WHO dan para ahli di dunia sejak Agustus 2019 yang lalu menetapkan satu diagnosis baru untuk sebuah kondisi penyakit yang dinamakan EVALI. Merupakan singkatan dari E-cigarette or Vaping product use Associated Lung Injury atau bila diterjemahkan bebas adalah “Kerusakan Paru-Paru Terkait penggunaan produk Vaping atau Rokok elektronik”. Diagnosis baru ini ditetapkan karena semakin banyak ditemukan kondisi kerusakan paru yang disebabkan oleh penggunaan rokok elektronik dan vape. Para ahli di dunia mengkhawatirkan seiring dengan waktu aktivitas vaping juga dapat berlanjut pada pengerasan arteri mencetus penyakit jantung dan pembuluh darah, bahkan kanker.
Fakta Tentang EVALI
- Rokok elektronik memiliki berbagai nama seperti e-cigs, vaping devices, vaping pens, dll. Mulai dipasarkan tahun 2007 di AS.
- Yang paling laris di AS adalah merk JUUL yang memegang porsi 70% market share. Hal ini karena JUUL berukuran kecil, seukuran flash disk dan bisa di-recharge pada slot USB.
- Vaping kini digemari biasanya oleh para dewasa muda di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
- Asap dan kandungan dalam rokok elektronik atau vape awalnya sering dianggap tidak berbahaya. Survey pada 44.500 remaja di AS menyimpulkan sebagian besar mereka menganggap vaping tidak membahayakan kesehatan.
- Pada akhir November 2019 sudah tercatat lebih dari 2.300 kasus EVALI dengan 47 kematian di AS. Sayangnya data di Indonesia sulit untuk didapatkan.
Sebuah penelitian yang di-published Agustus tahun lalu dilakukan oleh Dr. Lori Shah dari Columbia University Irving Medical Center, meneliti perokok vape usia 18 – 31. Mereka merokok vape yang tidak mengandung nikotin. Kandungan pada vape mereka adalah propylene glycol, glycerol, dan perasa. Setiap subjek dilakukan pemeriksaan MRI sebelum dan sesudah mereka melakukan satu vaping session. Hasil MRI menunjukkan bahwa terjadi penurunan laju aliran darah pada arteri femoralis (arteri besar di dalam paha) dan pengerasan pada aorta mereka. Hal ini jelas merupakan faktor predisposisi gangguan jantung dan pembuluh darah, serta turunnya kecepatan distribusi oksigen di dalam tubuh. Bila aliran oksigen berkurang ke otak, akan berefek pada konsentrasi, fokus, dan kemampuan berfikir dan belajar seseorang. Diprediksi merokok vape dalam jangka panjang dapat mencetus atherosclerosis (pengerasan pembuluh darah), yang sama atau malah lebih parah dari rokok konvensional. Salah satu tulisan di Jurnal Radiologi juga mengemukakan bahwa jenis vape yang tidak bernikotin juga dapat merusak paru-paru, bahkan hanya dengan satu vaping session saja.
Zat-Zat pada Rokok Elektronik & Vape
Anggapan asap dan kandungan dalam rokok elektronik dan vape tidak berbahaya ternyata sangat menyesatkan. Dulu dianggap karena tidak mengandung tar, serta mengandung sedikit atau malah tidak mengandung nikotin membuat mereka menjadi tidak berbahaya. Nyatanya cairan dalam vape berisi campuran yang bila dipanaskan dan dihirup, dapat merusak saluran pernafasan, merusak pembuluh darah, dan merusak sel-sel darah putih. Berikut adalah kandungan yang biasa terdapat di dalam vape:
- Nikotin. Ternyata nikotin juga sengaja ditambahkan dalam larutan vape yang banyak orang tidak mengetahuinya. Ada penelitian yang melaporkan bahwa 63% perokok vape tidak mengetahuinya. Bahkan nikotin di dalam larutan vape ada yang memiliki konsentrasi 2 kali lebih tinggi dibandingkan nikotin pada rokok biasa untuk berat yang sama. Tujuannya jelas, untuk menciptakan kecanduan perokok vape. Ini berarti usaha berhenti merokok vape akan sama atau malah lebih berat dibandingkan usaha berhenti merokok biasa.
