Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"
  • Home
    • My Curriculum Vitae
    • Dr. Indra on Media
  • What's New
  • Health & Wellness Influencer & Motivator
    • Retirement Preparation from Health Point of View
    • Stres untuk Hebat
    • Health Topic Seminars
    • The Secret of Healthy Life Style
    • Company Health Management
    • Stop Smoking Course
    • Quality Service Excellent
    • Change Leadership Training and Self Improvement
    • Smile in Assertive Communication
    • Assertive Communication Skills
    • Employee Counseling for Productivity
    • Managerial Skills and Self Leadership Skills
    • Motivation and Job Satisfaction
  • Dr. Indra's Books
    • Book: "SEHAT untuk HEBAT"
    • Book: "STRES untuk HEBAT"
    • Book: "Revolusi Mental"
  • Blog: Medical Articles
    • Blog Index (A to Z)
    • Blog Index (by category)
    • Blog Articles: 2023
    • Blog Articles: 2022
    • Blog Articles: 2021
    • Blog Articles: 2020
    • Blog Articles: 2019
    • Blog Articles: 2018
    • Blog Articles: 2017
    • Blog Articles: 2016
    • Blog Articles: 2015
    • Blog Articles: 2014
    • Blog Articles: 2013
    • Blog Articles: 2012
    • Blog Articles: 2011
    • Blog Articles: 2010
  • Health Consultant (Praktek)
    • Location
    • Adult Vaccination
  • Health Tips Video
  • Health Calculator
    • BMI Calculator
    • Advanced BMI Calculator
    • BMI Calculator for Children
    • Ideal Body Weight Calculator
    • Exercise Calorie Calculator
    • Daily Calorie Calculator
    • Liquid Calorie Calculator
  • Health Pictures
  • My Travel and Other Blog
  • ABN Group
  • References & Partners
  • Contact Me

Topik ke-365: Pencegahan COVID-19

7/3/2020

0 Comments

 
Picture
Artikel ini terakhir di-update tgl. 7 Mei 2020

Pendahuluan

Penyakit yang sampai Mei 2020 ini sedang menjadi pandemi, sudah menjadi endemi di Indonesia. “Keheranan” yang sebelumnya pernah ditujukan kepada Indonesia karena belum ada yang terdeteksi positif, terjawab sudah. Kepercayaan diri yang sebelumnya cendrung “kebablasan” pun kini runtuh, berganti dengan suatu kondisi kekhawatiran yang ternyata juga berlebihan. Awalnya banyak yang memiliki kepercayaan diri terlalu tinggi yang cendrung takabur bahwa orang Indonesia “kebal” terhadap COVID-19. Berganti dengan keterkejutan karena ternyata orang Indonesia tidak kebal. Lalu dilanjutkan dengan kondisi kepanikan massal sehingga banyak orang seperti kehilangan “kewarasannya”. Yang harusnya kita lakukan adalah lebih mengenali penyakit ini terutama cara pencegahannya, bukan panik tidak beralasan. Dalam artikel ini kita lebih membahas mengenai pencegahan penularan COVID-19. Untuk mengerti lebih dalam mengenai COVID-19, Anda bisa baca dalam artikel sebelumnya.
 
