Vitiligo adalah sebuah penyakit kulit di mana terjadi kehilangan melanocyte/melanosit secara progresif, sehingga membuat area yang terkena menjadi memutih; atau disebut juga sebagai depigmentasi. Pada kulit yang sehat, terdapat sel-sel melanosit yang memproduksi melanin. Melanin adalah sel warna kecoklatan atau pigmen yang diproduksi dari asam amino tyrosine oleh melanosit. Pada penderita vitiligo terjadi proses penghancuran melanosit, sehingga tidak ada lagi yang bertugas memproduksi melanin.
Fakta Tentang Vitiligo
- Vitiligo dapat terjadi pada semua lokasi di permukaan kulit bahkan rambut.
- Sebenarnya vitiligo terjadi pada setiap ras, tapi semakin hitam warna kulit seseorang, semakin jelas terlihatnya.
- Insidensi vitiligo adalah 1 dari setiap 200 orang di seluruh dunia, atau sekitar 0.5%, walau pun ada yang efeknya minimal sehingga tidak kentara, namun ada yang efeknya terjadi di hampir seluruh tubuh.
- Tidak ada perbedaan insidensi antara pria dan wanita.
- Kecendrungan vitiligo diturunkan dalam keluarga, di mana 40% dari penderita memiliki keluarga yang juga penderita vitiligo.
- Vitiligo bukan penyakit menular, dan tidak termasuk penyakit yang dapat mengancam jiwa. Tapi tidak jarang penderitanya menjadi minder dan mengalami depresi.
- Mereka yang memiliki riwayat vitiligo dalam keluarga harus lebih siap, bila suatu saat mengalami hal yang sama.
- Faktor resiko lainnya adalah mereka yang memiliki penyakit autoimmune.
- Mereka yang bekerja pada industri yang secara signifikan terpapar dengan zat kimia phenol juga memiliki resiko.
- Kondisi stress fisik dan psikis akan mengganggu keseimbangan tubuh. Kondisi ini dapat membuat individu yang sudah memiliki kecendrungan akan lebih mudah terkena vitiligo atau meluasnya vitiligo yang sudah dimiliki sebelumnya.
Penyebab & Perjalanan Penyakit Vitiligo
Teori tentang penyebab dari vitiligo sangat banyak, dan masih belum bisa ditentukan mana yang paling tepat. Tapi ada kemungkinan terjadi karena interaksi antara faktor-faktor lingkungan dengan gen penderita yang mengarah pada penghancuran melanosit. Karena sistim pertahanan tubuh sendiri yang manghancurkan sel-sel melanosit tersebut, membuat vitiligo sering dimasukkan juga ke dalam kelompok penyakit autoimmune. Penderita vitiligo terkadang juga beresiko untuk terkena penyakit autoimmune lainnya juga seperti Addison’s disease, masalah tiroid seperti hiper dan hipotiroid, kencing manis, serta alopecia atau kebotakan.
Dalam banyak kasus, vitiligo sudah dimulai sejak muda sekitar usia 10-30 tahun. Hanya 5% saja gejala awalnya baru terlihat di atas usia 40 tahun. Walau pun vitiligo bukan merupakan penyakit serius, tetapi konsekuensi psikologis biasanya menjadi lebih nyata dari penyakitnya sendiri. Penderita dapat merasa minder, kurang percaya diri, menjauhkan diri dari kegiatan sosial, terganggu kehidupan percintaannya, hingga tidak jarang yang menjadi depresi.
Tanda dan Gejala Vitiligo
- Tanda dan Gejala Vitiligo adalah timbulnya bercak kehilangan warna sampai memutih pada kulit sehat, tanpa adanya kelainan atau keluhan lain pada atau sekitar lokasi.
- Sering timbul pada lokasi yang lebih sering terpapar sinar matahari, pada lipatan-lipatan kulit, pada bekas luka dan bekas sakit kulit (disebut sebagai fenomena Koebner), atau timbul di dekat lubang-lubang pada tubuh seperti sekitar mulut, sekitar lubang hidung, sekitar anus, dll.
- Pada anak-anak sering dimulai dengan timbul di sekeliling tahi lalat.
- Dapat tumbuh pada satu sisi lengan atau tungkai, yang disebut sebagai segmental vitiligo.
- Bila timbul pada lokasi yang biasa ditumbuhi rambut, maka pigmen rambut pun akan menghilang (leukotrichia), sampai berubah menjadi pirang seperti kasus albino.
- Walau pun jarang dapat juga mengenai bagian berwarna dari mata.
- Seiring dengan berjalannya waktu, lokasi yang kehilangan warna pigmen atau memutih tadi akan meluas sampai dapat terdapat pada sebagian besar atau semua permukaan tubuh.
- Tempat timbulnya vitiligo akan menjadi sensitif, sering terasa gatal, perih, dan mudah terbakar oleh sinar matahari.

- Saat pertama terlihat seperti gejala di atas, carilah pertolongan medis, untuk mencegah atau minimal memperlambat meluasnya vitiligo. Diagnosis dini sangat penting pada kasus vitiligo.
- Terutama bila memang sudah memiliki penyakit-penyakit autoimmune lainnya, harus segera ditangani oleh dokter.
- Bila vitiligo menjadi terasa gatal, perih, dan sensitif terhadap sinar matahari, agar diberikan penanganan medis untuk menghindari kerusakan kulit yang lebih parah.
- Bila dianggap sudah menjadi masalah kosmetik sampai batas mengganggu kehidupan sosial dan masalah psikis.
