Dementia kalau dalam bahasa Indonesianya mungkin bisa kita katakan sebagai pikun. Merupakan kondisi menurunnya kemampuan untuk menilai, mengingat, dan masalah mental lainnya seperti berfikir, berprilaku, memecahkan masalah, dan kemampuan berbahasa. Sudah tentu kondisi tersebut mengurangi kemampuan untuk melakukan aktivitas keseharian seperti berkendara, atau bahkan memakai baju, makan, mandi, buang air, dll. Dementia sebenarnya bisa dihambat dan reversible untuk beberapa kasus, walau pun sebagian besarnya irreversible. Makin cepat dementia terdiagnosis, makin baik prognosisnya dan makin sedikit kemunduran yang terjadi.
Fakta Tentang Dementia
- Walaupun merupakan hal yang lumrah terjadi pada orang tua, namun sering dianggap sebagai proses penuaan yang normal.
- Padahal dementia bukan hal yang normal, melainkan disebabkan oleh beberapa kondisi medis yang juga dapat menyerang pada usia muda.
- Terdapat pada 1% manusia berusia 60-64 tahun, dan meningkat menjadi 30-50% pada yang berusia > 85 tahun.
- 4 – 5 juta orang hidup dengan dementia di AS, dan angka ini meningkat seiring dengan meningkatnya harapan hidup manusia modern.
- 40% penderita dementia mengalami depresi.
- Menjadi alasan teratas keluarga menempatkan penderitanya di panti jompo, yang biasanya menjadi sangat tergantung untuk dirawat oleh orang lain.
- Keduanya merupakan kondisi karena proses penuaan (aging).
- Dementia merupakan kondisi menurunnya kemampuan seseorang untuk berfungsi bukan sekedar ingatannya saja; sementara pelupa hanya terjadi penurunan kemampuan mengingat saja.
- Orang pelupa masih bisa belajar hal-hal baru seperti menghafal ayat suci, puisi, dll.; sementara orang yang menderita dementia sudah tidak bisa lagi.
- Pelupa dikatakan sebagai benign senescent forgetfulness, atau kondisi pelupa yang ringan; sementara dementia sampai mengganggu kemampuan beraktivitas sehari-hari yang disebut sebagai kondisi berat.
Pembagian Dementia dari Penyebabnya
Karena penyebab yang irreversible
- Disebut juga sebagai cortical dementia, karena kerusakan terjadi di sana, tempat yang mengontrol persepsi, memori, ide, bahasa, dan kesadaran. Karena yang rusak cerebral cortex ini lah dementia-nya menjadi irreversible.
- Penyebab karena yang bukan proses penuaan adalah oleh penyakit infeksi berat pada otak, HIV, stroke berat, trauma kepala berat, obat-obatan, dan malnutrisi berat.
- Penyebab karena kondisi proses penuaan adalah:
- Penyakit Alzheimer’s. Merupakan penyebab tersering dari seluruh dementia (50%) yang bersifat diturunkan di dalam keluarga. Yang terjadi adalah adanya deposit protein abnormal yang merusak sel otak, sehingga menurunnya kadar neurotransmitter di otak. Tidak dapat dihentikan, tapi dapat diperlambat proses kerusakannya.
- Vascular dementia. Penyebab kedua tersering atau sekitar 40% dari seluruh kasus dementia. Terjadi karena adanya atherosclerosis di otak yang menyumbat pembuluh darah sehingga fungsi otak menurun. Merupakan kondisi yang terkait pada kondisi hipertensi, dislipidemi, penyakit jantung, kencing manis. Prosesnya bisa dihambat, tapi bagian otak yang rusak sudah tidak dapat diapa-apakan lagi.
- Parkinson’s disease. Dementia terjadi pada tahap akhir dari penyakit, sehingga bila ditangani secara baik tidak semua penderita Parkinson terkena dementia.
- Penyakit dan kondisi lainnya seperti Lewy body dementia, Huntington’s disease, Pick disease, dan multiple sclerosis.
Karena penyebab yang reversible
- Disebut juga sebagai subcortical dementia, karena kerusakan terjadi di luar cortex, yang membuatnya menjadi dapat disembuhkan. Walaupun proses penyembuhannya sering kali tidak 100%.
- Semua penyebabnya adalah karena bukan suatu proses penuaan.
- Disebabkan oleh kondisi penyakit infeksi ringan pada otak, stroke ringan, trauma kepala ringan, keracunan zat kimia, gangguan metabolisme, masalah hormon thyroid, hypoxia, keracunan asap rokok, keracunan alkohol, dan kekurangan vitamin B12.
Gejala dementia bisa terlihat jelas pada beberapa penderita, tapi pada lainnya bisa tidak terlihat sama sekali, sampai sudah terjadi sebuah kemunduran. Bagi penderita walau pun gejala sudah sangat terlihat oleh orang lain, mereka bisa tidak merasanya sama sekali dan masih ingin diberlakukan seperti orang sehat. Gejala awal yang paling sering, sama seperti kondisi pelupa biasa yaitu lupa meletakkan sebuah barang. Tapi bila dibagi berdasarkan tahapnya adalah sbb.:
Early dementia
- Sulit untuk mengungkapkan suatu kata saat bicara, biasanya mengganti dengan sinonimnya atau menjelaskan kata yang dilupa tersebut.
