Karena pandemi COVID-19 (C19) ini, banyak aktivitas yang kita lakukan di rumah atau dari rumah. Yang paling trend adalah WFH (work from home) dan SFH (school from home). Kerja atau sekolah di/dari rumah ini harus dijalani, terlepas kita atau yang melakukan menyukainya atau tidak. Sudah pasti WFH dan SFH ini ada manfaat dan ada juga kerugiannya. Salah satu kerugian tersebut ada pada sisi kesehatan, tepatnya pada kesehatan mata. Karena saat WFH dan SFH kita menghabiskan waktu lebih banyak untuk menatap layar gadget atau dalam bahasa Indonesianya gawai; seperti laptop, tablet, HP, dll. Suatu aktivitas yang beresiko bagi kesehatan mata kita. Sehingga kita harus tahu bagaimana caranya agar mata bisa tetap sehat walaupun harus WFH atau SFH.
- 87% orang dewasa di AS menggunakan satu atau lebih gadget, lebih dari 2 jam dalam sehari.
- American Optometric Association (AOA) pernah melaporkan bahwa 41% orang tua di AS mengaku anak-anaknya dalam sehari menghabiskan waktu 3 jam atau lebih menggunakan perangkat digital.
- 66% dari anak-anak tersebut memiliki tablet atau HP mereka sendiri.
- Bahkan banyak yang menggunakan gadget sampai beberapa jam sebelum mengambil waktu istirahat.
- Yang dianggap sebagai pengganggu kesehatan mata dari gadget terutama blue dan violet lights yang dikeluarkannya.
Kehidupan kita di zaman modern ini tidak mungkin bisa terpisahkan dari gadget, apa lagi di masa pandemi sekarang ini. Penggunaan gadget dapat mengganggu kesehatan bila digunakan dengan cara yang tidak tepat. Jadi bukan masalah penggunaan gadget-nya, tapi karena salah dalam menggunakan gadget tersebut. Gangguan kesehatan karena penggunaan gadget yang tidak tepat tersebut bukan hanya pada kesehatan mata saja. Bisa juga terjadi gangguan pada leher dan punggung, serta sering muncul keluhan seperti sakit kepala dan fatigue. Dalam jangka panjang, penggunaan gadget yang tidak tepat bisa menyebabkan ancaman bagi kesehatan secara keseluruhan untuk jangka waktu yang tidak sebentar.
Digital Eye Strain
Penggunaan gadget yang tidak tepat memang paling banyak terjadi pada mata, karena matalah yang paling lelah saat kita menggunakan laptop, tablet, HP, dll. Dalam bahasa inggris sampai dikenal dengan istilah digital eye strain yang bila diartikan bebas adalah “kerusakan mata akibat alat-alat digital”. Kadang disebut juga sebagai computer vision syndrome atau “sindroma penglihatan karena penggunaan komputer”. Kondisi
ini bahkan terjadi pada anak-anak, karena nyaris sejak lahir anak di dunia sekarang diperkenalkan dengan gadget. Dan tidak akan lepas dalam kehidupan mereka untuk selama-lamanya. Keluhan di mata dan penglihatan yang sering muncul pada kasus digital eye strain adalah mata lelah, pandangan tidak fokus, pandangan kabur, pandangan double, rasa terbakar di mata, mata kering, mata gatal, dan mata merah. Kondisi ini bila dibiarkan bisa menjadi komplikasi jangka panjang seperti gangguan tidur, katarak, masalah pada retina, sampai macular degeneration.
Perangkat Elektronik
Perangkat elektronik juga mengeluarkan energi yang tinggi, dalam bentuk sinar biru (blue light) dan sinar ungu (violet light) dengan pajang gelombang yang pendek. Panjang gelombang dan energi yang dikeluarkan blue/violet light mirip dengan sinar UV sehingga bisa menyebabkan kerusakan yang sama. Paparan lama dari kedua sinar inilah yang berkontribusi utama mencetus digital eye strain dan rasa tidak nyaman di mata tadi. Blue/violet light juga mempengaruhi pola tidur dan irama sirkadian (circadian rhythms), bila terpapar berdekatan dengan waktu tidur. Efek ini akan lebih terasa pada anak-anak dibandingkan dewasa. Anak yang menggunakan HP sebelum tidur, biasanya akan sulit untuk tertidur, malah bisa menyebabkan insomnia pada anak. Kedua sinar ini juga dapat mengakibatkan penuaan dini pada sel-sel di mata, yang disebut macular degeneration. Suatu kerusakan mata yang seharusnya terjadi pada orang tua dimana dapat sampai menyebabkan kebutaan.