Penegakan Diagnosis Vitiligo
- Hanya dari anamnesis dan pemeriksaan fisik saja, biasanya dokter sudah dapat menegakkan diagnosisnya.
- Tapi, bila dirasakan perlu dokter dapat memeriksa sample kulit di bawah mikroskop yang akan memberikan gambaran hilangnya sel-sel melanosit dan adanya tanda-tanda inflamasi pada kulit.
- Dapat dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat adanya antibody terhadap melanosit.
- Ada beberapa penyakit yang gejalanya bisa mirip vitiligo seperti, infeksi jamur tinea versicolor atau panu, leukoderma lain seperti kehilangan pigmen yang terjadi sejak lahir (tanda lahir) dan sebuah kasus albino.
Penanganan Vitiligo
Dilakukan Sendiri
- Bila sudah mengetahui terkena vitiligo, segera konsultasikan ke dokter untuk mencari solusi mencegah meluasnya serta mencegah komplikasi dari vitiligo.
- Pakai sun screen dengan SPF tinggi pada daerah yang tidak tertutup oleh pakaian dan sudah timbul vitiligo bila akan melakukan aktivitas luar ruangan, untuk mencegahnya terbakar sinar matahari.
- Dapat menggunakan kosmetik yang bisa dibeli di apotek atau meminta resepnya kepada dokter.
- Laksanakan hal-hal yang disarankan oleh dokter, termasuk menggunakan obat-obatan serta fisio terapi secara rutin.
- Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan stress, baik fisik mau pun psikis.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan mencegah dan mengatasi komplikasi pada lokasi timbulnya vitiligo agar tidak menjadi gatal, terjadi iritasi, atau terbakar oleh sinar matahari.
- Untuk menghambat atau mencegah meluasnya vitiligo, ada beberapa cara yang biasa dilakukan dokter, pada awalnya akan memberikan resep-resep yang sifatnya kosmetik dan krim-krim steroid.
- Dokter juga biasa memberikan obat-obatan minum seperti steroid yang membantu efek steroid yang dioleskan di kulit, dan vitamin D yang juga membantu regenerasi dari kulit.
- Kemudian dokter bisa memberikan calcineurin inhibitor atau protopic ointment untuk mencegah kerusakan melanosit dan memberikan tubuh kesempatan memproduksi melanosit baru.
- Kemudian sering dilakukan foto therapy, menggunakan sinar UV-B (rentang 290-320 nm), yang disebut sebagai terapi monochromatic excimer laser.
- Cara yang sama menggunakan sinar UV-A (rentang 320-400 nm) yang dikombinasikan dengan obat prophyrins atau psoralen (obat yang teraktivasi dengan cahaya) terkadang berhasil merangsang produksi pigmen kulit.
- Terapi sinar UV harus dilakukan secara rutin dan berulang untuk memberikan hasil. Dan terapi ini bukan mencegah timbulnya vitiligo pada kasus baru, tapi hanya merangsang pigmentasi baru pada kasus vitiligo yang lama.
- Teknik menggunakan tattoo pada daerah vitiligo dapat juga dilakukan yang memberikan warna buatan seperti warna kulit sehat di sekitarnya. Tapi bila vitiligo meluas lebih dari batas tattoo, maka akan mulai terlihat kembali.
- Bila vitiligo sudah sangat luas, maka justru biasanya sisa kulit yang sehat akan dihilangkan melanositnya (depigmentasi) supaya menjadi putih semua. Teknik ini menggunakan obat-obatan monobenzyl ether atau hydroquinone, yang sering dikenal dengan istilah penyuntikan serum. Teknik ini ditengarai pernah dipakai oleh almarhum penyanyi pop rock terkenal di AS.
Operasi
Ada satu teknik operasi untuk vitiligo yaitu mencangkok secuil sel kulit ber-melanosit sehat, yang kemudian ditempatkan pada daerah yang terkena vitiligo. Bila berhasil tumbuh, maka pada lokasi vitiligo itu akan mulai tumbuh sel-sel melanosit baru dan mulai memproduksi melanin. Walau pun warna yang dihasilkan biasanya tidak benar-benar mirip dengan kulit sekitarnya, tapi vitiligo-nya dapat hilang pada lokasi tersebut.
Prognosis Vitiligo
- Tanpa diobati, vitiligo akan meluas secara perlahan tergantung dari sistim imunitas penderita dan tergantung dari faktor-faktor resiko yang ada.
- Dengan diobati, vitiligo juga akan tetap meluas. Namun usaha-usaha terapinya akan menekan kecepatan tumbuhnya dan dapat mencegah meluas semaksimal mungkin.
- Karena terapi penanganan vitiligo tidak murah, dan tidak jarang tidak ter-cover oleh asuransi kesehatan, maka banyak penderita yang pasrah dan pada akhirnya menerima kondisi mereka.
- Yang penting di sini adalah justru, banyak penderita vitiligo di dunia dapat hidup dengan normal dan menjalani kehidupannya secara baik pula.
Pencegahan Vitiligo
- Tidak ada cara untuk mencegah terjadinya vitiligo. Bila memang seseorang memiliki kecendrungan dan faktor-faktor resiko seperti di atas, ia bisa saja terkena vitiligo.
- Yang ada adalah usaha pencegahan agar vitiligo tidak terlalu cepat meluas, dan pencegahan agar vitiligo tidak terlihat terlalu jelas, dengan menggunakan cara-cara penanganan seperti yang sudah diuraikan di atas.