IBS atau Irrtable Bowel Syndrome, terjemahan bebas bahasa Indonesianya bisa menjadi “Sindroma Penernaan Terganggu”. Merupakan masalah pencernaan yang bersifat kronis dengan gejala umum keram dan nyeri di perut, perut kembung, dan gangguan buang air besar. Terkadang IBS juga dikatakan sebagai spastic colon (keram usus besar), functional bowel disease (penyakit pencernaan fungsional) dan mucous colitis (radang usus besar). Walau pun antara IBS dengan tiga kondisi di atas sebenarnya tidak benar-benar sama.
Fakta tentang IBS
- IBS tidak menular, bukan penyakit turunan, dan bukan merupakan suatu kondisi keganasan.
- Diperkirakan sekitar 20% orang dewasa di AS memiliki IBS satu waktu di dalam hidupnya.
- Lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
- Setengah dari kasusnya terjadi pada mereka yang berusia di bawah 35 tahun.
- IBS bisa terjadi dalam waktu yang sebentar, tapi dapat juga terjadi dalam kurun waktu yang panjang atau bersifat kronis.
Penyebab pasti dari IBS saat ini masih belum bisa ditentukan secara pasti. Namun oleh para ahli diperkirakan sbb.:
- Setelah adanya infeksi pada pencernaan dan diare (gastroenteritis).
- Alergi atau hipersensitif terhadap suatu makanan, walau pun belum pernah dibuktikan secara pasti.
- Gerakan pencernaan yang tidak normal. Gerakan yang terlalu pelan atau terlalu cepat ditemukan pada beberapa pendeirta, tapi tidak pada semuanya.
- Perubahan pada sistem persyarafan yang berkomunikasi antara otak dan organ pencernaan.
- Psikosomatis di mana seseorang terlalu khawatir akan pencernaannya.
- Kondisi stres dan pada wanita yang sedang menstruasi dapat memperburuk IBS, tapi diyakini bukan menjadi penyebab terjadinya IBS.
Gejala IBS
- Gejala IBS akan berbeda-beda pada setiap penderita, namun ada beberapa gejala yang umum terjadi sbb.:
- Keram pada perut dan berkurang nyerinya setelah BAB
- Bergantian antara kejadian sembelit dan mencret
- Perubahan pada konsistensi dan frekuensi feses
- Sering buang angin (flatulensi)
- BAB disertai dengan lendir
- Perut kembung.
- Gejala tersebut di atas, dapat terjadi sendiri-sendiri dan dapat terjadi bersamaan pada lebih dari satu gejala. Pada kejadian IBS kronis, gejala bisa tidak hilang sempurna dan terjadi secara hilang timbul.
- Sementara ada gejala masalah pencernaan lain yang bukan merupakan sebuah IBS, tapi tetap harus menjadi perhatian karena mungkin merupakan gejala dari kondisi medis lainnya:
- Adanya darah pada feses
- Fese berwarna kehitaman
- Mual dan muntah
- Demam
- Turun berat badan.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Bila merasakan gejala-gejala IBS seperti di atas
- Sudah pernah didiagnosis menderita IBS, kemudian terjadi gejala yang tidak seperti biasanya.
IBS merupakan suatu kondisi medis yang lumayan sulit untuk didagnosis secara pasti. Pemeriksaan penunjang diagnosis justru untuk mencari penyebab lain dari keluhan yang ada atau menggugurkan diagnosis lainnya. Baru setelah tidak ditegakkan diagnosis lain, maka diagnosis IBS ditegakkan. Pemeriksaan-pemeriksaan penunjang tersebut adalah:
- CT scan atau Rontgen BNO (perut dan usus halus)
- Colonoscopy
- Pemeriksaan laboratorium untuk sample darah dan feses.
Penanganan IBS
Dilakukan Sendiri
- Membuat food diary atau catatan setiap makanan dan minuman yang dimakan untuk menemukan pencetus pasti terjadinya IBS, karena bisa terjadi karena hipersensitif atau diare terhadap suatu jenis makanan
- Merubah jenis makanan yang dikonsumsi sebagai berikut:
- Mengurangi konsumsi produk susu (dairy products), tapi harus mengganti asupan kalsium dari sumber lainnya.
- Makan dengan wkatu yang teratur, dalam porsi yang lebih kecil dari biasanya, dan tidak makan teralalu cepat. Dengan cara ini akan dapat mengurangi insidensi keram perut dan diare.
- Memperbanyak sayuran, tapi menghindari jenis sayuran yang dapat menimbulkan gas dalam pencernaan seperti kol, bunga kol, brocoli, buncis, kacang panjang, dan kacang-kacangan lainnya.
- Menambah jenis makanan berkarbohidrat seperti nasi, pasta, dan roti.
- Mengurangi makanan berlemak.
- Mengurnagi makanan dengan kandungan gula yang tinggi.
- Minum banyak air putih, tapi hindari minuman bersoda, alkohol, dan yang ber-caffeine.
- Melakukan olah raga untuk memperbaiki gerakan penceranaan dan mengurangi stres.
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain karena rokok dapat memperburuk gejala IBS.
- Tidak mengunyah permen karet, karena saat mengunyah permen karet banyak udara yang tertelan yang akan memperburuk gejala IBS.
- Mengurangi stres dan mengatasi stres, dapat juga menyembuhkan IBS.
Dilakukan Dokter
- Dokter akan menyarankan kepada penderita hal-hal seperti di atas. IBS biasanya dapat teratasi tanpa obat dan hanya melalukan hal yang bisa dilakukan sendiri seperti di atas.
- Bila harus diberikan obat terutama pada penderita yang kronis, dokter biasa memberikan obat-obatan:
- Obat antispasmodic yang membantu memperlambat gerakan pencernaan di usus, sehingga mengurani kemungkinan terjadinya keram usus.
- Obat anti diare yang diberikan bila salah satu gejala IBS-nya adalah mencret.
- Obat pencahar yang diberikan bila terjadi gejala sembelit. Dengan berkurangnya sembelit, kejadian keram perut, dan kembung.
- Obat antidepressants yang diberikan bila dicurigai pencetus dari IBS merupakan kondisi psikis dan kejadian stres.
Pencegahan IBS
Karena penyebab pasti terjadinya IBS belum diketahui, maka tidak ada cara pasti untuk mencegah IBS. Tapi menghindari faktor pencetus yang bisa mengakibatkan IBS bisa dilakukan seperti:
- Menjaga kesehatan agar tidak terkena diare
- Menghindari makanan yang memang sudah diketahui mencetus alergi atau hipersensitivitas
- Makan secara teratur, tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu cepat
- Menghindari stres
- Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain
- Dan jangan terlalu khawatir terhadap fungsi tubuh yang sebenarnya dalam kondisi baik-baik saja, jangan sampai menjadi seorang hypochindriac.