Fakta Mengenai COVID-19 dan Pencegahannya
  • COVID-19 merupakan penyakit yang mudah menular dan bisa menular dari manusia ke manusia.
  • Penularan COVID-19 berasal dari droplets yang menempel pada benda lalu dihantarkan terutama oleh tangan.
  • Penggunaan masker sangat penting bagi yang sakit untuk melindungi orang lain tidak tertular oleh dirinya.
  • Menjaga daya tahan tubuh dan kebersihan tangan adalah upaya utama agar terhindar dari kemungkinan tertular COVID-19.
  • Social distancing juga menjadi krusial setelah bertambah banyaknya kasus positif di Indonesia.
Cara Penularan COVID-19
Sebelum kita mencegah suatu penyakit, sudah pasti kita harus mengerti terlebih dahulu bagaimana penyakit tersebut menular. COVID-19 disebabkan oleh virus yang mirip SARS-CoV yang mewabah tahun 2002. Bahkan sebelum diberikan nama COVID-19, awalnya disebut dengan nama virusnya yaitu SARS-CoV-2 . Lebih jauh lagi, virus penyebab COVID-19 merupakan virus Corona. Dengan demikian cara penularannya sama seperti virus-virus Corona lainnya. Yaitu melalui droplets dari orang yang sakit menempel pada suatu media perantara, menular ke orang lain. Orang yang sakit mengeluarkan droplets atau butiran kecil air dari mulut atau hidung ketika ia batuk, bersin, tertawa, berbicara, bahkan ketika bernafas. Droplets ini lalu menempel pada benda seperti meja, gagang pintu, alat tulis, lembaran uang, dll. Lalu disentuh oleh orang sehat, lalu orang sehat tersebut menyentuh mata, hidung atau mulutnya; maka tertularlah dia. Artinya, tangan kita adalah media perantara utama penularan dari COVID-19.
 
Menghindari Droplets
Bararti, semua hal yang dapat mencegah droplets tersebut menempel di tangan kita, adalah cara untuk menghindari penularan COVID-19. Atau, walaupun sudah tersentuh secara tidak sengaja; maka semua hal yang dapat mencegah agar tangan kita tidak menjadi media penularan ketika kita menyentuh mata, hidung, atau mulut, adalah juga cara untuk mencegah COVID-19. Jadi “pakem” yang harus selalu diingat untuk menghindari penularan COVID-19 adalah “stop touching your face before washing your hands” atau “berhenti menyentuh muka Anda sebelum mencuci kedua tangan Anda”. Menjaga kebersihan tangan menjadi syarat utama agar tangan tidak menjadi sumber penularan.
 
Mencuci Tangan
Biasakan untuk sering mencuci tangan. Cucilah tangan Anda memakai sabun dan air, karena virus penyebab COVID-19 ini memiliki “kulit” yang terbuat dari lipoprotein yang bisa dihancurkan dengan sabun apa saja. Bila memungkinkan gunakanlah sabun antiseptik. Tapi bila tidak tersedia air dan tangan Anda terlihat tidak kotor, bisa juga mencuci tangan dengan cairan pembersih berbasis alkohol atau yang dikenal dengan sebutan handrub. Cairan handrub ada yang berbasis alkohol saja, ada juga yang ditambahkan dengan zat aktif lain seperti chlorhexidine. Mencuci tangan, baik dengan sabun plus air atau handrub, cara mencuci tangan tetap sama, sbb.:
  1. Usap memutar antara telapak dengan telapak tangan
  2. Telapak dengan telapak tangan dan jari saling terkait
  3. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri lalu telapak tangan kiri di atas punggung tangan kanan
  4. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
  5. Jempol kiri diusap oleh telapak tangan dan sebaliknya
  6. Jari kanan menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri sebaliknya
  7. Pergelangan tangan kiri dengan telapak tangan kanan, lalu sebaliknya.
  8. Bila menggunakan sabun, bilas lalu keringkan. Bila menggunakan handrub selesai sampai nomor 7.
Picture
Harus selalu diingat waktunya untuk mencuci tangan, sbb.:
  • Setelah batuk atau bersin
  • Sebelum, saat dan setelah mempersiapkan makanan
  • Sebelum dan sesudah makan
  • Setelah ke toilet
  • Saat merawat orang yang sakit
  • Ketika tangan terlihat kotor
  • Setelah memegang hewan atau membersihkan kotorannya.
 
