Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"
  • Home
    • My Curriculum Vitae
    • Dr. Indra on Media
  • What's New
  • Health & Wellness Influencer & Motivator
    • Retirement Preparation from Health Point of View
    • Stres untuk Hebat
    • Health Topic Seminars
    • The Secret of Healthy Life Style
    • Company Health Management
    • Stop Smoking Course
    • Quality Service Excellent
    • Change Leadership Training and Self Improvement
    • Smile in Assertive Communication
    • Assertive Communication Skills
    • Employee Counseling for Productivity
    • Managerial Skills and Self Leadership Skills
    • Motivation and Job Satisfaction
  • Dr. Indra's Books
    • Book: "SEHAT untuk HEBAT"
    • Book: "STRES untuk HEBAT"
    • Book: "Revolusi Mental"
  • Blog: Medical Articles
    • Blog Index (A to Z)
    • Blog Index (by category)
    • Blog Articles: 2023
    • Blog Articles: 2022
    • Blog Articles: 2021
    • Blog Articles: 2020
    • Blog Articles: 2019
    • Blog Articles: 2018
    • Blog Articles: 2017
    • Blog Articles: 2016
    • Blog Articles: 2015
    • Blog Articles: 2014
    • Blog Articles: 2013
    • Blog Articles: 2012
    • Blog Articles: 2011
    • Blog Articles: 2010
  • Health Consultant (Praktek)
    • Location
    • Adult Vaccination
  • Health Tips Video
  • Health Calculator
    • BMI Calculator
    • Advanced BMI Calculator
    • BMI Calculator for Children
    • Ideal Body Weight Calculator
    • Exercise Calorie Calculator
    • Daily Calorie Calculator
    • Liquid Calorie Calculator
  • Health Pictures
  • My Travel and Other Blog
  • ABN Group
  • References & Partners
  • Contact Me

Topik ke-390: Serba-Serbi Datang Bulan

4/12/2020

0 Comments

 
Picture
Pendahuluan
Tubuh wanita itu unik dan berbeda dengan pria, karena di dalam tubuh wanita ada satu sistem yang diciptakan Tuhan untuk bereproduksi. Wanita memiliki 2 kelompok organ yang bertujuan untuk itu, yaitu rahim denga aksesorisnya (adnexa-nya) serta sepasang payudara. Kedua kelompok organ tersebut bekerja diatur oleh simfoni hormonal yang sudah memiliki jadwal otomatisnya yang membuat suatu siklus berulang dari mulai wanita mengalami pubertas sampai dengan ia menopause. Siklus berulang itu disebut sebagai sebuah periode. Itulah sebabnya dalam bahasa Inggris disebut sebagai “period” dan pada setiap ujung periode terjadi menstruasi (biasa disingkat: mens). Di Indonesia biasa juga disebut dengan “datang bulan”. Jadwal permainan simfoni hormonal ini akan membedakan durasi, frekuensi, serta intensitas datang bulan antara wanita satu dengan yang lain dan juga yang mencetus berbagai keluhan dan kelainan.

Fakta Tentang Datang Bulan
  • Datang bulan yang pertama pada anak yang memasuki masa purbertas dikatakan sebagai menarche.
  • Dikatakan menopause bila datang bulan sudah tidak terjadi dalam 1 tahun penuh.
  • Semakin cepat seorang anak mengalami menarche, biasanya semakin lama ia akan mengalami menopause. Tapi semakin besar resiko baginya terkena penyakit terkait paparan estrogen seperti kanker payudara.
  • Ada 4 fase dalam siklus “datang bulan” seorang wanita yang mewarnai hari-harinya. Baik fisik maupun psikis karena simfoni hormonal yang terjadi mencetus banyak hal.
Siklus Menstruasi
Sekali dalam kurang lebih setiap bulan, dalam satu siklus, tubuh seorang wanita dari pubertas sampai menopause akan mengalami beberapa perubahan. Tujuan sebenarnya adalah untuk mempersiapkan tubuhnya bila terjadi kehamilan. Dalam setiap siklus tersebut satu sel telur dimatangkan lalu dilepas dari ovarium. Secara paralel dinding bagian dalam dari rahim akan menebal. Bila tidak terjadi kehamilan, sel telur akan diserap kembali dan dinding bagian dalam rahim tersebut akan luruh yang disebut dengan masa menstruasi. Mulai hari pertama awal menstruasi tersebut, sebuah sel telur berikutnya mulai dipersiapkan kembali untuk siklus berikutnya, demikian seterusnya. Tapi Bila terjadi kehamilan, sel telur yang sudah dibuahi akan ditanam pada dinding rahim tersebut.
 
