Rhinitis alergika terjadi saat sistem imun bereaksi lebih dari seharusnya pada partikel zat alergen yang ada di udara saat terhirup oleh orang yang alergi. Sitem imun berusaha menyerang partikel tersebut sehingga menimbulkan gejala seperti bersin dan hidung berair. Rhinitis alergika dapat bertahan sampai hitungan tahun. Gejala dapat terjadi sepanjang tahun atau pada musim-musim tertentu. Gejala dapat ringan dapat pula menjadi berat. Terkadang rhinitis alergika dapat berlanjut menjadi sinusitis dan infeksi telinga.
Alergen Penyebab Rhinitis Alergika
Serbuk sari, Tungau debu rumah, rambut binatang, kecoa, jamur, debu kayu, bau-bauan, zat kimia, dll. Polusi udara bukan merupakan alergan tetapi juga dapat menyebabkan hidung berair dan bersin dan membuat gejala bertambah parah. Polusi udara terdiri dari: asap kendaraan bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, dll.
Rhinitis alergika terjadi saat sistem imun bereaksi lebih dari seharusnya pada partikel zat alergen yang ada di udara saat terhirup oleh orang yang alergi. Sitem imun berusaha menyerang partikel tersebut sehingga menimbulkan gejala seperti bersin dan hidung berair. Rhinitis alergika dapat bertahan sampai hitungan tahun. Gejala dapat terjadi sepanjang tahun atau pada musim-musim tertentu. Gejala dapat ringan dapat pula menjadi berat. Terkadang rhinitis alergika dapat berlanjut menjadi sinusitis dan infeksi telinga.
Alergen Penyebab Rhinitis Alergika
Serbuk sari, Tungau debu rumah, rambut binatang, kecoa, jamur, debu kayu, bau-bauan, zat kimia, dll. Polusi udara bukan merupakan alergan tetapi juga dapat menyebabkan hidung berair dan bersin dan membuat gejala bertambah parah. Polusi udara terdiri dari: asap kendaraan bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, dll.
Perjalanan Penyakit Rhinitis Alergika
Pertama terekspose oleh zat alergan, sistem imun mengenal zat alergen sebagai zat asing yang bahaya, tubuh bereaksi membuat antibodi terhadap zat alergen tersebut. Saat kontak berikutnya, antibodi tadi akan menyerang zat alergen tersebut; dengan melepaskan histamin dan zat kimia lain yang dapat menyebabkan gejala-gejala alergi.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Gejala dapat terjadi dalam hitungan menit setelah menghirup zat alergen atau baru muncul setelah 4 hingga 8 jam kemudian. Gejala dapat bertahan hingga 10 hari.
- Gejala yang paling umum adalah bersin terus menerus terutama pagi hari saat bangun tidur.
- Terjadi juga hidung yang berair (rhinorrhea) dan banyak lendir yang tertelan di kerongkongan (post nasal drip). Cairan atau ingus karena alergi biasanya bening dan encer. Bila disertai dengan infeksi di sekitar telinga, hidung, dan tenggorokan dapat menjadi kental berwarna kuning dan kehijauan.
- Hidung menjadi tersumbat
- Terasa gatal di mata dan keluar air mata, membuat mata kadang menjadi hipersensitif terhadap cahaya. Mata juga dapat menjadi gelap pada bagian luarnya.
- Telinga, hidung, dan tenggorokan terasa gatal; sehingga pasien sering menggaruknya.
- Bernafas melalui mulut karena hidung tersumbat
- Batuk-batuk yang kadang menjadi kronis
- Merasa ada tekanan di dalam telinga, membuat dapat merasa kurang kemampuan mendengar
- Lemah, kurang tidur
Diagnosis Rhintis Alergika
Pertama diagnosis ditegakkan dari gejala yang dilaporkan pasien. Bila perlu dokter akan melakukan skin test, dan tes laboratorium untuk IgE dan antibodi terhadap zat-zat alergen tertentu. Tes ini bertujuan untuk memperjelas penyebab dari alergi tersebut.
Tes-tes Lainnya yang Dibutuhkan
- Rontgen, CT-Scan, bahkan MRI
- Rhinoscopy atau nasal endoscopy
- Mucociliary clearance testing
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila terasa sakit di daerah sinus
- Demam
- Ingus yang kental dan berwarna kuning atau kehijauan.
- Batuk dan pilek yang tidak sembuh hingga 1-2 minggu
- Rasa gatal di daerah mata, hidung, telinga, atau tenggorokan bertambah parah
- Gejala bertambah berat tapi tidak tahu penyebabnya
- Sudah minum obat bebas tetapi gejala tidak hilang
- Obat yang biasa dipakai menimbulkan efek samping
Penatalaksanaan Rhinitis Alergika
- Tidak ada terapi spesifik untuk Rhinitis Alergika; jadi yang paling baik adalah menghindari pencetus
- Untuk gejala ringan, dapat membeli obat-obatan bebas. Namun hati-hati untuk kasus pada anak, wanita hamil dan menyusui.
- Pada kasus berat, dokter dapat menyarankan untuk mendapatkan suntikan immunotherapy. Tetapi harus diketahui terlebih dahulu pasien alergi terhadap apa saja.
Pencegahan
Yang paling penting adalah menghindari pencetus; dengan demikian dapat juga mengurangi agar gejala tidak menjadi berat. Untuk menyebabkan gejala menjadi berat, dapat segera menggunakan obat-obatan bebas seperti:
- Antihistamin dapat dipilih golongan yang tidak menyebabkan kantuk, hingga tidak mengganggu aktifitas Anda.
- Decongestan
- Tetes mata
- Nasal kortikosteroid, Nasal kortikosteroid dengan ara disemprotkan ke hidung dapat dipakai bersama antihistamin.
- Leukotriane modifiers, yang bertujuan menghilangkan gejala hidung tersumbat dan berair
- Cromolyn sodium, yang dapt mengurangi bersin
Bila obat-obatan tidak menolong, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan suntik immunotherapy. Dengan cara menyuntikkan zat alergen dalam jumlah kecil yang akan membuat tubuh kebal terhadapnya.