Menggunakan Masker
Masker yang dijual bebas atau  yang dikatakan sebagai masker bedah (surgical mask) tidak bisa mencegah seseorang untuk tertular COVID-19. Karena sedianya digunakan oleh dokter bedah untuk melindungi pasien dari dirinya yang berpotensi menularkan penyakit. Jadi untuk kasus COVID-19 juga tidak berbeda; masker digunakan untuk orang yang sedang sakit, untuk melindungi dirinya agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain. Sebaiknya memang masker bedah, tapi bila tidak ada, masker kain pun baik dari pada tidak ada sama sekali. Jadi bila Anda sedang sering batuk atau bersin, maka gunakanlah masker. Atau bila seseorang sedang merawat orang yang sakit, untuk mencegah agar yang sedang sakit tidak berpotensi bertambah penyakitnya dari orang yang merawatnya. Bila Anda menggunakan masker, bukan berarti jadi terbebas dari mencuci tangan. Malah tendensinya bila sedang memakai masker, seseorang akan tambah sering menyentuh mukanya untuk membenarkan masker.
 
Menggunakan masker juga harus dilakukan dengan benar, sbb.:
  • Bersihkan tangan dengan sabun atau handdrub sebelum menyentuh masker
  • Pastikan masker menutup rapat hidung, mulut, hingga di bawah dagu
  • Saat digunakan, hindari menyentuh bagian depan masker
  • Ganti masker dengan yang baru maksimal setiap 4 jam, agar tidak terjadi penumpukan mikroba di bagian dalam masker.
  • Melepaskan masker, lakukan dengan memegang tali kaitan
  • Untuk masker bedah, buang masker ke tempat sampah tertutup, jangan dibuang sembarangan
  • Untuk masker kain cuci dengna sabung dan air sebelum digunakan kembali.
 
Bila Ingin Bepergian
Dengan adanya pembatasan sosial berskala besar yang kini diterapkan di Indonesia, maka bepergian harus ditunda kecuali benar-benar perlu dan terpaksa. Bila memang harus sekali untuk bepergian apa lagi ke luar negeri, atau bertemu dengan orang dari luar negeri, atau bertemu dengan orang yang dicurigai menjadi ODP; kemudian Anda mengeluhkan batuk atau demam >38°C atau sesak nafas; maka segeralah memakai masker dan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Jangan lupa untuk menceritakan riwayat perjalanan dan aktivitas Anda kepada dokter yang memeriksa.

Di Tempat Kerja
Bila Anda termasuk yang tetap harus bekerja, ikutilah semua saran dan tips dari Kementrian Kesehatan. Lakukan apa yang memang esensial untuk dilakukan. Bila bisa dikerjakan di rumah, kerjakanlah dari rumah. Sediakan handrub serta sabun cuci tangan pada setiap washtavel di tempat kerja dan sarankan agar setiap orang rajin untuk mencuci tangan secara rutin. Bila ada kolega yang sakit, mereka harus beristirahat di rumah. Bila COVID-19 sudah beredar ke lingkungan sekitar, karyawan yang menunjukkan tanda-tanda seperti penyakit COVID-19 harus mengikuti protokol yang sudah ditetapkan Kementrian Kesehatan.