Fase Pada Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi wanita dibagi menjadi 4 fase dengan panjang waktu dalam setiap fase berbeda-beda pada setiap wanita tergantung permainan simfoni hormonal di dalam tubuhnya.
  1. Fase menstruasi. Fase ini dimulai ketika sebuah telur dari siklus sebelumnya tidak terbuahi. Karena tidak terjadi kehamilan, maka level hormon estrogen dan progesteron akan turun. Akibatnya dinding bagian dalam rahim yang tidak lagi diperlukan akan luruh melalui vagina berisi jaringan dinding rahim, darah dan lendir. Rata-rata wanita mengalami masa ini antara 3-7 hari. Pada masa ini wanita sering mengeluhkan keram/nyeri perut haid (Dysmenorrhea), payudara yang sensitif/nyeri bila tersentuh, perut terasa penuh, mood swing, mudah tersinggung, sakit kepala, merasa letih, dan nyeri di punggung bagian bawah.
  2. Fase Follicular. Fase ini juga dimulai secara paralel dengan fase pertama yaitu pada hari pertama menstruasi, tapi berakhir belakangan yaitu sampai terjadinya ovulasi atau dilepaskannya sel telur dari ovarium, sekitar 11-27 hari kemudian, yaitu pada 14 hari sebelum hari pertama menstruasi berikutnya. Di mulai ketika hypothalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitary untuk melepaskan FSH (follicle-stimulating hormone) yang menstimulasi ovarium memproduksi 5-20 kantung-kantung kecil dinamakan follicles; di mana pada setiap follicle terdapat satu calon telur. Dari 5-20 telur itu hanya satu telur yang matang (terkadang bisa 2). Sisanya akan diserap kembali oleh tubuh. Follicle yang matang mengeluarkan estrogen yang mencetus penebalan dinding dalam rahim sebagai persiapan bila terjadi pembuahan.
  3. Fase Ovulasi. Peningkatan estrogen pada fase follicular membuat kelenjar pituitary melepaskan LH (luteinizing hormone) pada 14 hari sebelum hari pertama mens berikutnya, yang mencetus terjadinya ovulasi. Yaitu ketika sebuah sel yang matang dilepaskan oleh ovarium. Saat ini terjadi, wanita akan merasakan peningkatan suhu basal tubuh dan vagina menjadi lebih lembab. Telur lalu bergerak di dalam fallopian tube ke arah rahim. Selama dalam perjalanan ke rahim tersebut yang kurang lebih terjadi dalam 24 jam, telur siap untuk dibuahi oleh sel sperma. Bila ketika ovulasi sudah terdapat sel sperma di fallopian tube, maka pasangan tersebut kemungkinan besar memiliki anak perempuan. Tapi bila sel sperma baru datang ketika ovulasi, maka pasangan tersebut kemungkinan besar memiliki anak laki-laki. Namun bila sampai 24 jam tidak bertemu sel sperma, maka telur akan diserap kembali oleh tubuh, dan wanita memasuki fase yang keempat.
  4. Fase Luteal. Setelah follicle melepas telurnya ia akan berubah menjadi corpus luteum yang melepaskan hormon progesterone dan sebagian kecil estrogen. Keduanya akan menyebabkan dinding dalam rahim akan semakin menebal. Bila terjadi kehamilan tubuh wanita akan memproduksi hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang menyebabkan corpus luteum tetap bertahan selama kehamilan dan menjaga ketebalan dinding dalam rahim. Bila tidak terjadi kehamilan, dalam proses 14 hari, corpus luteum akan menciut dan diserap oleh tubuh. Estrogen dan progesterone akan berkurang menyebabkan terjadinya menstruasi. Pada fase ini wanita sering mengeluhkan perut terasa penuh, payudara membengkak, mood swing, sakit kepala, nafsu makan naik, berat badan naik, libido menurun. Kelompok gejala yang dikenal dengan PMS.

Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Picture
Beda Wanita Beda Ceritanya
Setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda. Tidak ada dua wanita memiliki siklus yang persis sama. Jadi jangan dibanding-bandingkan. Perbedaannya terletak dari frekuensi, durasi, intensitas, sampai keluhan yang mungkin ditimbulkan. Ada yang secara teratur mendapatkan mens setiap bulan, ada yang tidak teratur. Lalu ada yang frekuensinya sekitar 28-30 hari, tapi ada yang lebih cepat atau lebih lambat. Ada yang intensitasnya banyak, ada yang sedikit. Dan Ada yang tidak menimbulkan keluhan berarti, namun ada yang sampai pingsan karena sakitnya. Bahkan pada orang yang sama saja bisa berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia atau faktor lain dalam tubuh dan pada kesehatannya secara umum. Salah satu cara mengetahui apakah seorang wanita memiliki kelainan pada datang bulannya, adalah dengan mencatat siklus mens guna mendapatkan pola spesifik pada dirinya. Tuliskan tanggal mulai dan selesai, lalu catat perkiraan banyaknya darah mens yang keluar, dan apakah ada spotting (bercak darah) di antara siklus menstruasi, serta catat setiap keluhan yang dirasakan.
 