- Melupakan nama orang dan janji, tidak bisa mengingat seseorang sudah melakukan sesuatu atau belum, dan kehilangan barang-barang.
- Sudah mulai sulit melakukan hal yang biasa mudah dilakukan seperti berkendara, masak, mengurus keuangan, dll. Dan sulit untuk multi-tasking.
- Sering bingung, disorientasi tempat dan waktu.
- Perubahan kepribadian. Bila awalnya ceria menjadi pendiam, dan bila awalnya pendiam menjadi ceriwis.
- Mood swings. Mudah berubah-rubah suasana hati.
- Behavior disorder, seperti menjadi paranoid dan curiga.
Intermediate dementia
- Semua gejala di atas perlahan memburuk.
- Sudah mulai sulit mengurus diri sendiri seperti makan, menyisir, memakai baju, mandi, dan buang air.
- Gangguan tidur saat malam, dan mengantuk di siang hari.
- Sudah mulai kesulitan belajar hal-hal baru, sulit berkonsentrasi, dan hilang ketertarikan terhadap dunia.
- Sering terjatuh dan mengalami kecelakaan (accident prone).
- Mulai terjadi gangguan prilaku seperti menjadi lebih agresif terjadi delusi, agitasi, dan gangguan prilaku sexual.
- Sesekali terjadi halusinasi, dan mengisi memory gaps dengan sesuatu yang tidak sebenarnya terjadi.
- Sudah mulai ada yang tertimpa depresi.
Severe dementia
- Semua dua kelompok gejala di atas tambah memburuk.
- Sudah sangat tergantung terhadap bantuan orang lain dalam aktivitas mengurus diri sendiri sampai harus dibantu untuk buang air besar dan kecil.
- Mungkin malah sudah immobile dan sulit berpindah tempat tanpa dibantu.
- Kesulitan menelan makanan dan minuman, bahkan bisa terjadi kesulitan menelan ludah.
- Sudah kehilangan sama sekali ingatan jangka pendek dan panjang, dan melupakan orang-orang yang dulu dikenalnya.
- Depresi, halusinasi, delusi, agitasi, dan agresif sudah terlihat terjadi, dan banyak yang ingin bunuh diri.
- Terjadi komplikasi dehidrasi, malnutrisi, tersedak dan aspirasi, gangguan mengontrol buang air kecil, terjatuh, dan terlibat dalam kecelakaan.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Karena penderita sering tidak merasa adanya gangguan atau kemunduran, maka keluarganyalah yang harus membawanya mencari pertolongan medis.
- Yaitu bila sudah mulai keluar tanda-tanda early dementia, jangan ditunggu lebih lama lagi.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
Tidak ada suatu pemeriksaan khusus untuk dementia. Semua pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan untuk mencari penyebabnya dan untuk kepentingan follow up penanganan penyebab tersebut dan dementia-nya sendiri.
Penanganan Dementia
Dilakukan Sendiri
- Justru yang paling dominan dari penanganan dementia adalah yang dilakukan di rumah atau di panti jompo. Penderita bisa ikut serta, tapi tergantung terhadap tahapan dementia, banyak kejadian justru penderita benar-benar dibantu dalam penanganannya dan kesehariannya.
- Yang utama adalah membuat kualitas hidup penderita tetap nyaman dan terhindar dari komplikasi. Seperti membantunya untuk mengurus diri sendiri sampai dengan membantunya untuk buang air. Mungkin sampai harus menggunakan alat bantu seperti kursi roda dan memakaikan adult diapers.
- Kemudian melakukan gerak tubuh dan olah raga sesuai kemampuan agar metabolisme tubuh tetap optimal.
- Mengontrol asupan gizi sesuai dengan kondisi medis penderita. Dan secara rutin menanganai kondisi medis tersebut.
- Memancingnya berinteraksi sosial sesuai dengan kesenangannya dan senantiasa diingatkan dan dikunjungi oleh sanak keluarga agar merangsang ingatannya.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan menangani semua penyakit baik penyebab mau pun penyertanya seoptimal mungkin.
- Berusaha untuk menahan semaksimal mungkin kemunduran-kemunduran yang terjadi seperti memberikan obat cholinesterase inhibitor untuk meningkatkan kadar acetylcholine dan memperbaiki fungsi otak.
- Mengatasi kondisi depresi dengan antidepressants seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), dan methylphenidate (obat yang dipakai untuk ADD).
- Mengatasi gangguan perubahan prilaku dapat diberikan antipsychotic.
- Operasi mungkin dilakukan untuk mengeluarkan kelebihan cairan cerebrospinal atau mengangkat suatu tumor di otak.
Pencegahan Dementia
- Tidak ada yang khusus dilakukan untuk mencegah dementia. Tapi bisa melakukan hal-hal yang mencegah terkena penyakit atau kondisi medis yang dapat mencetus dementia.
- Mungkin lebih tepatnya adalah memahami gejala-gejala dementia, terutama tahap awal dari dementia, untuk mencegah atau minimal memperlambat sebisa mungkin dementia untuk menjadi lebih buruk lagi.
- Yang jelas harus menghindari konsumsi alkohol dan zat addictive seperti tembakau dan rokok, termasuk asap rokok orang lain.
- Bergaya hidup sehat, atur diet sejak muda, aktif secara fisik dan rutin berolah raga, tidur teratur, dan hindari stress yang berat.