Asal kata caffeine berasal dari bahasa Jerman kaffee dan bahasa Prancis café. Nama kimia caffeine adalah 1,3,7- trimethylxanthine. Bila dimurnikan berbentuk bubuk putih dang sangat pahit. Saat ini banyak di antara kita yang tidak sadar efek stimulasi dari caffeine.
Fakta Tentang Caffeine
- Caffeine adalah obat psikoaktif yang paling biasa dipakai di dunia.
- Kira-kira 90% orang dewasa mengkonsumsinya setiap hari.
- Diserap sempurna 30-45 menit setelah dikonsumsi, dan berefek sampai 3 jam setelahnya. Kemudian dieskresikan sempurna ke luar tubuh.
- Caffeine memiliki efek terhadap mood, stamina, pembuluh darah otak, pencernaan di lambung dan di usus besar.
- Tapi caffeine bukan untuk semua orang, karena ada yang tidak boleh mengkonsumsi caffeine.
Di alam caffeine ditemukan pada kurang lebih 60 sumber; di beberapa dedaunan, kacang-kacangan, dan beberapa buah-buahan. Dari sumber harian kita caffeine ada pada kopi, the, biji coklat, cola, dan energy drinks. Caffeine dapat juga diproduksi secara sintetis untuk kepentingan industry makanan, minuman, suplemen, dan obat-obatan. Tiga tertinggi ada pada kopi (70%), soda (16%), dan teh (12%).
Dosis Caffeine per hari
- Batas aman dewasa: 1.3 mg/kg berat badan
- Rendah sampai sedang: 130-300 mg
- Sedang: 200-300 mg
- Tinggi: >400 mg
- Sangat tinggi: >6000 mg
Konsumsi rata-rata caffeine di AS per hari sekitar 280 mg/hari; 20-30%-nya sampai 600 mg/hari. Namun susah untuk mengetahui secara pasti besarnya konsumsi harian caffeine kita. Saat ini tambah banyak yang kita konsumsi juga mengandung caffeine (bukan hanya dari kopi); seperti suplemen, obat-obatan, permen, permen karet, energy drinks, dll.
Apakah Caffeine addictive?
Apakah Anda pernah merasa tidak bisa beraktivitas kalau belum minum kopi? Atau bila sudah merasa lelah dan tidak konsentrasi buru-buru mencari Secangkir kopi? Menurut ilmu psikiatri, kecanduan itu ada bila memenuhi 3 dari 7 kriteria berikut: (1) menimbulkan toleransi, (2) ada efek sisa setelahnya, (3) membutuhkan efek lebih besar pada kebutuhan selanjutnya, (4) rasa sangat kuat untuk memenuhi kebutuhannya, (5) mengeluarkan usaha yang ekstra bila susah untuk dipenuhi, (6) mengganggu rutinitas sehari-hari bila tidak dipenuhi, dan (7) merasa terganggu bila tidak terpenuhi kebutuhannya.
Pada kasus kopi ada dua kelompok orang. Kelompok yang memang sudah kecanduan, dan ada yang hanya sebagai kesenangan sesekali saja. Ada yang kecanduan bukan terhadap efek kimianya tapi kepada aroma dan rasa dari kopi.
Namun Anda tergolong kecanduan bila sampai mengalami (1) sakit kepala, (2) lemah dan lesu, (3) kurang konsentrasi, (4) mengantuk berat, (5) mood terganggu, (6) sulit konsentrasi, dan (7) gampang tersinggung; bila tidak mendapatkan kopi. Ini terjadi pada 12-24 jam dari keinginan muncul dan puncaknya pada 20-51 jam. Sedangkan gejala baru hilang setelah 2-9 hari.
Ketergantungan terhadap kopi tidak sebahaya ketergantungan terhadap Narkoba. Tapi bila memang caffeine sudah tidak baik untuk kesehatan Anda, dan Anda sudah kecanduan, maka Anda harus berusaha untuk mengurangi atau bahkan berhenti mengkonsumsi.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Gejala bisa dirasakan saat minum atau beberapa saat setelah minum, yaitu: (1) merasa lemah, (2) gugup, (3) sangat bergairah, (4) insomnia, (5) merah di muka, (6) berdebar, (7) banyak kencing, dan (8) gangguan pencernaan.