Orang Dalam Pemantauan
Boleh jadi sudah sedemikian rupa menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh, seseorang tetap tertular. Di Indonesia ditetapkan tujuh kelompok kasus; baca dalam artikel sebelumnya untuk mengetahui jenis kasus dan protap pemeriksaannya. Ada protap yang masih dilakukan di rumah masing-masing, ada yang sudah harus di rawat di RS. Bagi yang masih dilakukan di rumah masing-masing, yang bersangkutan harus:
  1. Istirahat di rumah dan tidak beraktivitas keluar rumah selama minimal 14 hari ke depan
  2. Selalu memakai masker di manapun selama 14 hari tersebut
  3. Dipantau oleh Puskesmas sesuai tempat tinggal setiap hari selama 14 hari ke depan
  4. Jika gejala memburuk dapat kembali melapor ke POSKO Pelayanan Darurat COVID-19 Indonesia di nomor bebas pulsa 117.
  5. Jaga kesehatan dan kebersihan diri dengan menjaga kebersihan tangan
  6. Selama Anda sakit, tutuplah mulut dan hidung dengan tisu atau lengan atas bagian dalam ketika bersin atau batuk
  7. Tisu yang sudah digunakan, harus dibuang langsung ke tempat sampah, jangan dibiarkan tergeletak sembarangan
  8. Cuci tangan setiap setelah batuk atau bersin
  9. Batasi diri melakukan kontak dengan orang lain dalam jarak dekat, apa lagi ketika batuk atau bersin
  10. Ingat untuk tidak pula meludah secara sembarangan
  11. Cukupkan minum dan jalankan 5 pilar hidup sehat; baca dalam artikel lainnya.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Picture
Skenario Pandemi
COVID-19 ini disebabkan oleh virus yang aman sangat mudah sekali untuk menyebar dengan cara seperti yang diuraikan di atas. Seapik apapun kita untuk mencegahnya, kita akan hanya bisa memperlambat laju penularannya bukan untuk mencegahnya sama sekali agar tidak menular. Ada dua skenario pandemi untuk penyakit yang sangat mudah menular seperti ini yaitu pandemi yang cepat dan pandemi yang lambat. Keduanya boleh jadi menulari jumlah orang yang sama, tapi angka kematian antara keduanya bisa jauh berbeda.
  1. Pandemi yang cepat. Terjadi bila kita tidak melakukan atau sedikit melakukan upaya penyebaran. Memang pandemi akan cepat selesai, tapi karena jumlah orang yang sakit dalam jumlah yang bersamaan akan sangat banyak. Hal ini membuat sarana pelayanan kesehatan, jangankan di Indonesia, di negara maju pun akan sangat kewalahan. Kita akan kekurangan tenaga medis, karena mereka pun mungkin akan sakit dalam waktu yang bersamaan. Kita akan kekurangan peralatan  medis, kekurangan tempat rawat inap dan yang paling krusial kita akan kekurangan ventilator; yaitu alat yang menentukan hidup/mati dan selamat/tidak-nya seorang penderita COVID-19 yang kritis. Dokter akan sering harus menentukan siapa yang berhak hidup dan siapa yang harus mati karena keterbatasan tersebut.
  2. Pandemi yang lambat. Terjadi bila kita melakukan usaha menahan laju penyebaran. Pandemi jenis ini akan lama baru selesai, bisa dalam hitungan bulan bahkan tahun. Tapi karena yang sakit “berarisan”, tidak sekaligus; maka sarana dan prasarana kesehatan memiliki ruang gerak yang lebih leluasa dalam merawat penderita COVID-19. Seorang penderita akan memiliki kesempatan sembuh lebih besar, sehingga angka kematianpun akan bisa jauh lebih rendah dari skenario pertama.
 
Social Distancing
Agar yang terjadi adalah skenario pandemi yang kedua, maka kita harus bisa menahan sebisa mungkin laju penyebaran penyakit ini. Cara yang paling ampuh adalah memutus rantai penularan tersebut dengan cara setiap individu membatasi diri untuk tidak bertemu orang lain. Bila harus berada di dekat orang lain, maka harus menjaga jarak setidaknya 2 meter agar droplets yang bisa saja membawa virus tidak harus menempel di tubuh orang lain atau tidak harus tersentuh oleh orang lain. Inilah yang dimaksud dengan social distancing atau “berjauhan secara sosial”. Itulah sebabnya kini sangat dianjurkan untuk semua kegiatan yang sifatnya pertemuan fisik dapat ditunda dulu atau diminimalisir. Bekerja dan sekolah bisa dari jarak jauh memanfaatkan teknologi internet. Social distancing bukan kesempatan Anda untuk berlibur bersama keluarga yang malah merusak esensinya. Tapi social distancing yang paling utama adalah sesuai tagar #dirumahaja.

PSBB
PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, adalah versi lanjutan dari social distancing. PSBB kini sudah diterapkan di Jakarta dan daerah pendukungnya yaitu Bodetabek. Serta di daearah Bandung Raya. Pembatasan berskala besar tersebut sangat tergantung dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. Pemerintah berusaha untuk sefleksibel mungkin dengan tetap mengedepankan azas keamanan dan pencegahan penularan COVID-19 ini. Maka sebagai masyarakat yang patuh, dan sebagai orang cerdas yang ingin penyakit ini segera bisa kita atasi; kita harus secara bersama-sama menerima dan menjalaninya. Senantiasalah untuk mencari berita dan memahami ketentuan yang ditetapkan tersebut.
 
