Para peneliti dan ilmuan dunia memberikan segala kemampuan mereka agar kita dapat melawan kanker. Tapi tetap saja National Cancer Institute (NCI) memprediksi setidaknya akan ada 1.7 juta kasus kanker baru di AS setiap tahunnya. Ini disebabkan karena banyak jenis kanker yang bisa tidak memberikan gejala sama sekali, sampai sudah parah dan tidak bisa disembuhkan lagi. Oleh karenanya, bila kita berbicara mengenai cara melawan kanker, kita akan selalu berbicara tentang deteksi dini dan mengawasi timbulnya gejala walaupun kecil. Semakin cepat diketahui, semakin baik prognosis atau kemungkinan sembuhnya. Lalu, bila suatu jenis kanker tersebut dapat dicegah, maka lebih baik untuk mencegahnya sama sekali.
Fakta Tentang Kanker
- Di seluruh dunia, kanker merupakan penyebab kematian utama bersama penyakit kardiovaskular.
- Banyak kanker yang tidak menimbulkan gejala. Untuk kanker yang memberikan gejala; gejalanya akan sangat tergantung pada lokasi dan jenis kankernya.
- Setiap tahunnya lebih dari 600 ribu orang di seluruh dunia meninggal karena kanker, pria lebih sering dari pada wanita.
- Kabar baiknya, diperkirakan juga pada tahun 2026 akan ada 20 juta lebih orang merupakan cancer survivor. Ini disebabkan keberhasilan deteksi dini dari kasus kanker.
Berikut adalah jenis-jenis kanker yang paling banyak terjadi di dunia. Di Indonesia, pun mirip dan tidak jauh berbeda. Anda bisa membaca artikel terpisah untuk masing-masing jenis kanker:
- Kanker paru
- Kanker payudara
- Kanker colorectal
- Kanker cervix
- Kanker pankreas
- Kanker liver
- Kanker getah bening
- Kanker mulut dan tenggorokan
- Kanker thyroid
- Kanker prostat
- Kanker tulang
- Leukemia
Seperti yang diutarakan di atas bahwa sebagian jenis kanker pada tahap awal tidak menimbulkan gejala sama sekali. Tapi tetap ada jenis gejala yang harus diwaspadai yang bisa saja merupakan gejala dari munculnya sebuah kanker di tubuh.
1. Penurunan Berat Badan. Ketika sel-sel kanker menyerang sel-sel tubuh yang sehat, tubuh dapat memberikan respon dengan terjadinya penurunan berat badan yang tidak biasa. Menurut American Cancer Society (ACS), banyak penderita sudah kehilangan rata-rata 5 kg berat badannya sebelum kanker terdiagnosis. Sehingga sering dikatakan sebagai tanda pertama kemungkinan adanya kanker. Walaupun penurunan berat badan dapat juga disebabkan oleh kondisi lain seperti hyperthyroid, infeksi TBC, gangguan pencernaan, dll.; tetap saja seseorang harus waspada bila terjadi penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan alasannya. Jenis kanker yang sering memberikan gejala penurunan berat badan adalah kanker esophagus, kanker paru, kanker pankreas, dan kanker lambung.
2. Rasa nyeri dan capek. Perasaan capek atau sering letih dan fatigue yang tidak dapat dijelaskan sebabnya serta tidak hilang walaupun sudah cukup tidur dan istirahat; juga dapat menjadi salah satu gejala dan merupakan gejala yang sangat sering terjadi pada kasus kanker. Rasa sering letih ini paling terlihat pada kasus leukemia. Sementara rasa nyeri pada kasus kanker baru akan muncul saat kanker sudah menyebar atau metastasis. Nyeri biasanya terjadi pada bagian tubuh yang ditumbuhi kanker. Khusus nyeri punggung sering terjadi pada kasus kanker colorectal, kanker prostat dan kanker ovarium.
3. Keringat saat tidur malam selain dapat terjadi pada penyakit TBC dan karena demam, dapat juga menjadi tanda awal dari kanker leukemia, kanker getah bening, dan kanker liver.
