Hypochondria atau yang juga dikenal dengan Hypochondriasis adalah istilah untuk suatu kondisi di mana seseorang terobsesi dengan perasaan dan keyakinannya bahwa ia sedang menderita penyakit berbahaya dan belum ada obatnya. Padahal sudah dibuktikan secara medis yang bersangkutan dalam kondisi baik-baik saja. Seorang hypochondriac, istilah untuk penderitanya, akan selalu terobsesi dan tidak pernah puas untuk mencari penyebab pasti terhadap apa yang sedang dikeluhkannya. Hal ini dapat menyebabkan kecemasan yang bisa bertahan berbulan-bulan. Memiliki rasa khawatir terhadap kondisi kesehatan memang normal. Namun pada orang normal, bila sudah mendapatkan penjelasan dari dokter yang malah dibantu juga dengan hasil-hasil pemeriksaan penunjang, harusnya yang bersangkutan menjadi tenang dan tidak terlalu khawatir lagi. Tapi untuk kasus hypochondria rasa khawatir tersebut sangat berlebih dan menetap sampai mengganggu pekerjaan, hubungan sosial, dan aspek lain dalam kehidupan penderitanya.
Fakta Tentang Hypochondria
- Kejadiannya sama antara pria dan wanita.
- Dapat terjadi di semua usia, tapi paling sering dimulai pada usia dewasa muda.
- Orang-orang terkenal yang termasuk hypochondriac di antaranya: Charles Darwin, Hans Christian Andersen, Adolf Hitler, dan Abigail Breslin.
- 1-5% orang di dunia dipercaya menderita hypochondria, walau pun yang sangat parah jarang ditemukan.
- Sementara 6% populasi dunia dipercaya sudah tinggal sedikit lagi untuk menjadi seorang hypochondriac.
- Karena informasi tentang kesehatan saat ini dapat diakses oleh semua orang dengan sangat mudah, kecendrungan seseorang melintasi batas antara sekedar khawatir terhadap kesehatannya atau sudah menjadi hypochondriac menjadi sangat mudah juga.
- Pada kasus berat, hypochondria dapat membuat penderitanya tidak dapat beraktivitas sama sekali.
Penyebab pasti seseorang dapat menjadi hypochondria masih belum diketahui secara jelas, tapi beberapa faktor resiko atau latar belakang dapat membuat seseorang menjadi lebih mudah untuk menjadi hypochondria, seperti:
- Memiliki kepribadian yang pencemas atau memiliki anxiety disorder.
- Tumbuh besar di dalam lingkungan orang tua yang kurang perhatian.
- Pernah mengalami kekerasan di dalam keluarga ketika masa anak-anak.
- Hidup dalam lingkungan orang-orang yang hypochondria juga.
- Pengalaman atau trauma masa lalu menderita suatu penyakit berat.
- Pernah mempunyai keluarga dengan sakit berat, atau keluarga ada yang meninggal karena suatu penyakit.
- Memiliki pemahaman salah bahwa sehat itu adalah kondisi yang bebas dari segala gejala fisik di tubuh.
Komplikasi dan Akibat dari Hypochondria
- Justru meningkatkan resiko pada kesehatannya, karena sering menjalankan segala macam tes yang tidak perlu.
- Mengalami masalah keuangan karena dihamburkan untuk segala prosedur medis yang tidak diperlukan.
- Mengganggu keseharian, seperti sekolah atau pekerjaan, dan mengganggu interaksi sosial.
- Mudah tersinggung, mudah marah, dan gampang frustrasi.
- Depresi.
- Mengalami rasa takut atau khawatir yang berkepanjangan menderita penyakit yang berat.
- Khawatir bahwa setiap gejala kecil pada tubuh dapat menjadi penyakit yang serius,
- Doctor shopping, atau sering sekali dan bergonta-ganti dokter untuk suatu keluhan yang sama.
- Mulai merasa dan bertambah sering untuk tidak mempercayai apa-apa yang sudah dikatakan atau dijelaskan oleh dokter.
- Sering melakukan atau meminta pengantar untuk dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan, sampai malah pernah menjalani operasi eksplorasi yang tidak perlu.