Lockdown
Ada lagi istilah yang sering didengar pada kasus pandemi seperti pandemi COVID-19 ini, yaitu lockdown. Adalah suatu istilah saat pemerintah setempat harus mengunci wilayahnya dari lalu lintas manusia, baik masuk atau keluar; dengan tujuan melakukan “social distancing” secara extreme untuk wilayahnya. Lockdown bisa dalam skala kecil seperti sebuah kota. Tapi bisa juga sebuah propinsi, bahkan sampai lock down satu negara. Biasanya di dalam wilayah yang dilakukan lock down, ada peraturan ketat social distancing yang harus dijalankan oleh warga yang ada di dalamnya. Biasanya mereka tidak diperbolehkan sama sekali ke luar rumah. Tempat keramaian seperti mall, bioskop, café, restoran, tempat hiburan, dll.; semuanya ditutup. Ada yang menerapkan jam malam (curfew). Penegakan peraturan tersebut bisa dilakukan dalam batas anjuran, tapi ada pula yang sampai menggunakan kekuatan militer agar semuanya patuh. Tujuannya tetap sama, yaitu menahan laju penyebaran.
 
Vaksin COVID-19
Vaksin dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 ini sudah selesai dikembangkan. Namun saat ini masih dalam tahap pengujian dan masih harus menjalani beberapa uji klinis di lapangan, yaitu pada daerah yang berdampak sangat parah terhadap COVID-19 seperti AS dan negara-negara di Eropa. Setelah nanti uji klinis selesai akan dinilai efektivitasnya. Bila masih belum memuaskan, maka vaksin akan kembali dikembangkan dan akan menjalani proses yang sama kembali. Tapi walaupun bila efektivitasnya dinilai cukup baik, bukan berarti pula bisa dapat kita nikmati. Karena harus dievaluasi kembali kondisi outbreak saat vaksin akan diproduksi masal. Bisa jadi pada saat itu, pandemi sudah selesai dan sebagian besar orang sudah kebal terhadap SARS-CoV-2 atau yang disebut sebagai herd immunity atau kekebalan komunitas. Atau lebih buruk, ternyata virusnya bermutasi sehingga vaksin tersebut sudah tidak berguna karena sudah tidak bisa melindungi dari virus hasil mutasinya. Kita tunggu saja!
 
Jangan Panik dan Jangan Parno
Hal yang lebih bahaya dari virus 2019-nCoV dan penyakit COVID-19 itu sendiri adalah sikap panik dan paranoid. Karena kepanikan dan ketakutan yang berlebih, COVID-19 menjadi lebih mengerikan dari pada yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh pemberitaan media yang terlalu masif. Belum lagi efek dari era 4.0 dengan kemudahan akses internet membuat sebuah berita sangat gampang menjadi viral. Bila dibandingkan dengan penyakit lain, sebutlah saja DBD; maka COVID-19 sesungguhnya tidak lebih bahaya. Di Indonesia setiap tahun dari 2014 hingga 2019, jumlah penderita demam berdarah Dengue berkisar antara 53 ribu hingga 100 ribu setiap tahun; dengan jumlah kematian per tahun antara 133 hingga 1.600 jiwa. Tapi karena sudah sangat biasanya kita mendengar tentang demam berdarah, kita sudah tidak lagi panik atau paranoid. Media pun sudah tidak memberitakannya secara masif. Bukan mengecilkan COVID-19 sampai kita harus lengah, tapi kita harus bisa untuk lebih tenang dan jangan sampai ikut-ikutan paranoid.
 
