Di zaman modern seperti ini seseorang bisa berada pada berbagai jenis kondisi pencetus stres yang dapat berupa stres psikis seperti karena masalah pekerjaan, sekolah, sosial, percintaan, dll. Atau berupa stres fisik seperti karena kecelakaan, penyakit, tindakan operasi, dll. Secara definisi stres adalah situasi yang mengganggu keseimbangan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Tidak semua stres itu akibat efek negatif (distress), ada juga stres akibat efek positif (eustress) seperti menghadapi suatu pernikahan, pelantikan kenaikan jabatan, pergi berlibur ke tujuan impian, dll. Berbeda dari distress, pada eustress hormon stres akan kembali normal dalam darah saat kondisi telah berlalu. Namun pada distress, hormon stres terutama cortisol dapat bertahan dan aktif di dalam tubuh untuk waktu yang lama.
Fakta Tentang Stres & Hormon Stres
- Pria lebih mudah terkena penyakit terkait stres dibandingkan wanita.
- Stres dapat mempercepat rontoknya rambut dan memicu kebotakan, tapi tidak memicu tumbuhnya uban.
- Ada survey pada tahun 2009 tentang urutan pekerjaan yang paling memicu stres yaitu: dokter bedah, pilot, wartawan, karyawan biro iklan dan penerbitan, serta agen real estate.
- Di tahun 2009 juga survey pemicu stres nomor satu adalah uang. Urutan negara penduduknya paling stres adalah: Malaysia, Cina, Singapura, dan AS. Sementara yang paling rendah stresnya adalah Italia dan Prancis.
- Stres pada anak dapat menciutkan hippocampus, bagian otak yang menyimpan dan mengelola memori.
- Pada kondisi di masa nenek moyang kita, kehadiran hormon stres dapat menjadi perbedaan antara hidup dan mati. Tapi bagi kehidupan dunia modern, yang dapat menciptakan kondisi stres berkepanjangan, kehadiran hormon stres malah dapat berakibat mengancam jiwa.
- Sehingga stres dikatakan juga sebagai silent killer.
Katakanlah misalnya Anda melihat nama bos Anda pada inbox email Anda pada saat tengah malam, maka tubuh Anda akan bereaksi seperti sedang melihat singa di hadapan Anda. Yang terjadi adalah, tubuh Anda bersiaga memberikan bahan bakar kepada api yang sedang menyala, untuk meningkatkan kesiagaan yang tujuannya menyiapkan Anda untuk bereaksi fight or flight, sebuah respon primitif tubuh kita seperti ketika nenek moyang kita masih tinggal di dalam gua. Untuk nenek moyang kita jelas gunanya adalah untuk bereaksi menyelamatkan jiwa, tapi bagi manusia modern, reaksi tersebut tidak dilakukan menyebabkan persiapan tersebut menjadi ‘mubazir’ yang pada akhirnya malah membahayakan tubuh sendiri.
Perubahan Hormon saat Stres
Selain karena hormon stres, bagaimana kita bereaksi terhadap suatu stres ditentukan juga oleh hormon estrogen, testosterone, dopamin, dan serotonin. Ini menyebabkan respon stres berbeda antara pria dan wanita, serta berbeda antara satu individu dengan individu lainnya.
Saat stres, beberapa kadar hormon meningkat dalam tubuh seperti glucocorticoid, catecholamine, growth Hormon, dan prolactin yang berguna untuk memobilisasi sumber energi menjadi energi yang siap pakai. Ada 3 hormon stres yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi, yaitu:
1. Adrenalin
Dinamakan juga sebagai epinephrine yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, bersama hormon kedua (noradrenalin/ norepinephrine), bertanggung jawab terhadap efek instan ketika ada rangsangan stres. Seperti ketika akan pindah jalur di jalan tol, tiba-tiba Anda menyadari ada mobil dengan kecepatan tinggi melaju pada jalur tersebut. Respon Anda adalah kembali ke jalur semula, tapi sesuatu terjadi pada tubuh Anda: jantung Berdegup kencang, otot menjadi tegang, nafas memburu, dan keluar keringat di tubuh Anda. Kondisi tersebut membuat Anda mampu bereaksi lebih cepat dari fikiran Anda untuk menghindari kecelakaan. Itu adalah efek adrenalin. Setelah kondisi stres mereda, kadar adrenalin dalam tubuh pun segera berkurang.