Telat Datang Bulan
Jadi kapan dan bagaimana yang dikatakan telat datang bulan yang tidak normal itu? Intinya adalah bila seorang wanita sudah mengenal siklus menstruasinya dengan baik, lalu ia mengalami keterlambatan menstruasi, sementara ia sangat yakin tidak hamil, dan itu terjadi sudah lebih dari 40 hari (atau 6 minggu) dari hari pertama mens sebelumnya; maka inilah yang dikatakan dengan telat datang bulan tidak normal. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya telat datang bulan tersebut. Dari karena perubahan keseharian Anda, perubahan yang sebenarnya masih normal, perubahan karena suatu kondisi penyakit, sampai terjadi karena masalah psikis.
 
Hal Pengganggu Datang Bulan
Hal-hal pengganggu datang bulan bisa dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu fisiologis (bukan penyakit), patologis (karena penyakit), dan faktor psikis.

1. Fisiologis. Datang bulan bisa terganggu karena sesuatu yang normal dan bukan merupakan suatu penyakit seperti:
  • Hamil. Ya, siapa tahu seorang wanita hamil dan ia tidak sadari sehingga tidak datang bulan. Jadi jangan buru-buru minum obat ini-itu. Coba lakukan dulu tes kehamilan.
  • Memakai KB. Alat-alat KB terutama yang hormonal bisa mempengaruhi siklus mens mulai dari frekuensi, durasi, intensitasnya sampai bisa tidak mens sama sekali.
  • Mendekati menopause. Atau yang dikatakan memasuki masa peri-menopause. Normalnya terjadi sekitar usia 45-55 tahun, tapi ada wanita yang mengalaminya lebih cepat, pada awal 40 tahun. Bila seorang wanita sudah mendekati masa menopause, siklus mensnya bisa berubah.
  • Terlalu berat berolahraga. Wanita yang over exercised atau terlalu berat berolahraga juga dapat sampai tidak mens sama sekali. Ini terjadi karena yang bersangkutan membakar jauh lebih banyak kalori dari pada yang dimakan. Tubuh akhirnya mengorbankan proses lain termasuk proses reproduksi untuk ‘bertahan hidup’.

 2. Patologis. Gangguan datang bulan karena suatu penyakit:
  • PCOS (polycystic ovary syndrome). Merupakan suatu kelainan akibat terjadinya ketidak seimbangan hormonal di mana tubuh justru banyak memproduksi hormon pria (androgen) dan terjadi ketidakseimbangan insulin. Keduanya menyebabkan ketidaknormalan perkembangan telur di dalam ovarium yang bisa mencetus gangguan siklus menstruasi sampai tidak mens sama sekali.
  • Uterine fibroids. Merupakan tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim yang bisa mencetus mens menjadi lebih lama atau lebih banyak dari normal.
  • Kurang berat badan. Bila berat badan ada di bawah 10% dari berat normal relatif terhadap tinggi badan seorang wanita, akan mempengaruhi fungsi-fungsi tubuh termasuk terhentinya ovulasi sehingga terjadi gangguan menstruasi.
  • Obesitas. Sebaliknya obesitas juga mencetus perubahan hormon yang berpengaruh pada menstruasi yang telat atau tidak datang sama sekali.
  • Kelainan thyroid. Yang memang berefek pada metabolisme dan banyak fungsi di tubuh, juga akan mengganggu fungsi reproduksi wanita sehingga bisa tidak mens sama sekali.
  • Penyakit kronis. Seperti diabetes dll. juga dapat mengganggu siklus menstruasi. Pada diabetes, perubahan gula darah akan mencetus perubahan hormonal yang dapat mengganggu siklus menstruasi.
 
3. Psikis. Gangguan datang bulan karena faktor psikis:
  • Stres. Stres dapat membuat hormon di tubuh manusia menjadi berantakan produksi dan fungsinya. Dari yang sederhana saja seperti perubahan aktivitas keseharian saja dapat mengganggu otak memproduksi hormon. Apa lagi gangguan stres yang berat. Bukan hanya menstruasi yang terganggu tapi semua metabolisme dan fungsi dari tubuh.
  • Gangguan kelainan makan (eating disorders). Seperti anorexia, bulimia, dll. yang mengganggu sampai membuat ‘datang bulan’ tidak datang sama sekali.
 
