Infeksi nosocomial yang juga dikenal dengan HAI (Hospital-Acquired Infection) adalah suatu infeksi yang didapat di rumah sakit, selain dari penyakit yang diderita sebelumnya. HAI ini ada karena lingkungan di rumah sakit sangat ideal bagi mikroorganisme untuk tumbuh subur. Infeksi yang secara klinis terbukti setelah 48 jam atau lebih pasien dirawat di RS dikategorikan sebagai infeksi nosocomial. Infeksi nosocomial dapat menyebabkan infeksi pneumonia yang parah, infeksi saluran kemih, infeksi yang masuk melalui pembuluh darah, dll. Sepertiga dari infeksi nosocomial ini sebenarnya termasuk yang dapat dicegah.
Fakta Tentang Infeksi Nosocomial
- Di AS, diperkirakan ada 1,7 juta kejadian infeksi nosocomial dan berkontribusi terhadap 99 ribu kematian setiap tahun, dengan kerugian berkisar antara 4,5 – 11 juta dolar.
- Di Eropa infeksi nosocomial bertanggung jawab terhadap 25 ribu kematian setiap tahun.
- Kejadian antara pria dan wanita sama saja.
- Pada dewasa lebih sering terjadi infeksi saluran kemih, sementara pada anak paling sering terjadi bloodstream infection dan pneumonia.
Tindakan medis yang menjadi penyebab tersering adalah penggantian infus, endotracheal intubation, dan penggantian kateter urin. 91% kasus infeksi nosocomial golongan bloodstream infection adalah pada pasien yang dipasang central venous catheter. 95% kasus golongan pneumonia pada pasien yang dipasang ventilator. Dan 77% kasus golongan ISK pada pasien yang dipasang kateter urin.
Rata-rata mikroorganisme penyebab infeksi nosocomial ini sudah kebal terhadap antibiotik, karena mereka tumbuh dan berkembang di lingkungan dengan penggunaan tinggi antibiotik. Dari semua mikroorganisme penyebab infeksi nosocomial, yang paling bahaya adalah MRSA (strain S. aureus yang telah resisten), dan Acinetobacter. Kedua kelompok bakteri ini sangat tahan terhadap beberapa jenis antibiotik. Kemudian ada Klebsiella pneumonia, penyebab 20% kasus pneumonia di seluruh dunia. Secara persentase, berikut sebaran mikroorganisme penyebab infeksi nosocomial seperti pada tabel di bawah ini.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 | Pseudomonas aeruginosa Staphylococcus epidermidis Micrococcus Jamur Stenotrophomonas maltophilia Bakteri gram + Pseudomonas alcaligenes Staphylococcus aureus Escherichia coli Acinetobacter | 30.0% 22.5% 10.0.% 10.0% 7,5% 7,5% 5.0% 2,5% 2,5% 2,5% |
- Alasan ekonomi, yang mengemukakan biaya yang harus dikeluarkan bila harus sering mengganti alat kesehatan . Sebenarnya kalau dihitung lebih teliti, biaya yang dikeluarkan untuk penanganan infeksi monomial akan jauh lebih tinggi dari sekedar harga alat kesehatan tadi.
- Alasan pemanfaatan sarana sterilisasi di rumah sakit, yang berpendapat bahwa dengan disterilkan ulang alat kesehatan tadi tidak akan menjadi sumber penularan infeksi nosocomial kembali. Pada prakteknya, sebelum distrerilkan limbahnya dibuang pada tempat yang tidak seharusnya dan malah menyebarkan infeksi nosocomial itu sendiri.
- Alasan kebiasaan. Old habits are hard to break, kalimat bijak berbahasa Inggris tersebut memang sangat benar. Walau pun sudah mengerti akan bahaya infeksi nosocomial, bukan hanya untuk pasien sendiri, tapi semua orang termasuk pekerja kesehatan yang ada di rumah sakit, tetap saja praktek-praktek pemakaian ulang alat-alat kesehatan masih banyak dilakukan.
Kebiasaan Buruk di Indonesia
Berikut adalah alat-alat kesehatan yang seharusnya merupakan single use atau single patient use, atau harus disterilkan terletih dahulu, namun sering dipakai ulang:
- Selang dan masker oksigen
- Selang dan masker nebulizer
- Selang dan wadah suction
- Manset tensimeter pasien rawat inap
- Thermometer
- Penekan lidah
- Band/tali CTG
- Tourniquet
- Peralatan pengganti Verband
- Mata bor gigi
- Scaller pada ultrasonic scaller gigi
Tanda dan Gejala Infeksi Nosocomial
- Tanda-tanda dan gejala infeksi pada umumnya seperti: demam, tachycardia, tachypnea, skin rash, lemah dan lesu.
- Spesifik kepada sumber infeksinya, seperti pada alat endotracheal dapat terjadi gejala sinusitis, tracheitis, dan pneumonia. Pada alat intra vena dapat terjadi gejala flebitis dan pada kateter urin dapat terjadi gejala-gejala infeksi saluran kemih.
- Yang sudah terkena pneumonia dapat mengalami demam tinggi, batuk dengan dahak purulent, dengan nafas yang disertai bunyi tambahan.
Penanganan Medis Infeksi Nosocomial
- Harus dipertimbangkan untuk mencabut atau mengganti alat-alat kesehatan yang dicurigai menjadi penyebab infeksi nosocomial tersebut.
- Eradikasi sumber infeksi seperti pemberian antibiotik broad spectrum, anti jamur, dll. Pemberian terapi ini bisa sampai dengan 14 hari. Untuk pneumonia bahkan sampai 21 hari.
- Mencegah terjadinya kondisi menjadi bertambah buruk, seperti menjaga rehidrasi pasien, gizi, dll.
Pencegahan Infeksi Nosocomial
- Mematuhi guideline yang sudah ditetapkan dan harus dijalani oleh tenaga kesehatan.
- Mengisolasi pasien dengan penyakit serius pada ruangan khusus seperti pada kasus SARS dan flu burung.
- Sadar dan berhati-hati terhadap infeksi yang dapat menular melalui udara, droplet, dan kontak kulit.
- Sadar dan paham bahwa setiap tindakan medis yang bersifat invasive berpotensi menimbulkan infeksi nosocomial, sehingga sangat bijaksana untuk selalu meminta alat kesehatan baru dan steril yang akan dipakai atau dipasang, seperti yang telah diuraikan di atas.
- Menggunakan cairan disinfectant di lingkungan rumah sakit, baik untuk petugas kesehatan, pengunjung, penunggu pasien bahkan pasiennya sendiri.
- Meningkatkan kesadaran cuci tangan untuk semua orang yang berada di rumah sakit.