Penyebab Eyestrain
Secara umum eyestrain dapat terjadi karena beberapa penyebab dan kondisi sbb.:
- Bila mata harus memfokuskan pada satu pekerjaan/ pandangan untuk waktu lama seperti menyetir kendaraan, membaca, sudah pasti karena menggunakan gadget, dll.
- Bisa juga disebabkan karena kondisi cahaya yang terlalu terang atau gelap.
- Ukuran kaca mata yang sudah berubah, namun tetap dipaksakan saat beraktivitas.
- Terlalu lama menggunakan lensa kontak (contact lenses).
- Sudah memiliki masalah pada mata sebelumnya seperti iritasi mata, mata merah, infeksi, glaucoma, dll.
- Kelelahan tubuh dan stres psikis secara umum, juga dapat menyebabkan eyestrain.
Sedangkan kejadian eyestrain sebagai akibat dari penggunaan gadget yang dikenal dengan “digital eyestrain” adalah sbb.:
- Posisi tubuh dan kepala yang salah saat menatap gadget.
- Jarak antara mata dan gadget terlalu jauh atau terlalu dekat.
- Brightness atau pengaturan terang layar yang terlalu terang atau terlalu gelap relatif terhadap pencahayaan ruangan.
- Terlalu asyik, sehingga lupa atau jarang untuk mengedip.
- Terlalu asyik, sehingga lupa untuk minum membuat organ termasuk mata menderita dehidrasi.
- Dan sudah pasti seperti yang diuraikan di atas, akibat terpapar blue dan violet lights.
Untuk melindungi mata kita agar tidak terkena dampak negatif dari penggunaan gadget, maka cara penggunaannya harus tepat. Sebenarnya caranya pun tidak terlalu sulit, yang paling utama adalah melakukannya dengan prinsip 20-20-20. Maksudnya adalah setiap 20 menit menggunakan gadget, mata harus diistirahatkan selama 20 detik, dengan melihat ke jarak minimal 20 kaki (sekitar 6 meter).
- 20 menit. Tidak ada cara yang lebih efisien mengingatkan interval waktu 20 menit untuk mengistirahatkan mata selain menggunakan reminder. Ada banyak aplikasi berbasis android atau iOS yang bisa dimanfaatkan.
- 20 detik. Mata kita baru bisa sangat rileks setelah memandang jauh setidaknya 20 detik. Jadi 20 detik di sini adalah waktu minimal, bila dilakukan lebih dari 20 detik, maka akan lebih baik.
- 20 kaki. Mata kita baru bisa sangat rileks bila memandang jarak sekitar 6 meter. Jadi 6 meter di sini pun adalah jarak minimal, bila memandang objek yang lebih jauh lagi, maka semakin baik.
Tips Lain Mencegah Eyestrain Akibat Gadget
Selain prinsip utama 20-20-20 di atas, ada hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah eyestrain akibat gadget ini sbb.:
- Posisi layar. Pastikan antara mata dan gadget berada pada jarak yang tepat. Yang direkomendasikan adalah sepanjang lengan atau sekitar 40 cm. Penggunaan gadget pun harus dalam posisi duduk dimana tinggi layar tidak boleh lebih tinggi dari mata.
- Ukuran huruf. Atur besar ukuran huruf pada layar gadget pada ukuran yang paling nyaman Anda untuk membacanya tanpa kesulitan. Semakin tua usia, biasanya ukuran huruf harus dibuat semakin besar.
- Pencahayaan Ruangan. Jangan anggap enteng pencahayaan sekitar Anda saat menggunakan gadget. Cahaya sebaiknya berasal dari belakang atau dari atas kepala Anda, dan pastikan cahaya dari depan Anda tidak terlalu terang.
- Pengaturan brightness. Tingkat kecerahan layar gadget juga harus di atur. Tidak terlalu gelap, tapi tidak pula terlalu terang relatif terhadap pencahayaan sekitar. Gadget generasi baru, kini sudah banyak yang dilengkapi fitur pengaturan brightness secara otomatis.