- Campuran propylene glycol dan glycerin. Merupakan zat untuk menciptakan asap saat larutan dipanaskan agar dapat dihisap. Kedua zat ini seperti yang telah diuraikan di atas, adalah penyebab berbagai bahaya yang terjadi di dalam tubuh penggunanya.
- Asam Benzoat. Merupakan bahan pengawet yang juga biasa terdapat pada makanan dalam kemasan.
- Flavoring. Atau perasa yang terbuat dari zat alami atau sintetis agar menarik bagi penggunanya. Rasa dari rokok elektronik atau vape berbagai macam seperti:
- Rasa tembakau: Regular tobacco, Apache, Atlantic-cut, Bora-bora, Cherry Black, Cavendish
- Rasa Menthol: Regular Menthol, Zero-K, Mint to Be
- Rasa buah-buahan: What A Melon, Mango Tango, Strawberry, Just Guava, Banana, Peach Pit, Lime & Coconut, Snap!, Iced Berry, Bad Apple, Muscat Blanc
- Rasa Makanan/Minuman: Cin, Espresso, Vanilla, Fraise Crème, The Orchard, Copper Kettle, Whippin’ Good, China-MMM, Grand Ambrosia, OrAngelic, The Hive, Chocolate, Clove, Kick!
Perokok Vape Pasif
Tidak berbeda dengan rokok konvensional yang dapat membuat orang lain sebagai perokok pasif yang menghirup 2nd hand smoke, rokok elektronik dan vape juga menyebabkan hal yang sama. Bila pada rokok elektronik yang tidak mengeluarkan asap, tetap ia memproduksi aerosol ke udara sehingga disebut sebagai 2nd hand aerosol. Apa lagi pada produk vape yang juga memproduksi asap, bahkan lebih banyak dari asap rokok konvensional. 2nd hand smoke dan 2nd hand aerosol dari rokok elektronik dan vape walaupun tidak berbau seperti rokok konvensional, juga ada yang mengandung nikotin (seperti yang dijelaskan di atas), bahkan ada yang lebih banyak dari rokok konvensional. Selain itu terdapat zat-zat organik yang tidak stabil, bahkan logam berat dalam partikel asap atau aerosolnya; sudah pasti juga sangat membahayakan bagi orang lain
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Keluhan yang paling sering diutarakan oleh seorang perokok vape adalah iritasi pada mulut dan tenggorokan, batuk, nafas berbunyi, serta mual. Karena produk ini masih baru, belum bisa ditentukan secara pasti efek jangka panjang dari penggunaannya. Tapi keluhan lebih berat sudah sering dilaporkan seperti nafas pendek atau sesak bernafas, demam, lemah dan nyeri dada. Keluhan berat tersebut merupakan tanda dari acute respiratory distress syndrome atau sindroma gangguan pernafasan akut yang dapat mencetus kerusakan paru-paru yang serius. Penderita EVALI akan memiliki pertahanan yang lemah pada paru-parunya sehingga mudah sekali terkena penyakit infeksi pernafasan dan flu. Sebuah penelitian in vivo pada tikus bahkan menyimpulkan terjadi asap vape dapat menyebabkan kerusakan DNA yang dapat mencetus kanker.
Pemeriksaan untuk Kasus EVALI
Bila dokter mencurigai seorang terkena EVALI, maka pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah Rontgen dada. Pada kasus EVALI sering ditemukan bintik-bintik kabut putih pada paru-paru penderitanya. Hal ini kini sering disebut sebagai popcorn lungs atau paru-paru seperti popcorn karena memang gambarannya mirip dengan popcorn. Dalam kedokteran kondisi ini disebut sebagai bronchiolitis obliterans di mana saluran-saluran udara terkecil di paru-paru mengalami peradangan. Istilah popcorn lungs untuk kasus EVALI diangkat pertama kali di dalam Canadian Medical Association Journal tahun lalu.
Penanganan EVALI
Dilakukan Sendiri
Sudah pasti harus berhenti merokok rokok elektronik atau vape penyebab EVALI yang diderita. Karena ada kecendrungan vaping banyak dilakukan oleh remaja dan anak sekolah, peran orang tua sangat menentukan keberhasilan anak-anak mereka untuk bis berhenti merokok vape ini. Penderita juga harus menjauhi semua 2nd hand smoke dan 2nd hand aerosol dari rokok elektronik dan vape orang lain.
