Hampir setiap orang pernah merasakan nyeri atau sakit kepala (headache). Penyebab dan macam sakit kepala memang cukup banyak. Karenanya, mengetahui dengan pasti penyebab dan jenisnya merupakan langkah awal untuk penyembuhannya. Pada tahun 1998 International Headache Society, membuat sistem pengklasifikasian sakit kepala dengan membaginya menjadi 13 kategori yang dibagi lagi menjadi total 129 sub tipe. Tapi secara umum dikelompokkan menjadi sakit kepala primer dan sekunder. Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang tanpa disertai dengan kelainan atau kondisi medis lain, sementara sakit kepala primer yang merupakan akibat atau sebuah gejala dari adanya suatu kelainan atau kondisi medis tertentu.
Fakta Tentang Sakit Kepala
- Sakit kepala menjadi alasan kedua terbanyak orang untuk mengunjungi dokter, dengan jumlah 10 juta kunjungan seluruh dunia per tahun.
- Sakit kepala primer memegang porsi 90% dari total kejadian sakit kepala. Biasanya tidak berbahaya, tapi kerap terjadi berulang-ulang kali.
- 69& pria dan 88% wanita di seluruh dunia pernah mengalami gangguan ini sekali atau dua kali dalam setahun.
- Lebih dari 300 kondisi medis diketahui dapat menyebabkan sakit kepala.
- Syaraf yang membawa sensasi nyeri di daerah kepala ke otak adalah syaraf trigeminal, yang memiliki ujung di pembuluh darah otak.
1. Sakit kepala karena tegang (tension headache).
- Dapat terjadi pada semua usia, tapi paling sering pada usia 20-50 tahun.
- Didefinisikan sebagai sakit kepala yang episodic atau kronis dengan atau tanpa adanya kaku pada otot-otot sekitar leher dan tengkuk. Tapi walau pun terjadi kaku otot, bukan disebabkan oleh masalah dari kelainan kontraksi otot.
- Dikatakan episodic bila terjadi 30 menit hingga 7 hari dengan frekuensi kurang dari 180 kali per tahun. Dan dikatakan kronis bila terjadi lebih dari 7 hari dan atau frekuensi lebih dari 180 kali per tahun.
- Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu. Sakitnya selalu berawal dari kepala belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala. Sakit kepala jenis ini tanpa disertai dengan adanya mual atau muntah. Dapat menjadi sensitif terhadap cahaya atau suara, tapi tidak sekaligus keduanya.
- Gejala-gejala ini terjadi karena meningkatnya sensitifitas dari sistem syaraf dan nyeri dan merupakan kondisi yang terjadi akibat ketidakseimbangan neurotransmitter di otak (serotonin, dopamin, norepinephrine, dll.).
- Jadi disimpulkan merupakan sakit kepala yang terjadi karena adanya tekanan psikis dan depresi, terutama yang menderita tipe kronis. Biasanya terjadi setelah tekanan stres tadi menyerang, misalnya di sore hari setelah stres terjadi pada pagi atau siang harinya.
2. Sakit Kepala Migraine.
- Umumnya sakit kepala yang dirasakan lebih berat ketimbang tension headache. Karena sakitnya hampir selalu mengganggu aktivitas penderitanya. Tapi sakit kepala jenis ini tidak menyebabkan gangguan dan kerusakan jangka panjang.
- Penderita migraine pada wanita kira-kira tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pria. Ini terjadi karena seringnya disebabkan oleh perubahan hormonal. Dan diturunkan dalam keluarga, walau pun belum diketahui penjelasan lebih dalamnya mengenai hal ini.
- Sakit kepala migraine selalu ada pencetusnya, dan dapat berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Pencetusnya bisa dikarenakan: stress, telat makan, kurang tidur, konsumsi alkohol, asap rokok, MSG, bau yang menyengat, coklat, dll.
- Migrain selalu dirasakan pada satu sisi kepala saja dan sering juga di belakang salah satu mata. Maka muncullah istilah “sakit kepala sebelah”. Rasa sakitnya bisa bertahan antara 4 sampai 72 jam.
- Hampir selalu migraine diiringi dengan rasa mual dan dapat terjadi muntah. Dan peningkatan aktivitas, rangsang cahaya dan suara dapat memperparah kondisi sakitnya.
- Beberapa orang, tapi tidak semua penderita, dapat mendeteksi sakit kepala migraine-nya akan kambuh dengan melihat adanya bintik-bintik atau kilatan-kilatan cahaya pada pandangannya, kemudian wajah, tangan, dan lengan dirasakan baal. Gejala awal ini dapat terjadi sekitar 30 menit sebelum sakitnya menyerang.
- Lebih responsif terhadap terapi dengan obat yang mentarget pada neurotransmitter serotonin.
3. Sakit Kepala Cluster
- Cluster headache lebih jarang dibandingkan dua tipe sebelumnya, tapi yang paling unik dari ketiganya. Seperti namanya merupakan kejadian serangan nyeri yang dapat terjadi beberapa kali per hari dan bertahan berminggu-minggu, dengan puncak serangan selama 5 menit hingga beberapa jam.
- Penderita wanita 5 sampai 8 kali lebih banyak dibandingkan pria. Seringnya serangan pertama terjadi sekitar usia 25 tahun dan biasanya baru berkurang setelah usia di atas 50 tahunan.
- Jenisnya dapat berupa episodic, 2-3 serangan sehari untuk 2 bulan, tanpa serangan lain selama kurang lebih setahun. Dapat berupa jenis kronis serangan terus terjadi walau pun lebih dari 2 bulan.
- Belum diketahui secara pasti penyebab jenis sakit kepala ini, dan masih diperkirakan berhubungan dengan neurotransmitter di otak.
