Paresthesia adalah suatu kondisi yang abnormal disaat seseorang merasakan sensasi seperti terbakar, baal, geli, gatal dan seperti ada yang menjalar di kulit pada tubuhnya. Di Indonesia dikenal dengan sebutan kesemutan. Paling sering paresthesia atau kesemutan ini terasa pada alat gerak atau ekstrimitas kita, seperti tangan, kaki, jari, dan kadang-kadang juga bisa terjadi pada bagian tubuh lainnya.
Fakta tentang Paresthesia
- Setiap orang pernah mengalaminya
- Sering terjadi karena bagian ekstrimitas tertindih saat duduk atau tidur.
- Bila terjadi paresthesia yang kronis dapat merupakan satu tanda dari penyakit saraf atau adanya kerusakan saraf.
- Hampir tidak pernah sampai mengancam jiwa, namun penyakit penyebabnya seperti stroke dan kanker yang dapat mengancam jiwa penderitanya.
Paresthesia terjadi karena adanya penekanan pada saraf sampai dengan kerusakan pada saraf tersebut. Paresthesia sendiri merupakan tanda dari berbagai macam penyakit lainnya.
Penekanan dan kerusakan saraf tersebut dapat juga terjadi karena kondisi ortopedi yang membuat suatu trauma pada saraf seperti:
- Trauma pada leher dan tulang punggung
- Patah tulang
- Penyakit tulang punggung karena faktor usia
- HNP
- CTS
- Osteoporosis
Kemudian dapat juga terjadi karena masalah pada sarafnya sendiri seperti pada kondisi dan penyakit di bawah ini:
- Dehidrasi
- Malnutrisi
- Kekurangan vitamin B12
- Imbalance antara Natrium dan Kalium
- Hiperventilasi
- Karena obat-obatan seperti anti kejang
- Minum alkohol terlalu banyak
- Keracunan logam berat seperti timbal dan mercury
- Malformasi dari pembuluh darah yang menekan saraf
- Kelainan sistem imun
- Kelainan metabolik
- Atherosclerosis
- FMS
- Herpes Zooster
- Hipoglikemi
- Hypotiroid
- DM; karena terjadi diabetic neuropathy
- Encephalitis
- Multiple sclerosis (penyakit yang mengenai otak dan saraf tulang punggung)
- SLE
- TIA atau stroke
- Tumor otak, dll.
Gejala lain yang dapat menyertai Paresthesia
- Kecemasan
- Sering buang air kecil
- Paresthesia makin terasa bila berjalan atau menggerakkan anggota badan
- Kaku otot
- Nyeri pada tubuh
- Merah pada lokasi paresthesia
- Sensitif bila disentuh pada lokasi paresthesia
- Bila terjadi lebih dari beberapa menit dan tidak kunjung hilang.
- Bila diiringi dengan kehilangan kontrol buang air kecil atau buang air besar.
- Bila diiringi dengan kesulitan bernafas.
- Bila diiringi dengan nyeri pada kepala, leher, dan punggung.
- Bila diiringi dengan hilang kesadaran atau bingung walau pun hanya sesaat.
- Bila diiringi dengan kelumpuhan, susah bicara, pandangan gelap, dan tanda-tanda stroke lainnya.
Penarikan Diagnosis
Dalam menarik diagnosis, dokter akan membutuhkan informasi seperti:
- Di mana lokasi persisnya terjadi paresthesia?
- Bagaimana dan kapan keluhannya terasa?
- Berapa lama keluhan tersebut bertahan?
- Apakah ada aktifitas atau gerakan yang mencetus paresthesia?
Kemudian dokter akan meminta beberapa pemeriksaan penunjang seperti CT Scan, MRI, pemeriksaan darah, dll.
Komplikasi Paresthesia
Karena paresthesia dapat terjadi akibat kerusakan pada sistem saraf atau penyakit yang merusak saraf, sangat penting untuk segera mengetahui penyebabnya. Bila terlambat maka dapat saja terjadi kerusakan yang permanen dan timbul lah komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi sbb:
- Rasa nyeri yang kronis dan terus menerus
- Tidak dapat bernafas tanpa bantuan
- Kehilangan rasa raba pada beberapa bagian tubuh
- Kelumpuluhan
- Sehingga menyebabkan kualitas hidup yang buruk
Penatalaksanaan Paresthesia
Penatalaksanaan paresthesia akan sangat tergantung dari penyebabnya. Kemudian akan dikombinasikan antara obat dan fisioterapi. Bila kejadiannya sudah merupakan kerusakan yang permanen, maka terapi yang diberikan biasanya hanya bersifat suportif dan simptomatik saja.
Pencegahan Paresthesia
Karena paresthesia bisa disebabkan karena beberapa kondisi yang sebenarnya bisa kita hindarkan, maka tindakan pencegahan menjadi pilihan yang terbaik agar tidak terkena atau tidak terlalu sering berulang, seperti berikut:
- Minum yang cukup
- Menjaga jangan sampai kekurangan vitamin B12
- Memperbanyak kalium dan membatasi natrium
- Tidak minum obat sembarangan
- Menghindari minum alkohol
- Menjaga agar penyakit yang diderita terkontrol
- Vaksinasi penyakit-penyakit saraf yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang ada vaksinnya.
- Pola hidup sehat dan makan seimbang agar terhindar dari stroke.