Penutup
Dunia sudah pernah mengalami 2 kali KLB atau kejadian luar biasa (outbreak) virus Corona sebelumnya yaitu SARS-CoV dan MERS-CoV. Cepat atau lambat kita juga akan terbiasa dengan adanya KLB serta pemberitaan COVID-19 ini. Sampai tengah April 2020 pun, di seluruh dunia sudah tambah banyak orang yang sembuh. Intinya, mari kita berikhtiar agar tidak mudah tertular seperti yang diuraikan di atas, dengan senantiasa berdoa agar diberikan lindungan oleh Allah SWT.

©IKM 2020-03 - updateed 2020-05
0 Comments



Leave a Reply.

    Home >> Medical Articles >> 2020

    Medical Articles 2020

    Picture
    Lihat daftar artikel lainnya, click pada gambar

    Picture
    Maknai stres, untuk membuat hidup menjadi lebih hebat. Baca di sini.

    Bila Anda suka dengan blog ini, silakan "like" artikelnya di bagian bawah setiap artikel dan silakan menikmati artikel lainnya pada blog tahun 2019. Click di sini.

    Picture

    Author

    Dr. Indra K. Muhtadi adalah seorang Health Influencer dan konsultan pada berbagai professional training di Indonesia.

    Selama pandemi COVID-19, Dr. Indra juga aktif sebagai New Normal Consultant (Konsultan Adaptasi Kebiasaan Baru) di beberapa perusahaan.

    Sebagai dokter, ia sangat piawai memberikan konsultasi kesehatan dengan bahasa ringan sehingga membuat masalah medis menjadi sesuatu yang mudah untuk dipahami.

    Click di sini untuk berkonsultasi dengan Dr. Indra

    These Blogs are written in Bahasa Indonesia. I hope these blogs can help those who search the information about the topic discussed in the radio.  Feel free to give comments and if you need an English version of the content from these blogs, please don't hesitate to
    contact me.


    Instagram Follow Dr. Indra on Instagram
    Follow @indrakm

    Archives

    December 2020
    November 2020
    October 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020

    Categories

    All
    Agar Tidak Sering Sakit
    Antara Pria & Wanita
    Batuk Pilek Biasa (Common Cold)
    Berpacu Menemukan Vaksin C19 (C19 Vaccine Race)
    COVID-19
    COVID-19 Dan UV-C
    COVID-19; To Vaccine Or Not To Vaccine
    Dewasa Muda & COVID-19
    Dewasa Muda & Diabetes
    Diabetes Pada Orang Kurus
    Diet Dan Kanker
    EVALI
    Fakta-Mitos-Hoax Seputar COVID-19
    Gagal Jantung (Heart Failure)
    Gejala Dan Deteksi Dini Kanker
    Gelaja COVID-19 Yang Tidak Biasa
    Generasi Capek; Dewasa Muda Lebih Mudah Stres
    Generasi Cuek; Dewasa Muda Lebih Mudah Sakit
    Happy Hypoxia
    Jangan Kurang Tidur Di Masa Pandemi
    Kecemasan Pada Wanita
    Kesehatan Mata Vs. Gadget (Digital Eyestrain)
    Masker Di Masa Pandemi C19
    Melakukan Tes COVID-19
    Mutasi COVID-19 Vs. Obat & Vaksin
    New Normal Era & Kesehatan Versi 3.0
    OTG (Orang Tanpa Gejala) COVID-19
    Panduan Minum Sehat
    Pencegahan COVID-19
    Penyakit Katup Jantung (Heart Valves Disease)
    Penyakit & Kondisi Comorbid COVID-19
    Serba-Serbi Datang Bulan
    Sistem Imunitas
    Teh Vs. Kopi
    Wuhan Corona Virus (2019-nCoV / COVID-19)


    Picture
    Terima kasih untuk mendukung usaha saya dan berbagi informasi
    Thank you for supporting my effort and sharing my knowledge

    Picture

    Picture of the week
    Picture
    COVID-19; To Vaccine or Not To Vaccine - Divaksin Atau Tidak

    Navigation:
    Back to Blog Main Page
    Back to Blog Index

Proudly powered by Weebly