaman; di dunia terjadi rata-rata 1 juta kasus per tahun.
- Kuman dapat tahan bertahun-tahun pada tanah dan kotoran hewan dan dapat tahan suhu yang ekstrim.
- Makin cepat gejala muncul, makin parah penyakit tetanusnya.
- Balita dan manula akan menunjukkan gejala yang lebih serius
- 25-50% dengan generalized tetanus meninggal
Tetanus terjadi saat luka dimasuki oleh spora bakteri kemudian spora tersebut menjadi aktif dan tumbuh menjadi bakteri. Bakteri ini kemudian terus bermultiplikasi dan menghasilkan toksin yang sangat kuat yang dapat merusak kontraksi otot. Pada dasarnya kuman dapat masuk dari setiap luka terbuka di tubuh dan dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Namun yang paling sering adalah:
- Luka tusuk
- Luka bakar
- Luka bekas operasi
- Abses
- Pengguna narkoba suntik
Toksin yang dikeluarkan oleh bakteri ini dalam 2 bentuk eksotoksin: tetanolysin dan tetanospasmin; tapi tetanospasmin yang menyebabkan penyakit. Toksin ini berikatan dengan saraf pengontrol gerakan otot. Bila masuk ke aliran darah atau aliran kelenjar getah bening, dapat menyebar ke saraf-saraf lain di seluruh tubuh.
Manifestasi dari infeksi tetanus sangat buruk yang dapat menyebabkan kontraksi otot yang tidak terkendali. Rahang dapat terkunci sangat kuat. Pada kasus parah dapat menyebabkan otot pernafasan juga berhenti bekerja yang dapat menyebabkan kematian.
Ada 4 bentuk dari Tetanus:
- Generalized Tetanus: merupakan bentuk yang paling sering yang dapat mengenai seluruh otot skeletal
- Lokal Tetanus: manifestasi hanya pada otot sekitar luka
- Cephalic Tetanus: manifestasi pada beberapa otot di muka yang terjadi 1 sampai 2 hari. Rahang dapat terkunci pada jenis ini dan dapat sangat mudah menjadi Generalized Tetanus.
- Neonatal Tetanus: sama seperti Generalized Tetanus tapi terjadi pada bayi yang baru lahir akibat buruknya perawatan luka tali pusat.
Gejala umum tetanus adalah kaku otot. Pada generalized tetanus dapat terjadi:
- Gelisah
- Keram dan sakit otot
- Perasaan lemah
- Demam
- Kesulitan menelan
- Terjadi kaku di otot muka
- Terjadi kaku pada rahang dan sulit dibuka
- Kesulitan bicara
- Kesulitan bernafas
Cara Perawatan Luka
- Pada setiap luka terbuka yang kotor harus segera dibersihkan menggunakan sabun dengan air yang mengalir.
- Hentikan perdarahan (bila ada) dengan kain yang bersih
- Segera gunakan antiseptic seperti betadine, dll.
Kapan membutuhkan pertolongan medis
- Luka terjadi pada kulit yang kontak dengan tanah atau dikhawatirkan ada kotoran hewan.
- Luka sangat luas atau kotor
- Bila setelah luka mulai dirasakan kaku dan keram pada otot sekitar luka
- Bila setelah luka terjadi demam
- Bila setelah luka mengalami kesulitan menelan dan atau kaku pada otot muka
Perawatan di RS
- Luka akan dibersihkan dengan prosedur yang lebih baik lagi
- Antibiotik diberikan untuk pencegahan infeksi
- Diberikan booster tetanus
- Bila sangat perlu diberikan antitoxin untuk menetralkan toksin
- Pasang infus untuk mencegah dehidrasi akibat kontraksi otot yang terus menerus.
- Memberikan obat-obatan penghilang nyeri
- Sedative untuk mengontrol kontraksi otot
- Bila sudah terjadi kesulitan bernafas, akan dipasangkan ventilator
Pencegahan
Dari semua infeksi yang paling utama adalah pencegahan. Pencegahan pada tetanus adalah menjaga agar jangan sampai terjadi luka, tapi yang paling bijaksana adalah vaksinasi.
Pada dewasa yang belum pernah sama sekali mendapatkan vaksin DPT, direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin Tdap (tetanus and reduced amounts of diphtheria and acellular pertussis combination vaccine). Dosis pertama dan kedua berjarak 4 hingga 8 minggu, kemudian dosis ke tiga 6 bulan setelah yang kedua. Booster diberikan 10 tahun sekali.
Pada dewasa yang sudah mendapatkan DPT diasumsikan belum mendapatkan booster maka diberikan booster tetanus.
Suntikan diberikan pada lengan atas bagian luar, dan akan merasakan pegal pada daerah suntikan. Apa bila ada gejala lain seperti demam dll, tidak memerlukan pengobatan.