Yang jarang minum kopi, akan lebih cepat mengalami gejala-gejala tersebut. Sementara dosis lethal atau mematikan dari caffeine adalah 10 gram atau kira-kira 80-100 cangkir kopi secara terus menerus. Ini memang hampir tidak mungkin terjadi. Namun ada satu laporan yang terjadi di Inggris, seorang pria yang meninggal setelah mengkonsumsi bubuk caffeine pada sebuah pesta yang setara dengan 70 botol energy drinks.
Efek-Efek dari Caffeine
1. Diuretik
Caffeine bersifat diuretic, atau meningkatkan jumlah urin. Setiap hari kita membutuhkan 2-3 liter air. Kita kehilangan air melalui pernafasan, kulit, pencernaan, dan urin. Bila keseimbangan air masuk dan keluar tercapai, maka tubuh kita akan senang. Caffeine dapat merusak keseimbangan itu, sehingga bila Anda memang sudah kurang minum, atau memiliki sindroma OAB (over active bladder), atau penyakit lain yang terkait terhadap output dari urine; maka Anda harus mengurangi atau meninggalkan caffeine.
2. Penyakit Jantung
Walau pun masih dalam penelitian, sudah banyak yang mengemukakan hasil kaitan antara konsumsi caffeine dengan penyakit jantung. Kaitannya terdapat pada peningkatan hormone-hormon stress seperti adrenalin setelah mengkonsumsi caffeine. Namun juga ada penelitian yang malah mengemukakan bahwa konsumsi kopi pada manula akan mengurangi resiko terkena serangan jantung; bila dikonsumsi dalam jumlah terkontrol.
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa efek bahaya ke jantung itu ada bila memang sudah terjadi gejala kelebihan atau keracunan dari caffeine. Jadi kalau memang Anda sudah mengalami gejala kelebihan caffeine walau pun baru dikonsumsi sedikit, adalah waktunya untuk membatasi.
3. Osteoporosis
Penelitian mengemukakan, caffeine terlalu banyak dapat meningkatkan resiko osteoporosis, terutama pada wanita manula. Batasnya ada di 300 mg/hari.
4. Menurunkan Berat Badan
Caffeine biasa dipakai dalam produk-produk untuk menurunkan berat badan, walau pun belum dipastikan efeknya dari penelitian. Batasnya juga ada di 300 mg/hari. Tapi hati-hati; tujuan Anda untuk menurunkan berat badan, dapat berbahaya untuk tulang, dan jantung Anda.
5. Pada Wanita Hamil
Untuk kasus ibu hamil, penelitian belum bisa menyimpulkan secara pasti karena hasilnya masih dalam pro dan kontra. Namun dari efek-efek caffeine yang telah di bahas di atas, lebih bijaksana bila Anda membatasi intake caffeine bila sedang hamil.
6. Pada Anak-Anak
Saat ini makin banyak anak yang meminum kopi dan mengkonsumsi caffeine dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu yang meningkat sebesar 70%. Batas aman konsumsi caffeine pada anak 2-11 tahun adalah 0.4 mg/kg berat badan/hari, dan anak 12-17 tahun adalah 0.55 mg/kg berat badan/hari.
Memang belum banyak penelitiannya, namun dosis di atas dianggap aman. Jumlah di atas adalah total intake harian dari semua sumber seperti; permen, permen karet, cola, minuman, dll.
Ada penelitian bahwa intake caffeine yang tinggi dapat mencetus ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak. Ini dapat terjadi bila anak mengkonsumsi lebih dari 28 mg per hari.
Jadi Berapa yang Diperbolehkan?
- Karena banyak sumber caffeine dalam keseharian kita disamping kopi, maka direkomendasikan membatasi kopi hanya 2 cangkir sehari; bila tidak ada masalah kesehatan lain.
- Bila memang memiliki masalah kesehatan lain, seperti yang telah di bahas di atas, maka harus dikurangi sampai ditiadakan sama sekali.
- Untuk manula dan ibu hamil, intake caffeine harus dipantau ketat, agar tidak melebihi dan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
- Sementara untuk anak-anak sebaiknya dihindari minum kopi, karena dari sumber makanan dan minuman lainnya saja sudah dapat mencapai angka maksimal intake harian mereka.