Dilakukan Dokter
- Mengatasi keluhan penderita dengan obat-obatan.
- Pada banyak kasus penderita sampai harus dirawat dengan diintubasi karena memerlukan alat bantu nafas ventilator, karena paru-parunya sudah tidak berfungsi sempurna memompakan oksigen ke organ-organ tubuhnya.
- Menyarankan untuk mendapat vaksinasi flu secara rutin setiap tahun, agar tidak mudah terkena flu.
Berhenti Sebelum Terkena
Di negara-negara maju seperti di AS dan Eropa, banyak orang yang berusaha berhenti merokok rokok elektronik atau vape. Hal ini karena semakin banyaknya laporan penelitian baru yang seluruhnya menunjukkan efek negatif dan bahaya dari rokok elektronik dan vape ini. Cara berhentinya tidak berbeda dan sama saja seperti usaha berhenti merokok rokok konvensional.
- Menentukan dalam diri alasan terkuat yang kini membuat diri ingin berhenti. Bila sudah ditentukan, perkuatlah niat tersebut untuk selalu menjadi pendorong motivasi dalam proses berhentinya.
- Persiapkan diri dengan cara perbanyak bacaan tentang bahaya rokok elektronik dan vape. Rubah mindset untuk menjadikan hal lain seperti kesehatan atau keluarga lebih penting di atas kenikmatannya.
- Buat perubahan. Rubahlah semua hal yang membuat diri kembali ingin memulainya. Hal tersebut seperti membuang koleksi hal-hal terkait rokok elektronik dan vape, membuang poster-poster atau apa pun terkait iklan vape, dan menjauhi lingkungan orang yang sedang merokok vape.
- Buat target waktu. Apa pun yang kita rencanakan, harus memiliki target waktu agar dapat terukur. Target waktu seperti mulai kapan, berapa lama prosesnya, dan kapan ingin sudah berhenti sama sekali.
- Reward yourself. Berikan ‘hadiah’ untuk diri Anda bila target-target waktu tersebut tercapai dan terlalui sesuai rencana seperti pergi menonton, membeli gadget baru, pergi berlibur, dll.
- Miliki kebiasaan dan hobby baru. Tujuannya agar dapat merasakan diri sebagai orang yang baru dan membantu meninggalkan kebiasaan merokok vape.
- Cari support bahkan seperti mencari group diskusi secara online dari kumpulan orang yang ingin berhenti vaping.
- Dan terakhir berhenti membeli larutannya serta simpan atau buang evaporatornya.
Penutup
Semakin banyak bukti dan laporan penelitian kini menunjukkan tidak ada cara yang aman untuk merokok rokok elektronik atau vape. Paru-paru kita terbuat dari jaringan hidup yang ditujukan untuk menghirup udara bersih tanpa adanya zat berbahaya di dalamnya. Sudah jelas bila kita menghirup asap seperti asap pembakaran sampah dan asap kendaraan bermotor akan menciptakan kondisi tidak baik bahkan berbahaya bagi jaringan paru-paru. Apapun selain udara bersih, tidak sehat bagi paru-paru kita. Saya yakin tidak satu orang pun yang mau dengan sengaja menghirup asap pembakaran sampah atau asap kendaraan bermotor. Tapi hal inilah yang dilakukan orang yang merokok, baik rokok konvensional ataupun rokok elektronik dan vape; dengan sengaja mengantar dan memasukkan asap ke dalam paru-parunya. Jika Anda bukan pengguna rokok elektronik dan vape, jangan memulainya!
Walaupun penelitian masih terus dilakukan, tapi sejauh ini belum ada yang menyimpulkan adanya manfaat merokok elektronik atau vape bagi kesehatan. Malah seluruhnya menunjukkan efek negatif dan bahayanya. Ini membuat dokter kini selalu bertanya kepada pasien bila ia mengalami gangguan pada pernafasan. Di mana dulu hanya bertanya apakah ia merokok, kini dokter juga harus bertanya apakah ia juga merokok vape.
©IKM 2020-01