Pendahuluan
Medical & Health Tourism bukanlah sesuatu yang baru. Sudah tercatat dalam sejarah sejak zaman Romawi, orang bepergian dari negaranya ke lokasi yang menawarkan perawatan penyembuhan atau spa-spa kesehatan. Medical Tourism adalah suatu perjalanan karena alasan kesehatan yang lebih cenderung menyangkut tindakan medis pengobatan (cure), operasi dan/atau tindakan medis lainnya, yang dilakukan terhadap penderita suatu penyakit atau kelainan kondisi kesehatannya. Berbeda dengan Health tourism, yang merupakan suatu pariwisata kesehatan bertujuan untuk pemeliharaan dan/atau pemulihan kesehatan, dilakukan oleh orang yang sehat, tidak menderita suatu penyakit, atau orang yang baru sembuh.
Fakta Tentang Medical & Health Tourism
- Medical Tourism lebih bersifat kuratif atau pengobatan sedangkan Health Tourism lebih bersifat rehabilitatif dan preventif atau pencegahan.
- Menurut “Discover Medical Tourism” (2000), medical tourism lebih terfokus pada “surgical procedures” atau prosedur operasi sedangkan health tourism lebih banyak dihubungkan dengan konsep sebuah resort yang dirancang untuk tujuan relaksasi, mencari ketenangan, serta peningkatan kebugaran tubuh.
- Namun antara istilah medical & health tourism sebenarnya dianggap dua hal yang tidak jauh berbeda menurut anggapan para konsumen atau wisatawan.
- Setiap tahun jutaan orang bepergian antar negara di dunia karena alasan kesehatannya dengan tujuan pengobatan.
Di Asia, untuk Medical Tourism Jepang dan Singapore menempati urutan pertama dan kedua sebagai negara yang memberikan pelayanan klinis terbaik. Peringkat ini diperoleh karena kerja keras dan visi pemerintah mereka yang mengedepankan pendidikan bagi tenaga kesehatan mereka, mengembangkan infrastruktur serta memiliki program prioritas yaitu global medical tourism yang menjadikan negara mereka menjadi tujuan wisata kesehatan kelas dunia. Kerja keras semua sektor yang menunjang seperti pariwisata, pendidikan dan kesehatan menjadikan mereka terdepan dalam bidang medical tourism.
Sementara Trend Health tourism juga semakin meningkat baik pada tingkat global dan regional yang memberikan pelayanan medical service, medical surgical clinic, medical wellness centers and spa, leisure and recreation spa. Layanan ini tersebar hampir merata di beberapa kawasan seperti Eropa, Amerika, Asia, serta Australia & Selandia Baru. Serta belakangan di Dubai Medical City yang menawarkan teknologi kelas dunia untuk keahlian medis dan pengobatan.
Menurut Smith dan Puczkó, (2009: p253) health and wellness tourism dapat dikembangkan berdasarkan bahan-bahan atau aset yang telah tersedia pada suatu daerah (existing assets for health and wellness tourism) atau diadakan berdasarkan kebutuhan atau permintaan (use of existing assets). Yang termasuk dalam existing assets for health and wellness tourism adalah (1) natural healing assets, (2) indigenous healing traditions, (3) medical service, (4) nature, dan (5) spiritual traditions. Sedangkan yang termasuk pada use existing assets adalah (1) medical/ surgical clinic or hospital, (2) medical/therapeutic hotel/clinic spas, (3) medical wellness center or spas (4) leisure and recreation spas,(5) Hotel and resort spa, dan (6) holistic retreats.
Alasan Orang Melakukan Medical & Health Tourism
Dari Negara Maju ke Lokasi Lainnya
- Karena lebih murah. Biaya perawatan dan pengobatan di negara maju sangat mahal, jadi lebih murah bagi mereka mencarinya di lokasi lain di luar negeri.
- Karena tidak punya asuransi kesehatan. Bagi yang tidak memiliki asuransi kesehatan di negaranya maka akan lebih optimal perawatan dilakukan di luar negeri.
- Karena waktu tunggu yang lama. Waktu tunggu untuk mendapatkan perawatan di negaranya lebih lama dibandingkan dengan didapatkan di luar negeri.
- Karena adanya pelayanan atau cara pengobatan baru, yang belum ada di negaranya.