Kapan Mencari Pertolongan Medis
Apa pun penyebabnya, segeralah mencari pertolongan medis bila seorang wanita mengalami:
  1. Menstruasi tidak terjadi sama sekali, atau tidak datang-datang lagi.
  2. Frekuensi dan durasinya tidak teratur.
  3. Menstruasi terjadi lebih dari 7 hari.
  4. Dari hari pertama ke hari pertama mens kurang dari 21 hari atau lebih dari 40 hari (lebih dari 6 minggu).
  5. Terjadi seperti mens lagi padahal sudah pada masa menopause (sudah 1 tahun sebelumnya tanpa mens).
  6. Ada perdarahan seperti mens di antara jadwal menstruasi.
  7. Terjadi rasa nyeri yang sangat (Dysmenorrhea).
 
Penutup
Setiap siklus menstruasi wanita itu berbeda. Jangankan dengan wanita lain, pada wanita yang sama dari bulan ke bulan berikutnya bisa berbeda. Jadi siklus yang normal pada seorang wanita bisa saja menjadi tidak normal bagi wanita lain, dan sebaliknya. Menjadi sangat penting bagi seorang wanita untuk mengenal siklus menstruasinya sendiri, seperti berapa lama frekuensi, berapa lama durasi, dan berapa banyak intensitasnya. Yang harus diwaspadai adalah bila terjadi perubahan dari kenormalan pada diri wanita masing-masing. Atau muncul tanda-tanda seperti di atas sehingga wanita tersebut harus segera mencari pertolongan medis.

©IKM 2020-12
Picture
0 Comments



Leave a Reply.

    Home >> Medical Articles >> 2020

    Medical Articles 2020

    Picture
    Lihat daftar artikel lainnya, click pada gambar

    Picture
    Maknai stres, untuk membuat hidup menjadi lebih hebat. Baca di sini.

    Bila Anda suka dengan blog ini, silakan "like" artikelnya di bagian bawah setiap artikel dan silakan menikmati artikel lainnya pada blog tahun 2019. Click di sini.

    Picture

    Author

    Dr. Indra K. Muhtadi adalah seorang Health Influencer dan konsultan pada berbagai professional training di Indonesia.

    Selama pandemi COVID-19, Dr. Indra juga aktif sebagai New Normal Consultant (Konsultan Adaptasi Kebiasaan Baru) di beberapa perusahaan.

    Sebagai dokter, ia sangat piawai memberikan konsultasi kesehatan dengan bahasa ringan sehingga membuat masalah medis menjadi sesuatu yang mudah untuk dipahami.

    Click di sini untuk berkonsultasi dengan Dr. Indra

    These Blogs are written in Bahasa Indonesia. I hope these blogs can help those who search the information about the topic discussed in the radio.  Feel free to give comments and if you need an English version of the content from these blogs, please don't hesitate to
    contact me.


    Instagram Follow Dr. Indra on Instagram
    Follow @indrakm

    Archives

    December 2020
    November 2020
    October 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020

    Categories

    All
    Agar Tidak Sering Sakit
    Antara Pria & Wanita
    Batuk Pilek Biasa (Common Cold)
    Berpacu Menemukan Vaksin C19 (C19 Vaccine Race)
    COVID-19
    COVID-19 Dan UV-C
    COVID-19; To Vaccine Or Not To Vaccine
    Dewasa Muda & COVID-19
    Dewasa Muda & Diabetes
    Diabetes Pada Orang Kurus
    Diet Dan Kanker
    EVALI
    Fakta-Mitos-Hoax Seputar COVID-19
    Gagal Jantung (Heart Failure)
    Gejala Dan Deteksi Dini Kanker
    Gelaja COVID-19 Yang Tidak Biasa
    Generasi Capek; Dewasa Muda Lebih Mudah Stres
    Generasi Cuek; Dewasa Muda Lebih Mudah Sakit
    Happy Hypoxia
    Jangan Kurang Tidur Di Masa Pandemi
    Kecemasan Pada Wanita
    Kesehatan Mata Vs. Gadget (Digital Eyestrain)
    Masker Di Masa Pandemi C19
    Melakukan Tes COVID-19
    Mutasi COVID-19 Vs. Obat & Vaksin
    New Normal Era & Kesehatan Versi 3.0
    OTG (Orang Tanpa Gejala) COVID-19
    Panduan Minum Sehat
    Pencegahan COVID-19
    Penyakit Katup Jantung (Heart Valves Disease)
    Penyakit & Kondisi Comorbid COVID-19
    Serba-Serbi Datang Bulan
    Sistem Imunitas
    Teh Vs. Kopi
    Wuhan Corona Virus (2019-nCoV / COVID-19)


    Picture
    Terima kasih untuk mendukung usaha saya dan berbagi informasi
    Thank you for supporting my effort and sharing my knowledge

    Picture

    Picture of the week
    Picture
    COVID-19; To Vaccine or Not To Vaccine - Divaksin Atau Tidak

    Navigation:
    Back to Blog Main Page
    Back to Blog Index

Proudly powered by Weebly