Tidak terasa bulan puasa, bulan Ramadhan yang penuh berkah telah meninggalkan kita. Bulan yang berfaedah buat kondisi mental, kesehatan psikis dan fisik ini telah kita lewati dan berganti dengan hari penuh kemenangan, Hari Raya Idul Fitri. Tetapi alangkah sayangnya apabila di hari kemenangan itu kita malah menderita sakit yang disebabkan kita lalai menjaga kesehatan dan lalai menjaga pola makan kita. Ibarat ”balas dendam” ada orang yang merasa dikekang saat bulan puasa, sehingga akibatnya mudah ditebak; penyakit-penyakit yang lama akan muncul, dan penyakit-penyakit khas lebaran sering kali ikut ‘mengunjungi’ kita. Sebenarnya bukan makanan yang harus kita permasalahkan, tapi bagaimana kita bisa membatasi diri dari makanan-makanan 'berbahaya' tersebut, dan menahan diri dari 'godaan' agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan bertambah berat.
Fakta Kesehatan di Bulan Syawal
- Berat badan yang berhasil diturunkan di bulan Ramadhan, dalam beberapa hari saja sudah naik kembali. Bahkan melebihi dari berat badan sebelum puasa.
- Penyakit-penyakit metabolisme kembali kambuh seperti hipertensi, kolesterol dan trigliserida tinggi, kencing manis, asam urat, dan lain-lain yang selama bulan Ramadhan sudah dapat terkontrol.
- Penyakit lain yang sering dikeluhkan saat lebaran antara lain: sakit kepala, sakit perut, dan batuk-pilek-radang tenggorokan.
1. Sakit Kepala
Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, bahwa sakit kepala merupakan suatu keluhan yang dapat disebabkan oleh banyak sekali penyakit di tubuh manusia. Sehingga sakit kepala pun menjadi keluhan yang sering dikeluhkan di saat-saat lebaran. Paling sering penyebabnya adalah karena kejadian infeksi di tubuh, seperti sakit gigi dan gigi berlubang, infeksi pada THT, dan masalah pada pencernaan seperti sakit maag yang kambuh dan diare. Berarti untuk terhindar dari sakit kepala saat lebaran, seseorang harus menjaga kesehatannya agar tidak terkena penyakit-penyakit pencetus sakit kepala tersebut.
2. Sakit Perut
Sakit perut merupakan keluhan yang juga sering dikeluhkan saat lebaran. Bagaimana tidak, karena banyak yang lupa untuk mengontrol pola makannya saat lebaran. Tubuh sudah dilatih untuk bekerja secara teratur, dan pencernaan sedang dalam tahap yang sangat sehat setelah sebulan melewati masa ‘Kawah Chandra di Muka”. Tapi dengan beberapa hari dan satu-dua minggu di bulan Syawal saja, keteraturan tersebut menjadi berantakan akibat hal-hal sebagai berikut:
- Pola makan yang biasanya teratur saat sahur dan buka puasa, di bulan Syawal tiba-tiba selalu dijejali dengan makanan dan minuman tanpa mengenal waktu lagi.
- Jenis makanan yang biasanya teratur dengan empat sehat lima sempurna, di bulan Syawal malah komposisi makanan menjadi tidak sehat dan sering kali tidak lengkap.
- Jumlah makanan yang biasanya teratur dan dibatasi, di bulan Syawal ‘bendungannya’ seperti jebol dengan mengkonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah yang berlebihan.
Tidak heran di bulan Syawal sering kali terjadi keluhan-keluhan sakit perut yang biasanya disebabkan oleh:
- Gastroenteritis. Merupakan infeksi dan atau peradangan pada saluran pencernaan dengan manifestasi diare yang bisa pula disertai oleh mual dan muntah.
- Dyspepsia syndrome dan gastritis. Yaitu sakit maag dan naiknya asam lambung. Orang yang tidak memiliki riwayat sakit maag saja sering menderita ini saat lebaran, apa lagi orang yang memang sudah memiliki sakit maag.
- IBS (Irritable Bowel Syndrome) atau sindroma pencernaan yang terganggu yang sudah pernah dibahas juga di sini. Merupakan sindroma akibat pencernaan bekerja tidak sebagaimana mestinya.
3. Batuk-Pilek-Radang Tenggorokan
Saat lebaran adalah saat silaturahmi, maka pertemuan manusia amat massif dari berbagai penjuru saling bertemu. Bila ada yang tidak menjaga kesehatannya dan sudah sakit, kemudian bertemu dengan orang yang belum sakit, maka penyakitnya akan mudah tertular. Yang paling sering adalah batuk-pilek-radang tenggorokan. Ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
- Merokok dan asap rokok orang lain. Perokok aktif, apa lagi perokok pasif selama bulan Ramadhan sudah bisa terhindar dari paparan asap rokok minimal di saat siang hari. Tiba-tiba menjadi amat tidak terbatas dan sulit dihindari di saat lebaran. Asap rokok sudah tentu merupakan penyebab dari 1001 macam penyakit dan yang paling sering adalah penyakit pernafasan. Asap rokok akan membuat daya tahan pada system pernafasan ‘jebol’ dan amat mudah menderita infeksi.
- Mereka yang sudah sakit, sering batuk atau bersin dengan menutupnya dengan tangan. Tangan yang telah terpapar oleh droplets tadi tidak dicuci kemudian bersalaman dengan banyak sekali orang, sehingga menulari penyakit kepada orang lain.
- Banyak jenis makanan dan minuman yang mengiritasi saluran pernafasan, seperti yang terlalu banyak mengandung minyak, yang bersoda, dan pada orang yang alergi dan lupa menjaga jenis makanan yang dikonsumsinya. Hal-hal ini dapat menyebabkan peradangan pada tenggorokan.