- Pengaturan udara. Mata kita sangat sensitif terhadap kondisi udara. Jadi jangan menggunakan gadget pada lokasi atau ruangan dengan kualitas udara yang buruk, seperti di pinggir jalan raya, banyak asap rokok, dll. Bahkan sebaiknya atur suhu ruangan pada suhu antara 23-25 °C.
- Posisikan material pekerjaan secara tepat. Bila Anda mengetik pada laptop atau komputer dengan sumber dari sebuah bahan, pastikan kertas tersebut berada pada posisi yang nyaman tanpa Anda harus terlalu menggerakkan kepala, sedemikan rupa sehingga leher bahkan mata saat beralih antara kertas dan layar laptop tetap nyaman.
- Kejernihan layar. Jangan anggap enteng kejernihan layar. Bersihkan secara berkala layar gadget Anda dan segera ganti layar yang pecah.
- Gunakan kaca mata. Bila mata Anda memang sudah harus dibantu dengan kaca mata, baik itu karena rabun dekat (hypermetropy) atau silindris (astigmatism); maka harus selalu digunakan bila menggunakan gadget.
- Miliki kaca mata dengan blue light filter. Teknologi lensa kaca mata sekarang semakin maju. Sekarang ada yang dilengkapi dengan blue light filter.
- Hindari penggunaan lama lensa kontak. Lebih baik Anda menggunakan kaca mata dari pada lensa kontak bila akan lama menggunakan gadget, apa lagi bila di rumah saja.
- Gunakan obat tetes mata. Konsentrasi tinggi menatap layar gadget akan membuat frekuensi berkedip menjadi berkuang secara dramatis. Mengediplah setiap Anda mengingatnya, dan secara rutin teteskan mata dengan obat tetes mata yang berisi air mata tiruan artificial tears, untuk melumasi mata. Apa lagi bila sudah mulai terasa mata menjadi agak kering dan letih.
- Kurangi waktu penggunaan gadget. Kurangi waktu menggunakan gadget bila memang tidak terlalu perlu. Batasi penggunaan gadget pada anak dengan memberikan mereka kesibukan lain. Terutama dengan menambah aktivitas di luar rumah.
Menangani Eyestrain
Kabar baik dari eyestrain bahwa bila kejadian keluhannya baru sebentar, ia tidak bersifat kumulatif dan akan kembali normal, asal mata tidak lupa untuk diistirahatkan. Bila sudah diistirahatkan masih terasa tidak nyaman, atau tetap masih ada keluhan, maka sudah saatnya untuk diperiksakan ke dokter mata. Hal ini terjadi biasanya akibat eyestrain terjadi berulang, bahkan mungkin terjadi setiap hari. Dokter akan melakukan pemeriksaan mata secara umum juga pemeriksaan refraksi (ukuran kaca mata). Karena ukuran kaca mata lebih cepat berubah bila terlalu sering menggunakan gadget. Atau yang tadinya tidak menggunakan kaca mata, kini menjadi harus dibantu dengan kaca mata.
Melindungi Mata
Memeriksa kesehatan mata secara reguler harus dilakukan seperti kita memeriksa kesehatan gigi; yaitu setiap 6 bulan sekali. Suatu hal yang amat jarang dilakukan orang saat ini, apa lagi di Indonesia. Hampir selalu seseorang mencari dokter mata setelah ada gangguan di matanya. Tidak ada waktu yang lebih tepat dari sekarang untuk mulai merencanakan memeriksakan mata secara rutin, karena di masa WFH dan SFH ini mata kita digunakan lebih banyak dari sebelumnya. Khusus untuk anak-anak pemeriksaan mata secara rutin lebih dipentingkan terutama di masa pertumbuhan 5 sd. 13 tahun. Tujuannya adalah dapat menemukan masalah lebih dini, karena terutama pada anak hal tersebut akan membedakan masa depan mereka antara memiliki mata sehat atau tidak di kemudian hari.
Penutup
Selain dari tips di atas, mata juga dapat menjadi sakit dan rusak karena kondisi medis lainnya seperti penyakit metabolisme terutama tekanan darah tinggi dan kencing manis. Juga bisa karena polusi udara dari asap rokok yang bahaya untuk mata. Jagalah mata sebaik-baiknya, periksa kesehatan mata ke dokter mata secara berkala, tangani tekanan darah tinggi dan kencing manis sebaik-baiknya, serta jauhi asap rokok.
©IKM 2020-06