Banyak orang yang khawatir terhadap kandungan dari makanan atau produk yang dipakainya mengandung zat karsinogenik atau bahkan dirinya terpapar oleh karsinogenik. Apa sih karsinogenik itu? Karsinogenik adalah zat yang dapat menyebabkan kanker pada tubuh. Atau zat yang membuat kondisi menjadi mungkin untuk terjadinya kanker. Tingkat kekarsinogenikan setiap bahan atau zat karsinogenik itu berbeda-beda. Ada yang sedikit sudah dapat menyebabkan kanker, namun ada yang baru dalam jumlah besar menjadi penyebab kanker.
Cara Karsinogenik Menyebabkan Kanker
- Dengan cara merubah “cetak biru” genetik yang terdapat pada DNA dari sel-sel tubuh sehat.
- Dengan cara membuat sel sehat membelah lebih cepat dari seharusnya yang pada akhirnya dapat merubah “cetak biru” genetik DNA.
Walau pun ada faktor genetik dari resiko seseorang terkena kanker, namun banyak sekali orang terkena kanker karena faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini dibagi menjadi sbb.:
- Faktor Gaya Hidup à nutrisi, tembakau/rokok, aktivitas fisik, dll.
- Faktor Polusi à asap rokok, asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dll.
- Faktor eksposur dari alam à sinar ultra violet, gas radon, agen infeksi, dll.
- Faktor Medis à obat imunosupresan, radiasi, dll.
Secara garis besar timbulnya kanker diperkirakan: 50% dari makanan, 35% dari asap rokok, 5% karena pekerjaan, 10% tidak diketahui. Sementara gaya hidup akan menentukan banyak, lama, dan seringnya seorang kontak dengan zat karsinogenik.
Berikut kebiasaan makan seseorang dan kanker yang dapat dicetuskannya:
- Lemak tinggi à Kanker payudara, kolon, & prostat
- Protein hewani tinggi à Kanker payudara, endometrium, kolon
- Alkohol à Kanker mulut, pharynx, larynx, hepar, rektum
- Makanan asin dan yang dipanggang à Kanker usus
- Kalori tinggi à kanker mammae, endometrium, prostat dan kolon
Bagaimana Peneliti Menentukan Suatu Zat Karsinogenik?
Kadang sangat sulit untuk menentukan suatu zat itu karsinogenik atau tidak, karena pengujian pada manusia tidaklah mungkin. Jadi penentuan tersebut didapatkan dari penelitian di laboratorium atau dari statistik pasien kanker di rumah sakit.
Cara yang paling sering adalah dengan mengujikan suatu zat pada kultur jaringan dan atau pada hewan percobaan. Pemilihan zat yang akan diujikan pun kadang didapatkan dari hasil pengujian sebelumnya pada zat yang sejenis. Pengujian di laboratorium ini juga dilakukan setelah ada pasien terkena kanker kemudian diujikan zat-zat yang mungkin terpapar olehnya sebelum dia terkena kanker. Maka didapatkanlah informasi baru mengenai zat-zat baru karsinogenik dari cara seperti ini.
Cara yang juga penting dalam menentukan zat karsinogenik adalah dengan studi epidemiologi; dengan cara melihat dari populasi manusia dan menentukan faktor atau zat apa saja yang mungkin terkait dengan kejadian kanker. Studi epidemiologi akan selalu memiliki variabel yang sangat terbuka karena sangat sulit untuk membuat perlakuan yang sama. Manusia dapat saja terekspose dengan zat di kantor, sekolah, rumah; atau dari makanan yang mereka konsumsi, atau udara yang dihirup.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Pada kenyataannya zat-zat karsinogenik ternyata ada di mana-mana di sekitar kita. Mulai dari makanan ringan, minuman, beberapa jenis plastik kemasan. Bahkan banyak yang sudah bertahun-tahun digunakan oleh manusia sebelum akhirnya terbukti merupakan zat karsinogenik.
Banyak juga rumor dan issue tentang zat karsinogenik, sehingga kadang membuat kita khawatir setiap kali akan mengkonsumsi atau memakai sesuatu. Banyak yang terbukti dapat menyebabkan kanker seperti chlorine tapi sangat berguna untuk manusia sebagai desinfektan.
Berikut beberapa zat berbahaya di sekitar kita:
1. Botol plastik air minum kemasan
- Mengandung polyethylene terephthalate (PET) merupakan zat karsinogenik.
- Botol ini aman untuk dipakai beberapa kali saja, tidak boleh lebih dari seminggu, dan harus diletakkan di tempat yang jauh dari matahari.
- Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat karsinogenik itu bisa masuk ke air yang kita minum.
- Lebih baik membeli botol air yang memang untuk dipakai ber-ulang2, jangan memakai botol plastik.
- Kertas à Pemutih & tinta cetakan; timbal
- Styrofoam à suhu yang tinggi menyebabkan perpindahan komponen kimia secara difusi dari styrofoam ke dalam makanan; residu = endocrine disrupter
- Kaleng à Cermat membeli yang tidak bocor; Clostridium botulinum
- Plastik à yang berwarna mengandung polypropilenpolyvinylchlorida yang jika dibakar atau dipanaskan dapat menimbulkan; dioksin
3. Sate
Kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker.
4. Mie Instan
Mengandung lilin yang merupakan karsinogenik, jangan dikonsumsi setiap hari.
Pencegahan Kanker Secara Umum
- Jauhi asap rokok à Nikotin mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksiatau menjadi terangsang yang dapat menyebabkan kanker.
- Hindari menggunakan barang yang mengandung zat-zat berbahaya di sekitar kita seperti di atas.
- Hindari memakan makanan yang dapat memicu kanker à Tidak berlebihan.
- Diet rendah lemak à Lemak memicu tingginya hormon estrogen.
- Diet tinggi serat à Dapatmemperbaiki atau memperkuat mukosa di pencernaan.
- Mengkonsumsi antioksidan dan makanan atau minuman yang bersifat anti kanker à Teh hijau, buah-buahan yang mengandung vitamin C dan E, dll.
Harapan Baru Penderita Kanker
- Mayra Ramos Suzarte peneliti di Center of Immunology Molecular (CIM) di Havana Kuba sejak tahun 1994 menekuni penelitian yang berbasis antibodi monoklonal.
- CIM mulai memproduksi antibodi monoklonal untuk diagnostik penyakit kanker, dan sekarang ini telah berhasil menghasilkan obat kanker berdasarkan teknik antibodi monoklonal. Produksi yang telah tersedia di pasar adalah Theracim, antibodi monoklonal terhadap Epidermal Growth Factor Receptor (receptor EGF). Sedangkan produk lain sedang menyusul yaitu vaksin EGF.
- Beberapa jenis kanker seperti kanker nasofaring, kanker paru, kanker payudara, kanker pankreas dan kanker kolon sebagian besar mempunyai reseptor EGF. Reseptor ini lah yang mempermudah proliferasi (perkembangan) sel kanker. Jika fungsi reseptor ini dihambat dengan antibodi monoklonal atau vaksin kanker maka proliferasi sel kanker juga akan dapat dihambat. Dewasa ini Theracim sudah digunakan di Kuba. Sedangkan di Kanada, Jerman, Italia, Prancis dan Cina masih dalam tahap uji klinik.