Dari Negara Berkembang ke Negara Maju
- Karena mencari dokter atau tenaga ahli khusus,
- Karena mencari fasilitas medis yang lebih lengkap dan terkonsentrasi,
- Karena mencari pelayanan medis dan non medis yang lebih baik,
- Karena sengaja melakukannya sambil berdarma-wisata.
Karena sangat banyak negara-negara yang ikut memasarkan Medical & Health tourism, bisa menjadi hal yang sulit untuk memilihnya. Dalam banyak hal, sebenarnya mirip seperti memilih tujuan berlibur, karena banyak yang menawarkan lokasi yang tenang, di pinggir pantai, atau suasana pegunungan. Satu hal yang harus diingat, bahwa fasilitas non medisnya harus seimbang dengan fasilitas dan pelayanan medis yang ditawarkan.
Berikut yang harus menjadi pertimbangan:
- Standar yang dipakai dalam memberikan pelayanan kesehatannya,
- Kualitas dan reputasi tempat tujuan selama ini,
- Fasilitas dan peralatan serta teknologi medis yang dipakai,
- Spesialisasi dan keahlian serta staf pendukung,
- Berapa jauh dari tempat tinggal dan di mana lokasinya,
- Bila untuk melakukan operasi pertimbangkan bagaimana perjalanan sebelum dan sesudah operasi,
- Berapa biaya transportasi dan akomodasi di sana,
- Apa saja fasilitas-fasilitas untuk turis yang ada,
- Seberapa asing nantinya saat berada di sana,
- Apakah ada masalah hukum dalam tindakan yang akan dilakukan.
Kesalahan Lazim yang Dilakukan dalam Medical & Health Tourism
- Tidak melakukan research yang cukup sebelum berangkat,
- Lebih memilih lokasi dari pada pelayanan kesehatannya,
- Tidak mempertimbangkan semua biaya yang sekiranya dikeluarkan,
- Memiliki ekspektasi atau harapan yang terlalu tinggi,
- Tidak membaca secara baik kontrak atau inform consent,
- Adanya hambatan bahasa,
- Pergi sendirian.
Potensi Medical and Health Tourism di Indonesia
Medical Tourism di Indonesia dapat berkembang dengan didukung oleh komitmen pemerintah yang kuat untuk membenahi sistem pendidikan, jenjang karir dokter, pendidikan berkelanjutan yang difasilitasi, kemampuan manajemen pariwisata, infrastruktur fasilitas kesehatan yang modern, serta adanya visi yang tajam bagi para stakeholder bahwa Indonesia bisa menjadi daerah tujuan wisata kesehatan dunia. Sehingga diharapkan bahkan mampu menghasilkan devisa negara yang mungkin dapat mengganti sektor migas.
Menurut Rogayah, (2007) hampir di setiap wilayah Indonesia dapat ditemukan pariwisata kesehatan yang dapat dikembangkan; hal tersebut dapat dipahami mengingat Indonesia merupakan kepulauan yang kaya akan alam yang tersebar baik di lima pulau terbesar di Indonesia maupun di beribu pulau kecil lainnya. Namun sayang sekali data tentang keberadaan pariwisata kesehatan yang belum dikembangkan dan masih sangat alami belum dapat diketahui dengan pasti.
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, penggunaan rempah-rempah, bumbu-bumbuan dan tumbuh-tumbuhan seperti padi, kelapa, jahe dan lainnya untuk digunakan sebagai bahan penyembuhan dan relaksasi (rejuvenate) yang bersifat holistik sudah merupakan kebiasaan turun temurun dan sebagian telah dikemas menjadi industri spa. Terlihat pada sepuluh tahun terakhir ini spa and wellness berkembang sangat cepat di Indonesia khususnya di Bali, dan industri ini menghasilkan pendapatan yang tinggi (Widjaya, 2011).
Selama ini health and wellness khususnya Spa, lebih identik untuk kecantikan dan kebugaran tubuh, namun seiring dengan berkembangnya kreatifitas dan inovasi para penyedia jasa, dengan digabungkan-nya Spa dan herbal therapy; selain mendapat cantik, seseorang juga mendapat banyak manfaat untuk penyembuhan berbagai penyakit (Sugianto, 2010).
Sehingga terlihat sejauh ini, untuk perkembang-an health tourism belum banyak disadari bisa menjadi potensi bisnis yang sangat potensial di Indonesia, karena Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk kedua pengembangan, medical & health tourism tersebut.
IKM 2014-12