- Berbeda dengan sakit kepala migraine, sakit kepala cluster ini terjadi tanpa adanya tanda-tanda. Tapi rasa nyeri biasa di mulai dengan ada rasa terbakar di sekitar hidung atau di dalam bola mata pada sebelah wajah. Sehingga sering juga dikeluhkan penderita sebagai rasa menusuk di mata. Mata yang menderita rasa sakit biasanya sampai berurai air mata, kelopak matanya menutup, dan sisi hidung yang sakit sering terasa penuh dan berair.
- Rasa sakit sering muncul sesaat setelah tertidur, sehingga penderita biasanya terbangun.
- Bila mengalami sakit kepala dengan jenisnya masing-masing seperti di atas, dan sudah ditangani sendiri namun keluhan tidak kunjung hilang.
- Bila nyeri yang dirasakan berbeda dengan pola dan intensitas biasanya. Hal ini harus dievaluasi oleh dokter untuk penyebab-penyebab lain yang lebih berbahaya.
- Bila nyeri yang terjadi sampai harus membuat sulit makan dan minum sehingga memerlukan pengganti asupan cairan dari infus.
- Bila sakit kepala yang timbul sebagai gejala sekunder dari kondisi tubuh yang tidak beres dan memerlukan penanganan medis, seperti di bawah ini:
- Jika sakit kepala dirasakan lebih parah di pagi hari ketimbang siang hari, pertanda adanya tekanan darah tinggi.
- Bila sakit kepala dibarengi oleh rasa nyeri di mata, telinga atau gigi, menunjukkan terjadinya infeksi.
- Seandainya sakit kepala selalu terjadi setelah melakukan tugas yang mengandalkan indera penglihatan seperti membaca atau menjahit, pertanda ada ketidakberesan pada mata.
- Tumor, stroke, atau mungkin sulit tidur dapat menjadi penyebab sakit kepala mendadak yang amat nyeri. Akibatnya, tubuh terasa lemah dan dibarengi dengan penglihatan yang kabur. Sakit kepala ini berawal sebagai nyeri kecil dan semakin parah di pagi hari. Diperlukan pemeriksaan sesegera mungkin untuk mengetahui penyebabnya.
- Jika sakit kepala dibarengi dengan demam dan leher pegal, kemungkinan Anda terserang meningitis. Penanganan medis sangat diperlukan.
- Bila sakit kepala muncul tiba-tiba dan sangat nyeri, pertanda adanya pembuluh darah arteri di otak yang pecah. Hal ini dapat mengancam jiwa. Penanganan medis harus segera dilakukan.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
- Sebagian besar kasus sakit kepala tidak memerlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis.
- Tapi untuk jenis sakit kepala tension headache yang kronis maka pemeriksaan CT-Scan atau bahkan MRI biasanya diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain. Selain itu juga diperiksa hormon tiroid, dan screening untuk penyakit-penyakit metabolisme.
- Untuk jenis sakit kepala cluster dokter mungkin meminta pemeriksaan temporomandibular joint, dan sinusitis karena bisa memberikan keluhan yang mirip. Pemeriksaan CT-Scan dan MRI juga ada kemungkinan dilakukan untuk mendeteksi adanya tumor di otak bila merupakan serangan pertama dan nyeri dirasakan sangat.
Penanganan Sakit Kepala
Dilakukan Sendiri
- Dapat dicoba sendiri untuk menggunakan obat-obatan sakit kepala seperti paracetamol dan ibuprofen, atau kombinasinya. Dapat juga ditambahkan caffeine di dalam kombinasi obat sakit kepala. Sakit kepala juga bisa diatasi dengan menggunakan obat-obatan antiinflamasi non steroid yang beberapa jenisnya dijual bebas di apotek.
- Tapi harus hati-hati, bula penggunaan obat-obat penghilang nyeri ini dipakai dalam waktu yang sangat lama tanpa dikontrol oleh dokter, justru dapat mencetus episode tension headache di kemudian hari.
- Apa pun jenis sakit kepalanya, cobalah untuk tenang, dan hilangkan segala bentuk stress yang mungkin sedang ada dalam keseharian.
- Untuk tipe sakit kepala migraine, cobalah beristirahat di ruangan yang tenang, tanpa cahaya dan suara dan cobalah untuk tidur barang sejenak.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain, karena asap rokok dapat merusak keseimbangan neurotransmitter di otak.
- Anda bisa melakukan pengobatan alternatif seperti pijat dan akupunktur yang sudah terbukti dapat meringankan gejala sakit kepala.
Dilakukan Dokter
- Dokter juga akan memberikan obat yang tidak jauh berbeda, hanya mungkin dengan dosis dan jenis yang ditingkatkan atau dikombinasi, dan tentu di bawah pengawasan dari dokternya.
- Bila kondisinya memang diperlukan dokter biasa juga memberikan obat golongan narkotik dan anti depresi, terutama untuk tipe tension headache. Pemberian narkotik dan anti depresi ini bisanya maksimal selama 2 bulan.
- Dokter akan mencari penyebab sakit kepala dan mengobati penyebab tersebut.
Pencegahan Sakit Kepala
- Cobalah untuk merubah gaya hidup yang tidak baik dan sering menjadi pencetus sakit kepala seperti, stres tinggi, kurang tidur, telat makan, dll.
- Hidup sehat dengan hati selalu gembira, rajin berolah raga, selalu berfikir positif, dll.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain
- Bila Anda termasuk yang sering sakit kepala, siapkan selalu obat-obatan yang sudah biasa Anda gunakan. Minumlah obat tersebut sebelum bertambah parah. Jangan lupa konsultasi ke dokter bila penggunaan obat-obatan tersebut sudah untuk waktu yang cukup lama.