4. Demam. Demam merupakan gejala yang bisa disebabkan oleh banyak sekali kondisi medis di tubuh manusia selain kanker, seperti hampir semua jenis infeksi dan peradangan. Karena demam adalah respon alamiah tubuh ketika melawan penyakit. Sayangnya demam pada penderita kanker terjadi saat kanker sudah menyebar. Kecuali untuk leukemia, demam dapat terjadi pada tahap awal dari perjalanan penyakitnya.
5. Perdarahan. Beberapa kanker juga dapat menyebabkan perdarahan. Kanker di saluran pencernaan seperti kanker colorectal dapat menyebabkan BAB berdarah, dan kanker di saluran kencing seperti kanker kantung kencing dan kanker prostat dapat menyebabkan kencing berdarah. Untuk kanker di bagian pencernaan atas seperti kanker lambung, perdarahan sulit terdeteksi karena BAB bukannya berwarna merah, melainkan hitam karena darah sudah melalui sistem pencernaan yang panjang sebelum keluar melalui anus.
6. Perubahan pada pencernaan seperti masalah makan, kesulitan menelan, hilang nafsu makan, kembung, timbul nyeri akibat aktivitas makan, mual muntah, dll. Dapat terjadi pada kasus kanker di daerah kepala dan leher, kanker esophagus, dan kanker lambung. Khusus mual dan muntah dapat juga terjadi pada kasus kanker otak.
7. Batuk yang tidak sembuh-sembuh, dapat terjadi karena banyak masalah medis di saluran pernafasan dan paru-paru. Mulai dari ISPA, pneumonia, TBC, asma dan alergi, udara yang terlalu lembab, dll. Tapi bila disebabkan oleh kanker, batuk tersebut tidak menghilang walaupun sudah diberikan obat-obatan. Biasanya terjadi pada kanker paru, kanker nasopharynx, dan kanker thyroid. Seiring dengan perjalanan penyakit kanker, bisa juga terjadi batuk yang berdarah.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Kanker yang Tidak Bergejala
Beberapa jenis kanker ada yang tidak menimbulkan gejala sama sekali pada tubuh penderitanya, dan penderita merasa sehat-sehat saja; sampai benar-benar sudah terlambat. “Rajanya” adalah kanker pankreas, sehingga disebut sebagai pembunuh siluman. Berikutnya adalah kanker paru diikuti dengan kanker ginjal; yang sering baru menimbulkan gejala ketika sudah stadium lanjut. Khusus untuk ketiga jenis kanker tersebut, satu-satunya cara untuk mengetahui keberadaannya pada stadium dini adalah dengan pemeriksaan atau cancer screening.
Cancer Screening
Cancer screening adalah kelompok pemeriksaan untuk mendeteksi atau menjaring kanker sejak dini, sebelum gejalanya dirasakan oleh yang bersangkutan; yaitu saat kanker masih mudah untuk ditangani dan disembuhkan. Ada 4 jenis cancer screening yang paling dianjurkan oleh parah ahli.
- Kanker paru. Kanker paru membunuh orang lebih banyak dibandingkan jenis kanker lainnya. Secara sederhana kanker paru dapat dideteksi dengan foto thorax setahun sekali. Tapi untuk orang yang beresiko tinggi yaitu pada perokok, mantan perokok, dan pasangan/anak dari seorang perokok yang terpapar asap rokok setiap hari; dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan CT scan sejak usia 55 tahun. Kecuali sejak usia 40 tahun ia sudah tidak merokok atau sudah tidak terpapar asap rokok lagi. Pemeriksaan ini dilakukan setiap tahun sampai usia berhenti merokoknya berjarak 15 tahun dari usianya saat pemeriksaan.
- Kanker Payudara. Semenjak seorang wanita sudah mengalami menstruasi, ia harus melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) setiap bulan seminggu setelah bersih mens. Ini merupakan deteksi yang paling mudah, namun dapat menyelamatkan nyawa. Saat seorang wanita berusia awal 40-an, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mammogram setidaknya sekali. Saat ia berusia 45-54 tahun, disarankan untuk melakukan mammogram sekali dalam setahun dan di atas 55 tahun dilakukan dua tahun sekali. Guidelines ini disarankan untuk semua wanita, apa lagi yang memiliki riwayat kanker payudara di keluarganya. 90% dari kasus kanker payudara kini terjadi justru pada wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga.
