Encephalitis adalah penyakit infeksi dan peradangan akut pada otak. Berbeda dengan meningitis yang merupakan infeksi dan peradangan pada selaput pembungkus otak.
Umumnya penyebabnya virus. Virus penyebab penyakit mumps, measles, dan cacar air dapat menyebabkan encephalitis. Dapat juga disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk dan sejenis kutu. Kemudian dapat juga disebabkan oleh bakteri dan jamur.
Namun yang akan kita bicarakan sekarang adalah Japanese Encephalitis yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Dibicarakan juga karena endemi di daerah Asia.
Javanese Encephalitis (JE)
Adalah encephalitis yang disebabkan oleh Flavivirus dan ditularkan melalui nyamuk dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di Asia. Di Asia terjadi lebih dari 50 ribu kasus dengan 15 ribu kematian (30%) setiap tahunnya. Saat endemi tingkat kematian dapat mencapai 60% yang terjadi pada minggu pertama setelah terinfeksi.
30% kasus, walau pun tidak mengakibatkan kematian, namun mengalami disabilitas neurologi yang serius; seperti gangguan memori, kejang, dan gangguan koordinasi.
Vektor utama penyakit ini adalah Culex tritaeniorhynchus, dengan penyebaran terutama di daerah pedesaan pada musim hujan. Pada daerah pertanian padi, pola penyakit mengikuti musim tanam, karena lahan padi merupakan tempat perkembangbiakan artificial bagi nyamuk ini.
Penyakit tidak bisa menular lewat kontak langsung dengan penderita, harus melalui vektor nyamuk.
Gambaran Klinis
Gejala klinis awal menyerupai flu (flue like syndrome), kemudian disertai perubahan status mental, gejala gastrointestinal, sakit kepala, disertai perubahan gradual gangguan bicara, berjalan, atau pun Disfungsi motorik lainnya. Pada anak gejala awal dapat berupa iritabilitas, muntah, diare, dan kejang yang terjadi pada 75% kasus anak. Penurunan kesadaran lama-kelamaan menjadi stupor dan koma. Terjadi juga retensi urine yang dapat memperparah penyakit
Gejala
Gejala dapat bertahan hingga 2 sampai 3 minggu seperti di bawah ini:
- Demam
- Fatigue
- Radang tenggorokan
- Kaku kuduk dan punggung
- Muntah
- Sakit kepala
- Kebingungan
- Gelisah
- Jalan tidak seimbang
- Pusing
- Penglihatan sensitif terhadap cahaya.
Bila bertambah parah dapat muncul gejala sebagai berikut:
- Kejang
- Kelemahan otot-otot di tubuh
- Kehilangan memori
- Respons yang kurang.
Gangguan prilaku dan defisit neurologis dapat terjadi pada 75% kasus anak yang terjadi setelah 2-5 tahun pasca kesembuhan dari JE.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Pada laboratorium ditemukan leukositosis perifer. Bila menggunakan CT Scan atau MRI, ditemukan area dengan densitas rendah. Terdapat inflamasi pada otot jantung dan paru dan gangguan pada fungsi limpa, hati, dan inflamasi KGB. Diagnosis pasti bila dilakukan pemeriksaan ELISA untuk mendeteksi IgM spesifik
Pengobatan
Karena penyebabnya virus, maka antibiotik tidak akan berguna. Terapi diberikan untuk mengatasi keluhan dan ketidaknyamanan pasien. Jadi yang terpenting dari JE adalah pencegahan.
Pencegahan
Karena vektornya nyamuk, maka yang terpenting adalah pemberantasan semua daerah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Selain itu juga membunuh vektor nyamuk tersebut dengan penyemprotan. Bila tetap banyak nyamuk, maka pencegahan dengan memakai kelambu, lotion anti nyamuk, dll.
Tetapi tetap yang lebih bijaksana adalah dengan vaksinasi
Vaksinasi
Pemberian vaksinasi (2 dosis pertama) dapat menyebabkan imunogenitas atau kekebalan sebesar 94-100%. Setelah 1 tahun antibodi menurun menjadi 78-89%, namun setelah pemberian booster, respon antibodi meningkat menjadi 100%.
Vaksin pertama kali diisolasi dari virus JE pada tahun 1935. Pada tahun 2009 dikeluarkan vaksin JE baru yaitu Ixiaro.
Siapa yang memerlukan vaksin?:
- Anak usia 1-2 tahun di daerah endemis
- Orang yang akan berkunjung ke daerah endemis pada daerah rural lebih dari 1 bulan atau kurang dari 1 bulan namun beraktifitas di luar.
- Pekerja laboratorium
Vaksin diberikan 3 dosis pada hari 0, 7, dan 30, disuntikkan subkutan. Dosis ke-3 sudah diberikan 10 hari sebelum bepergian ke daerah endemis. Booster diberikan setelah 2 tahun.