Tinnitus adalah suara berdenging atau suara lain, yang dirasakan seperti berasal dari dalam telinga atau kepala. Hampir semua orang pernah mengalami tinnitus. Tinnitus dapat sangat mengganggu, namun di banyak kasus bukanlah masalah serius. Namun beberapa kasus memang memerlukan penanganan medis bahkan dengan tindakan operasi.
Fakta tentang Tinnitus
- Beberapa kasus tinnitus adalah normal atau fisiologis; yang disebut sebagai head noise (suara kepala)
- 12% pria antara 65 – 74 tahun mengalami tinnitus (National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD))
- Lebih banyak pada ras Caucasoid.
- 12% juga orang Amerika mengalami tinnitus, di mana 1 juta-nya merupakan kasus serius sampai mengganggu aktifitas sehari-hari mereka.
- Karena ada yang melaporkan suaranya sampai seperti suara siulan, suara lebah, suara jangkrik, bahkan geraman singa!
- Bila seseorang pernah mengalami tinnitus, maka besar kemungkinan di kemudian hari akan mengalaminya kembali.
Tinnitus dapat timbul pada keempat bagian dari telinga; telinga luar, telinga tengah, telinga dalam, dan otak. Tipe tinnitus yang paling sering adalah subjective tinnitus; artinya orang lain tidak dapat mendengarnya. Ada tinnitus yang disebut sebagai Pulsatile tinnitus di mana bunyinya seirama dengan detak jantung. Yang jarang terjadi ada yang disebut sebagai objective tinnitus; artinya dokter atau pemeriksa dapat pula ikut mendengarkannya
Penyebab Tinnitus
Tinnitus bukan sebuah penyakit, tapi merupakan refleksi dari sesuatu yang lain yang terjadi pada sistem pendengaran atau dalam otak.
- Penyebab yang paling sering dari tinnitus adalah penurunan pendengaran sampai ketulian. Ini dapat disebabkan karena proses penuaan, trauma atau kecelakaan pada telinga, trauma suara yang bising/keras, infeksi, obat-obatan, atau terpapar zat-zat kimia. Kemudian terjadi kerusakan pada cochlea; di mana cochlea tidak lagi mengirimkan sinyal suara pada otak. Akibatnya otak menjadi “bingung” dan mengeluarkan suaranya sendiri. 10 juta orang Amerika menderita ketulian yang disebabkan oleh suara yang keras/bising. Sementara 30 juta-nya berpotensi untuk menjadi tuli karena terekspose oleh suara yang keras/bising setiap hari.
- Penyebab kedua tersering adalah obat-obatan seperti aspirin (bila melebihi dosis terapi), antibiotik golongan aminoglycoside, dan kina.
- Kemudian ada penyebab tinnitus karena beberapa jenis tumor otak seperti acoustic neuroma. Tumor ini tumbuh pada saraf yang mengirimkan sinyal dari telinga ke otak. Gejalanya terjadi pada sebelah telinga saja.
- Yang jarang penyebab tinnitus (pulsatile tinnitus) adalah: kehamilan, anemia, penyakit tiroid, hipertensi intrakranial, atau tumor pada pembuluh darah dekat telinga.
Gejala Tinnitus
Pasien mendengar suara yang orang lain tidak dapat mendengarnya. Suara bisanya sebuah dengingan. Tapi dapat juga berupa siulan, seperti suara lebah, seperti suara jangkrik, bahkan seperti suara geraman singa. Keluhan tinnitus biasanya disertai dengan keluhan lain seperti penurunan pendengaran, infeksi, riwayat trauma atau kecelakaan, dll.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
- Bila tinnitus terjadi pertama kali, apa lagi kejadiannya tiba-tiba, dan hanya pada sebelah telinga saja, sebaiknya diperiksa oleh dokter. Karena biasanya tinnitus merupakan gejala dari kondisi medis lainnya. Walau pun seringnya bukan merupakan masalah serius, tapi harus dievaluasi oleh dokter karena dapat menjadi masalah serius.
- Bila mengalami pulsatile tinnitus yang seirama dengan degup jantung, harus juga diperiksa. Karena dapat disebabkan oleh sebuah aneurisma.
- Bila tinnitus disertai dengan gangguan kejiwaan, atau disertai dengan kesulitan bicara, kesulitan berjalan atau masalah motorik lainnya. Karena bisa merupakan tanda-tanda dari serangan stroke.
Pemeriksaan Penunjang
Yang sering adalah audiogram atau pendeteksi adanya gejala ketulian. Lebih jauh dapat dilakukan CT Scan atau MRI. Beberapa kasus dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid
Penanganan Tinnitus
Penanganan dan terapi tinnitus akan sangat tergantung kepada penyebabnya. Bila disebabkan karena ketulian, maka akan diberikan alat bantu dengar dan harus menghindari suara keras dan bising. Bila mengganggu tidur, dapat diatasi dengan menghidupkan radio atau suara lain seperti suara kipas angin, untuk mengalahkan suara tinnitus.
Banyak orang dengan tinnitus akan merasa keluhannya makin parah saat dalam keadaan stress. Jadi biasanya juga disarankan untuk relaksasi.
Untuk semua kasus sebaiknya menghindari kafein karena akan memperparah tinnitus. Juga harus menghindari obat-obatan seperti aspirin, aminoglicoside, dan kina
Pencegahan
Seperti masalah medis lainnya, bisa dapat dihindari, maka yang paling bijaksana adalah menghindari jangan sampai terkena tinnitus. Karena banyak tinnitus disebabkan karena penurunan pendengaran, sementara penurunan pendengaran sering disebabkan karena mendengar suara yang terlalu keras atau bising; maka pencegahan utama adalah menghindari untuk terekspose dengan suara yang keras atau bising.
ada pekerja pada lingkungan yang bising harus menggunakan sumbat telinga. Bahkan dalam aktifitas sehari-hari tanpa disadari dapat membahayakan pendengaran kita; seperti suara pengering rambut, pemotong rumput, knalpot motor yang dimodifikasi, dll.
Bila yang pernah mengalami tinnitus dan sudah tau pencetusnya; maka harus dihindari pencetus tersebut. Misalnya dalam keadaan stress, karena obat-obatan, dll.