2. Noradrenalin
Selain diproduksi oleh kelenjar adrenal, noradrenalin juga diproduksi oleh otak kita. Kerja hormon ini adalah back up dari kerja adrenalin yang membuat kita menjadi lebih ‘bangun’ dan ‘sadar’ kemudian menjadi lebih fokus dan lebih responsif. Yang dilakukannya adalah mengatur aliran darah untuk daerah-daerah yang lebih krusial untuk bertindak seperti otot, dan mengurangi aliran ke daerah yang kurang penting seperti organ reproduksi. Tidak seperti adrenalin, dibutuhkan waktu beberapa jam sampai dua hari untuk menurunkan kadar noradrenalin bila terjadi suatu rangsang stres yang panjang.
3. Cortisol
Merupakan hormon golongan steroid yang juga diproduksi oleh kelenjar adrenal. Bila ada rangsangan stres yang bersifat lama, dengan sistem kompleks di otak kita (yang tidak dibahas di sini), tubuh akhirnya melepaskan hormon ini ke dalam peredaran darah. Hormon inilah yang membuat seseorang tidak bisa tidur bila stres. Dia akan melepaskan asam amino dari otot sehingga tubuh mendapatkan ekstra energi.
Selain menyebabkan berbagai penyakit, efek dari cortisol bila hadir terlalu lama akan menurunkan kemampuan belajar dan daya ingat, mencetus insomnia, menurunkan libido, merangsang jerawat, menyebabkan gangguan jiwa dan depresi; yang pada ujungnya menurunkan angka harapan hidup kita.
Baca artikel lainnya di blog Dr. Indra K. Muhtadi

- Penuaan. Hormon stres meletakkan tubuh pada kondisi katabolisme atau penghancuran, yang sudah pasti membuat tubuh lebih tua secara biologis dari umur KTP. Setelah usia lewat 40 tahun, akan terasa bahwa tubuh tidak sekuat di masa 20an, karena paparan cortisol sering terjadi di sepanjang kehidupan.
- Obesitas dan Penyakit Metabolisme. Cortisol membuat tubuh membakar kalori lebih sedikit, mengurangi kemampuan tubuh membakar lemak, dan membuat tubuh tidak bereaksi terhadap insulin. Sehingga kita menjadi pengkonsumsi kalori dan penumpuk gula dan lemak. Kondisi yang dapat mencetus penyakit metabolisme seperti kencing manis, dislipidemia, hipertensi, dan jantung.
- Gangguan Sistem Imun. Cortisol menciutkan kelenjar thymus, regulator sistem imun kita yang ujungnya menekan produksi dan fungsi sel darah putih. Reaksi ringannya dimulai dengan alergi, asma, IBS, fibromyalgia, rheumatoid arthritis, sampai mencetus lupus, dan menurunkan kemampuan tubuh melawan kanker.
- Gangguan Pencernaan. Cortisol meningkatkan produksi asam lambung, menekan produksi enzim-enzim pencernaan, menurunkan kemampuan tubuh menyerap mineral dan nutrisi, sampai menahan tumbuhnya flora normal di usus kita.
Tanda-Tanda Stres
Tanda-tanda stres bisa kita kenali sesuai dengan lamanya stres itu terjadi.
- Immediate Stage. Yaitu bila kejadian stres dalam hitungan detik sampai menit: merinding, berkeringat, otot menegang, detak jantung menjadi cepat, nafas memburu atau menahan nafas, darah terasa naik ke muka, dll.
- Intermediate Stage: Yaitu bila kejadian stres bertahan beberapa jam: sakit kepala, sakit perut, sakit leher dan tengkuk, sakit tenggorokan, dll.
