Demam tifoid merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Angka kesakitan dan kematian penyakit ini masih cukup tinggi di seluruh dunia. Demam tifoid dapat menyerang siapa saja tanpa melihat umur, jenis kelamin, dan ras serta dapat menyerang kapan saja sepanjang tahun.
Fakta Tentang Demam Tifoid
- Rata-rata di Indonesia terdapat 900 ribu kasus per tahun dengan lebih dari 20 ribu kematian.
- Terutama terjadi pada daerah dengan sanitasi rendah.
- Terutama menyerang dewasa muda pada usia produktif
- Kehilangan daya kerja dan daya belajar yang disebabkan demam tifoid mencapai puluhan milyar rupiah setahun; belum termasuk biaya perawatan, pengobatan, dan kehilangan produktivitas.
- Kuman Salmonella yang resisten terhadap antibiotik terus meningkat sehingga terapi demam tifoid semakin sulit dan mahal
Penularan demam tifoid sebagian besar terjadi melalui konsumsi makanan/minuman yang terkontaminasi urin atau feses dari penderita demam tifoid akut atau carrier. Makanan dan atau alat makan dapat dihinggapi oleh lalat, kecoa, atau semut yang sebelumnya hinggap pada feses atau urin yang mengandung kuman.
Karena makanan itu tidak dimasak dan atau dicuci dengan benar makan kuman akan ikut termakan.
Salmonella dapat menyebabkan infeksi menetap dan pembawa atau carrier kuman tifoid dapat menjadi sumber penularan terus menerus.
Gambaran Klinis
Penyakit ini memiliki masa inkubasi 3 sampai 21 hari, dengan gejala dan tingkat keparahan bervariasi. Namun gejala yang umum sbb.:
- Demam berkepanjangan terutama pada sore dan malam hari.
- Gangguan pencernaan; pada orang dewasa sulit buang air besar, dan pada anak menyebabkan diare.
- Sakit pada daerah perut
- Tidak nafsu makan
- Gejala demam lainnya pun dapat dikeluhkan penderita
Komplikasi dapat terjadi pada 10-15% kasus dan sering terjadi setelah minggu kedua. Antara lain: Perdarahan saluran cerna, perforasi usus, hepatitis tifosa, pankreatitis, miokarditis, pneumonia, bahkan sampai sepsis.
Diagnosis
Gejala dan tanda yang ada pada penderita merupakan dasar diagnosis dari demam tifoid yang kadang-kadang perlu dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium.
- Pada darah ditemukan: leukositopeni dan trombositopeni
- Widal titer O > 1/320 dan titer H > 1/640
- Kultur darah pada minggu pertama dapat ditemukan kuman S. thypi
- Pada carrier kultur S. thypi di feses atau urin akan selalu positif
Terapi
Yang utama dari penanganan demam tifoid adalah istirahat dan diet lunak dan rendah serat yang pada kasus berat, sebaiknya di rumah sakit.
Dapat diberikan terapi penunjang penghilang keluhan. Kemudian diberikan antibiotik. Di Indonesia golongan kloramfenikol masih merupakan pilihan utama. Tapi di Amerika sudah banyak S. thypi yang resisten sehingga direkomendasikan untuk memakai quinolon atau sefalosforin generasi III.
Pencegahan
- Menjaga kebersihan makanan dan alat makan
- Penyediaan sumber air bersih
- Memiliki septic tank dengan jarak > 10 meter dari sumber air
- Mencuci tangan sebelum makan dan minum
- Vaksinasi
Vaksinasi
Yang harus mendapatkan vaksinasi:
- Pekerja pengelolaan dan pengolahan makanan
- Anak usia sekolah
- Dewasa muda yang sering makan di luar rumah
- Anggota TNI
- Petugas laboratorium mikrobiologi
- Wisatawan yang berkunjung ke daerah endemi
Vaksin yang terdapat di Indonesia ada dua:
- Vaksin Subunit. Pemberiannya subkutan atau intramuscular dosis tunggal. Proteksi tercapai dalam 15 sampai 21 hari dengan efektivitas antara 50-80% dengan perlindungan selama 3 tahun. Kontra indikasi diberikan untuk wanita hamil, menyusui, dan pada saat demam.
- Vaksin oral. Diberikan 4 kapsul setiap 2 hari dalam 1 minggu. Hasil proteksi 36-66% dengan perlindungan selama 3 tahun.