Terutama yang telah menderita penyakit metabolisme harus menjaga diet-nya seperti di bawah ini:
1. Penderita Hipertensi dan Kadar Lemak Darah Tinggi
- Lebih merendahkan asupan natrium;
- Lebih mengurangi asupan lemak, dengan lebih mengutamakan protein dari sumber ikan dari pada hewan darat;
- Menghindari seafood yang bukan ikan;
- Menambah porsi serat dan sayuran.
2. Penderita Asam Urat Tinggi
- Menghindari makanan yang mengandung purin tinggi;
- Intinya adalah menghindari jeroan dan kacang-kacangan.
3. Penderita Kencing Manis
- Menghindari yang manis;
- Lebih mengurangi karbohidrat kompleks dan menggantikannya dengan karbohidrat yang berindeks glikemik rendah seperti kentang;
- Memakai pemanis/gula yang rendah kalori;
- Menghindari cemilan, karena hampir semua cemilan mengandung karbohidrat;
- Makan secara teratur dan terjadwal.
4. Penderita Obesitas
- Mengkonsumsi makanan dengan kalori lebih rendah dari pada yang terpakai, sehingga lambat laun berat badan akan turun.
- Berhenti makan pada jam 19.30, tidak ada kaitannya akan tidur jam berapa pun. Karena makanan yang dikonsumsi pada malam hari akan ditumpuk menjadi lemak. Ini disebabkan karena pada malam hari sudah terjadi proses anabolisme, sehingga tidak boleh dimasukkan lagi makanan, apa lagi yang berkalori tinggi.
Mencegah Sakit Saat Lebaran
Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan, ada dalam keseimbangan kebutuhan, tidak lebih namun juga tidak kurang dari kebutuhan. Tanda dari keseimbangan ini adalah berat badan yang senantiasa stabil. Seperti yang ada dalam panduan agama bahwa kita tidak boleh makan dan minum secara berlebihan, karena semua yang berlebihan itu tidak baik. Diet sendiri berarti sangat luas yaitu apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita. Terdiri dari makanan, minuman, dan lain-lain, di mana rokok termasuk di dalamnya. Karena sudah pasti untuk menjalani diet sehat berarti harus menjauhi rokok dan asap rokok.
Kemudian masyarakat saat suasana lebaran terdapat kecenderungan menderita kekurangan vitamin, sehingga selaput lendir mulut cenderung pecah-pecah. Kadang-kadang gusi sampai berdarah. Hal ini terjadi karena dapur beristirahat, hidangan lebaran selalu dihangatkan sebelum disantap. Memang praktis, opor ayam atau sayur lodeh misalnya, sebelum disantap cukup dihangatkan. Bahkan makin lama rasanya makin lezat. Namun, hidangan yang demikian sudah kehilangan sejumlah vitamin. Proses memasak yang lama dan berkali-kali, yaitu setiap kali akan dihidangkan, praktis seluruh vitamin yang larut dalam air, vitamin B dan C, akan hilang atau berkurang.
Di samping itu, makanan yang mengandung lemak tinggi serta aktivitas fisik seperti olahraga yang berkurang, sering menimbulkan keluhan sembelit.
Karena itu, kita perlu mempertimbangkan untuk mengubah pola menu lebaran. Menu lebaran dapat dibuat lebih bervariasi, bukan hanya menu tradisional khas lebaran saja. Misalnya menghidangkan pula gado-gado lengkap. Atau menambahnya dengan sayuran segar sebagai lalapan. Lalapan dapat berupa irisan tomat, kacang panjang dan sebagainya. Di samping dapat mencukupi kebutuhan vitamin yang terbuang akibat proses penghangatan yang terus menerus, juga mencegah timbulnya sembelit.
Jika ada keberanian, buatlah hidangan lebaran yang agak lain dari biasa. Baik sekali menghidangkan buah-buahan segar yang langsung dikupas dari kulitnya, sebagai pengganti cake dan aneka kue. Dalam suasana lebaran tahun ini dapat disajikan jeruk apel maupun mangga segar untuk pendamping sajian khas lebaran. Demikian pula sari buah, baik pula untuk mengganti berbagai minuman manis.
Puasa Syawal
Sengaja dipisahkan bahasannya di sini, dan merupakan cara pamungkas untuk menjaga kesehatan di bulan Syawal adalah dengan menjalani puasa Syawal. Puasa Syawal amat sangat besar manfaatnya sebagai berikut:
- Menenangkan dan menahan diri. Dengan melakukan puasa Syawal selain mendapat pahala seperti menjalani puasa setahun penuh, diri akan menjadi tenang. Hormon-hormon stres seperti adrenalin dan cortisol akan terkontrol serta hormone-hormon bahagia seperti endorphin dan serotonin akan membanjiri tubuh orang yang melaksanakannya.
- Dengan kembali berpuasa saat makanan biasanya berlimpah baik dari jenis dan jumlahnya, akan membatasi tubuh untuk mengkonsumsi lebih dari yang dibutuhkannya. Dengan demikian, penyakit-penyakit yang dibahas di atas akan dapat dihindari.
- Basal metabolisme yang sedang rendah setelah sebulan berpuasa amat sensitif terhadap asupan kalori. Sehingga amat sangat mudah untuk tubuh kembali gemuk dan naik berat badannya. Bagi yang sudah berhasil turun berat badannya atau bagi yang memang ingin kurus, puasa Syawal akan mencegah berat badan kembali naik. Ini terjadi karena tubuh kembali pada pola makan tiga kali sehari dengan cara perlahan dan tidak tiba-tiba.