- Kanker Cervix. Seluruh wanita, saat sudah aktif secara seksual harus melakukan pap smear setiap 3 tahun sekali sampai ia berusia 29 tahun, terutama yang berganti pasangan seks. Pada usia 30 sd. 65 tahun pap smear dilakukan setiap 5 tahun sekali sambil melakukan pemeriksaan tes HPV (virus penyebab kanker cervix), kecuali ia sudah pernah mendapatkan vaksin untuk virus HPV. Di atas 65 tahun pap smear dapat dilakukan 10 tahun sekali. Baca dalam artikel lainnya mengenai vaksin HPV ini.
- Kanker Colorectal. Screening untuk kanker colorectal dengan colonoscopy bukan hanya untuk mendeteksi kanker, tapi juga untuk mengangkat polyps yang berpotensi menjadi kanker. Artinya screening untuk kanker colorectal juga sebagai pencegah terjadinya kanker. Guidelines terbaru menyarankan agar setiap orang mulai berusia 45 tahun sudah menjalani colon cancer screening. Saat ini kejadian kanker colorectal sudah bisa terjadi pada orang yang berusia lebih muda. Sampai usia 75 tahun pemeriksaan colonoscopy ini disarankan untuk rutin dilakukan setidaknya sekali setiap 10 tahun.
PET Scan
Merupakan singkatan dari Positron Emission Tomography Scan, adalah salah satu cara pendeteksi kanker menggunakan radioactive tracers pada zat pewarna khusus. Bisa dengan cara ditelan, dihirup, atau disuntikkan. Pada daerah yang mungkin terdapat kanker akan terjadi akumulasi pewarna tersebut. PET scan juga dapat digunakan untuk masalah jantung serta kelainan otak dan syaraf. Sebelum melakukan pemeriksaan, pasien harus menjalani beberapa macam persiapan. Pemeriksaan PET scan ini sangat mahal, dan sedikit sekali ketersediaannya, apa lagi di Indonesia. Tapi seandainya bisa dilakukan, akan sangat dapat memberikan gambaran adanya calon kanker di tubuh sejak stadium yang sangat dini.
Tumor Markers
Metoda lain dalam mendeteksi kanker adalah pemeriksaan tumor markers (penanda tumor). Pemeriksaan ini bersifat sensitif tapi tidak spesifik. Artinya bila negatif, besar sekali kemungkinan tidak ada calon kanker, tapi bila positif bisa disebabkan kondisi medis lain yang bukan kanker. Tumor markers lebih sering diperiksa sebagai follow up therapy untuk penderita kanker. Berikut jenis kanker dan tumor markers-nya:
- Paru: CEA, NSE dan SCC
- Payudara: CEA dan Ca 15-3
- Serviks dan Uterus: CEA, SCC, Beta HCG
- Colorectal: CEA dan Ca 19-9
- Pankreas: Ca 19-9 dan CEA
- Nasofaring: IgA Anti EBV-VCA dan IgA anti EB-EA
- Prostat: PSA, PAP, dan free PSA
- Hati: AFP
- Tiroid: Tiroglobulin dan CEA
- Ovarium: Ca 125, AFP, CEA, dan Beta HCG
- Testis: AFP, Beta HCG, NSE
- Lambung: Ca 19-9, CEA, AFP
Pencegahan – Penutup
Dari semuanya yang paling penting adalah pencegahan. Walaupun tidak semua jenis kanker juga dapat dicegah, tapi setidaknya dapat menurukan resiko kita untuk terkena kanker. Yaitu dengan cara menjaga berat badan agar ideal, berolahraga secara teratur, makan dengan diet sehat, tidak merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol, beristirahat secara optimal, menjalani hidup dengan stres yang dapat dikendalikan, serta mendapatkan vaksin untuk penyebab kanker yang sudah ada vaksinnya seperti vaksin HPV, Hepatitis B, dan Hepatitis A.
©IKM 2020-02