- Prolonged Stage. Yaitu bila kejadian stres bertahan berhari-hari: keluar jerawat, keluar herpes, gangguan menstruasi, batuk pilek, gampang terkena infeksi, dll.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila efek dari intermediate stage bertahan lebih lama dari kejadian stresnya sendiri.
- Saat sudah terjadi efek dari prolonged stage.
- Bila sulit untuk mengatasi kondisi stres yang terjadi dengan cara-cara yang sudah dilakukan sendiri.
Penanganan Stres
Dilakukan Sendiri
- Merubah mindset yang ada di dalam kepala Anda seperti: Sadarilah kondisi, keadaan, dan kemampuan diri. Kemudian kenali lingkungan di sekitar, kembangkan dan selalu berfikiran positif, belajar mengatur waktu keseharian, dan jadilah seorang yang proaktif.
- Menjaga kesehatan dengan cara: Makan secara teratur dan memperhatikan asupan makanan, menghindari stimulan seperti caffeine, nikotin, dan alkohol. Serta tidur dan istirahat yang cukup.
- Melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti: mencari dan menjalani hobi-hobi, mendengarkan musik, menonton film, pergi berlibur, dll.
- Jalin kehidupan sosial yang baik dengan mencari teman untuk mencurahkan isi hati, dan membina kehidupan percintaan yang harmonis dan sehat.
- Merangsang keluarnya endorphin, hormon anti stres dengan cara: rutin berhubungan sex yang sehat, tertawa, mengkonsumsi coklat (cocoa), berolahraga, dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
- Mengkonsumsi suplemen anti stres seperti: vitamin B, vitamin C, calcium, magnesium, chromium, zinc, alpha lipoic acid, dan Co Q 10. Mereka akan menurunkan kadar cortisol, menekan efek stres di tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan membantu dengan cara konsultasi dan berdiskusi mencari akar permasalahan stres. Setelah diidentifikasi, dokter akan membantu mencari langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
- Dokter akan mengobati efek-efek di tubuh yang timbul akibat stres yang terjadi.
- Kemudian mencegah agar tidak terjadi efek-efek lain yang lebih buruk terhadap kesehatan penderita stres.
- Dokter bisa memberikan suplemen anti stres seperti di atas.
- Dapat pula membantu meringankan rasa stres dengan memberikan obat antidepressant.
Pencegahan Stres
Tidak mungkin kita hidup di dunia modern seperti saat ini dapat terhindar dari stres. Sekedar duduk di depan TV sekali pun sekarang dapat mencetus stres karena banyak tontonan berita yang membuat kita geram dan marah, atau terlalu banyak acara TV yang bukannya menghibur, malah memancing emosi kita. Kemudian bila kita keluar rumah, kondisi lalu lintas yang padat, pengendara kendaraan bermotor yang seenaknya sendiri, serta kondisi cuaca seperti hujan, banjir, dll. Belum lagi akibat adanya interaksi sosial dengan orang lain baik di rumah mau pun di tempat kerja atau sekolah yang terkadang tidak sesuai dengan harapan kita; sudah tentu akan senantiasa membuat hormon stres tersebut hadir di tubuh kita.
Sebelum melakukan pencegahan stres yang sifatnya ada campur tangan orang lain serta lingkungan, pencegahan stres sebenarnya harus di mulai dari diri sendiri. Lebih dalam lagi sebenarnya harus dimulai dari jiwa kita sendiri.
Cegahlah stres dengan cara mencoba melakukan hal-hal yang dapat dilakukan sendiri saat kita stress seperti di atas. Tapi kemudian cobalah mencegah stres dengan cara menerima secara ikhlas segala sesuatu yang terjadi sebagai hadiah dari Yang Maha Kuasa. Sadarilah bahwa semua yang terjadi pada esensinya merupakan yang terbaik untuk kita, serta tidak mungkin Dia mengizinkannya terjadi kecuali untuk ada hikmahnya.
IKM 2014-04