- Dalam situasi sedang mengobrol dengan saudara atau teman, sering sekali mengungkapkan memiliki suatu gejala aneh di tubuhnya.
- Sering sekali melihat dan merasa-rasa apakah tubuhnya sedang menampakkan suatu tanda-tanda kelainan medis.
- Terobsesi untuk selalu membaca dan mencari-cari berita tentang kesehatan.
- Dan setelah membacanya merasa bahwa dirinya menderita penyakit atau kondisi yang tadi dibaca.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Kalau Anda membaca atau mendengar ini dan merasa bahwa Anda termasuk seorang hypochondriac, coba lah untuk berubah dan menjadi lebih tenang. Tapi bila memang tidak bisa, segeralah ke dokter spesialis jiwa (psikiater) sebelum bertambah parah.
- Bila belum termasuk hypochondriac, tapi sudah mulai terlalu khawatir terhadap kondisi medis Anda, carilah dokter yang dapat Anda percaya untuk selalu meyakinkan Anda. Jangan sampai menyebrang batas menjadi seorang yang hypochondria.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
- Tidak seperti penyakit fisik, pemeriksaan penunjang diagnosis untuk hypochondria akan menggunakan instrumen kuesioner yang dikenal dengan istilah evaluasi psikologis.
- Juga biasa digunakan instrumen seperti MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), yang membantu dokter memetakan kepribadian pasiennya.
- Dokter dapat juga menggunakan panduan kriteria yang dibuat oleh DSM-MD (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder).
Penanganan Hypochondria
Dilakukan Sendiri
- Penyembuhan hypochondria harus dibantu oleh orang lain dan orang terdekat di rumah. Intinya adalah Menuangkan segala yang dirasa atau istilah kerennya curhat.
- Bila sudah pernah ke dokter/psikiater, lakukanlah segala sesuatu yang disarankan dan dianjurkan oleh dokternya.
- Carilah informasi-informasi yang tepat terhadap keluhan Anda dan terhadap hypochondria dan coba dihadapi dengan fikiran terbuka.
- Hindari mendengarkan berita tentang masalah-masalah kesehatan di media-media.
- Janganlah menjadi seorang yang doctor’s shopping. Percayalah kepada dokter yang sudah Anda pilih.
- Kenali pencetus hypochondria Anda, seperti sakit kepala, sakit perut, pandangan kabur, dll. Usahakanlah untuk tidak menderita pencetus tersebut.
- Hindari untuk terlalu sering memeriksa tubuh Anda seperti mendengarkan jantung, memeriksa tensi dan nadi berulang-ulang kali.
- Aktiflah secara fisik, karena aktivitas fisik dan olah raga dapat memperbaiki suasana hati dan mengoptimalkan metabolisme.
- Hindari narkoba, alkohol, dan rokok. Karena ketiganya merupakan stimulant yang dapat mempengaruhi kerja dopamin, sebuah zat yang mengatur mood dan rasa cemas di otak.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan memberikan konseling.
- Dokter juga memberikan psychoeducation atau pencerahan terhadap kondisi psikis yang sedang diderita, tidak hanya kepada penderita tapi juga seluruh anggota keluarganya.
- Dan bisa memberikan psychotherapy yang dikenal dengan CBT (Cognitive Behavioral Therapy).
- Bila diperlukan dokter dapat mengkombinasinya dengan obat-obatan anti depresi. Contohnya golongan SSRI (Serotonin Reuptake Inhibitors) dan Tricyclic antidepressants. Hanya saja bila sudah diberikan obat-obatan ini harus dipantau ketat oleh dokter.
Pencegahan Hypochondria
- Belum ada cara pasti yang paling jitu untuk mencegah hypochondria.
- Mungkin cara yang paling tepat adalah mencari pertolongan segera setelah Anda menyadarinya.
- Apabila memiliki faktor-faktor resiko seperti di atas, coba lah untuk hidup lebih sehat fisik dan mental dan selalulah memiliki fikiran yang terbuka.
- Cobalah untuk memahami bahwa tubuh kita memiliki system dinamis yang sudah tentu bisa memberikan rasa dan gejala yang tidak selamanya merupakan suatu kelainan medis.
- Carilah seorang dokter yang dapat sangat Anda percaya, yang setiap penjelasannya dapat menenangkan Anda.